{"title":"AL-QUR’AN DAN FENOMENA SALAH TULIS (Studi atas al-Qur’an dalam Tradisi Lisan dan Tulisan)","authors":"Derhana Bulan Dalimunthe","doi":"10.30762/QOF.V3I1.1137","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak \nTulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana fenomena salah tulis al-Qur’an dalam dunia Muslim itu terjadi. Disadari atau tidak, sebagian umat Muslim sering salah dalam menuliskan ayat al-Qur’an meski ia menghafalnya. Berdasarkan analisis sejarah, fenomena yang seperti ini sangat mungkin terjadi. Fenomena salah tulis al-Qur’an terbentuk adalah karena dominannya pentransmisian al-Qur’an secara lisan, bukan tulisan. Petransmisian ini dilakukan sejak masa Nabi sampai sekarang. Meski al-Qur’an sudah berada dalam tradisi tulis, namun sejatinya tradisi tulis tersebut hanya untuk memperkuat kelisanan al-Qur’an. Kemudian seberapa besar kesadaran masyarakat akan tradisi lisan dan tulisan juga turut mempengaruhinya. Bagi mereka yang hanya memiliki kesadaran, lisan salah tulis adalah hal yang lumrah. Namun, bagi mereka yang memiliki kesadaran tulisan, salah tulis adalah hal yang tabu. Dalam masyarakat Muslim sendiri justru kesadaran tulis belum mendominasi dalam diri masyarakatnya secara penuh. \n \n \nAbstract \n \nThis paper aims to see how the phenomenon of mistakenly written of the Qur'an in the Muslim world took place. Realized or not, some Muslims are often wrong in writing verses of the Qur'an even though he memorized it. Based on historical analysis, this phenomenon is very likely to occur. The phenomenon of mistakenly written of the Qur'an was formed because of the dominance of transmitting the Qur'an orally, not writing. This transmission has been carried out since the time of the Prophet until now. Although the Qur'an is already in the tradition of writing, but true writing tradition is only to strengthen the allegiance of the Qur'an. Then how much public awareness of oral and written traditions also influenced him. For those who have only consciousness, written oral misconduct is commonplace. However, for those who have written consciousness, mis-writing is taboo. In the Muslim community itself the written consciousness has not yet dominated in its society in full.","PeriodicalId":33702,"journal":{"name":"QOF","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"QOF","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30762/QOF.V3I1.1137","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak
Tulisan ini bertujuan untuk melihat bagaimana fenomena salah tulis al-Qur’an dalam dunia Muslim itu terjadi. Disadari atau tidak, sebagian umat Muslim sering salah dalam menuliskan ayat al-Qur’an meski ia menghafalnya. Berdasarkan analisis sejarah, fenomena yang seperti ini sangat mungkin terjadi. Fenomena salah tulis al-Qur’an terbentuk adalah karena dominannya pentransmisian al-Qur’an secara lisan, bukan tulisan. Petransmisian ini dilakukan sejak masa Nabi sampai sekarang. Meski al-Qur’an sudah berada dalam tradisi tulis, namun sejatinya tradisi tulis tersebut hanya untuk memperkuat kelisanan al-Qur’an. Kemudian seberapa besar kesadaran masyarakat akan tradisi lisan dan tulisan juga turut mempengaruhinya. Bagi mereka yang hanya memiliki kesadaran, lisan salah tulis adalah hal yang lumrah. Namun, bagi mereka yang memiliki kesadaran tulisan, salah tulis adalah hal yang tabu. Dalam masyarakat Muslim sendiri justru kesadaran tulis belum mendominasi dalam diri masyarakatnya secara penuh.
Abstract
This paper aims to see how the phenomenon of mistakenly written of the Qur'an in the Muslim world took place. Realized or not, some Muslims are often wrong in writing verses of the Qur'an even though he memorized it. Based on historical analysis, this phenomenon is very likely to occur. The phenomenon of mistakenly written of the Qur'an was formed because of the dominance of transmitting the Qur'an orally, not writing. This transmission has been carried out since the time of the Prophet until now. Although the Qur'an is already in the tradition of writing, but true writing tradition is only to strengthen the allegiance of the Qur'an. Then how much public awareness of oral and written traditions also influenced him. For those who have only consciousness, written oral misconduct is commonplace. However, for those who have written consciousness, mis-writing is taboo. In the Muslim community itself the written consciousness has not yet dominated in its society in full.