Kajian Kesesuaian Standar Cemaran Kimia (Logam Berat dan PAH) pada Produk Perikanan di Indonesia dengan Standar Negara Lain dan Codex

Oryssa Sathalica Pradianti, W. P. Rahayu, Ratih Dewanti Hariyadi
{"title":"Kajian Kesesuaian Standar Cemaran Kimia (Logam Berat dan PAH) pada Produk Perikanan di Indonesia dengan Standar Negara Lain dan Codex","authors":"Oryssa Sathalica Pradianti, W. P. Rahayu, Ratih Dewanti Hariyadi","doi":"10.15578/JPBKP.V14I1.560","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"AbstrakPangan dapat terkontaminasi oleh cemaran kimia karena penanganan dan pengolahan pangan yang tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi mayoritas penyebab penolakan produk perikanan Indonesia, 2) menelaah standar cemaran kimia pada produk perikanan, khususnya logam berat yang ada di Indonesia, Codex  Alimentariurs Commision (CAC) dan negara-negara lain, serta 3) memberikan rekomendasi bagi pemerintah selaku regulator dalam proses perumusan suatu standar. Dokumen standar cemaran kimia pada produk perikanan dikumpulkan dari dokumen/peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), CAC, dan 11 negara lain yaitu Uni Eropa, Kanada, China, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 164 notifikasi penolakan produk perikanan Indonesia di Uni Eropa, Kanada, dan Korea Selatan selama 10 tahun (2008-2017), penolakan produk perikanan tertinggi disebabkan oleh adanya cemaran kimia merkuri dan metilmerkuri pada ikan todak sebesar 27%, kadmium pada gurita sebesar 5% dan benzo[a]piren pada ikan asap sebesar 3%. Batas maksimum cemaran kimia untuk arsen, kadmium, dan timbal (pada ikan predator) di Indonesia yang terdapat pada Peraturan Kepala (Perka) BPOM Nomor 5 Tahun 2018 lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di SNI 7387:2009 maupun yang ditetapkan oleh CAC serta negara lain. Indonesia telah menetapkan batas maksimum benzo[a]piren pada ikan asap, sementara itu CAC hanya menetapkan code of practice terhadap benzo[a]piren. Peraturan cemaran logam berat belum sepenuhnya dipedomani oleh para eksportir sehingga masih terdapat penolakan produk perikanan Indonesia. Hal ini menunjukkan masih perlu dilakukan pengawasan terkait kandungan logam berat yang terdapat pada produk perikanan di Indonesia. Code of practice terkait proses pengolahan pangan direkomendasikan untuk diterbitkan guna meminimalisir kandungan benzo[a]piren. Compliance Assessment of Chemical Contaminant Standard (Heavy Metal and PAH) for Fishery Products in Indonesia with those of Other Countries and CodexAbstractFood can be contaminated by chemical contamination through inappropriate food handling and processing. The purpose of this study aims to: 1) identify the chemical contamination caused majority of the rejection of Indonesia fishery products, 2) reviewing the chemical standards of contamination fishery products in Indonesia, Codex Alimentariurs Commision (CAC) and other countries, and 3) provide recommendations for the setting of chemical contamination standards in fishery products. Chemical contamination standards were collected from regulations issued by the Indonesia National Agency of Drug and Food Control (NADFC), National Standardization Agency of Indonesia, CAC, and 11 other countries: European Union/EU, Canada, China, South Korea, Vietnam, United States of America, Japan, Malaysia, Singapore, Thailand, and Australia. The results showed that in the 10 years period (2008-2017), there were 164 rejection notifications in EU, Canada, and South Korea and the highest rejection was caused by chemical contamination i.e. 27% caused by mercury and methylmercury in swordfish, 5% caused by cadmium in octopus and 3% caused by benzo[a]pyrene in smoked fish. The maximum limit of chemical contamination for arsenic, cadmium, and lead (predatory fish) in Indonesia as stated in the Regulation of the Head of NADFC Number 5 of 2018 lower than the maximum limit set in SNI 7387: 2009 and sets in CAC and other countries. Indonesia set the maximum limit for benzo[a]pyrene in smoked fish, whereas CAC published the code of practice to avoid a benzo[a]pyrene formation. Regulations of maximum limit for heavy metal contamination have not been fully guided by fisheries exporters, so that there was still rejection of Indonesian fishery products. The action needed is tightening the monitoring of heavy metal in fishery products in Indonesia. Code of practice to avoid benzo[a]pyrene formation is recommended to set up to minimize the benzo[a]pyrene formation on food processing.    ","PeriodicalId":31542,"journal":{"name":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pascapanen dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15578/JPBKP.V14I1.560","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

AbstrakPangan dapat terkontaminasi oleh cemaran kimia karena penanganan dan pengolahan pangan yang tidak sesuai. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mengidentifikasi mayoritas penyebab penolakan produk perikanan Indonesia, 2) menelaah standar cemaran kimia pada produk perikanan, khususnya logam berat yang ada di Indonesia, Codex  Alimentariurs Commision (CAC) dan negara-negara lain, serta 3) memberikan rekomendasi bagi pemerintah selaku regulator dalam proses perumusan suatu standar. Dokumen standar cemaran kimia pada produk perikanan dikumpulkan dari dokumen/peraturan yang dikeluarkan oleh Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Badan Standardisasi Nasional (BSN), CAC, dan 11 negara lain yaitu Uni Eropa, Kanada, China, Korea Selatan, Vietnam, Amerika Serikat, Jepang, Malaysia, Singapura, Thailand, dan Australia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 164 notifikasi penolakan produk perikanan Indonesia di Uni Eropa, Kanada, dan Korea Selatan selama 10 tahun (2008-2017), penolakan produk perikanan tertinggi disebabkan oleh adanya cemaran kimia merkuri dan metilmerkuri pada ikan todak sebesar 27%, kadmium pada gurita sebesar 5% dan benzo[a]piren pada ikan asap sebesar 3%. Batas maksimum cemaran kimia untuk arsen, kadmium, dan timbal (pada ikan predator) di Indonesia yang terdapat pada Peraturan Kepala (Perka) BPOM Nomor 5 Tahun 2018 lebih rendah dibandingkan dengan yang terdapat di SNI 7387:2009 maupun yang ditetapkan oleh CAC serta negara lain. Indonesia telah menetapkan batas maksimum benzo[a]piren pada ikan asap, sementara itu CAC hanya menetapkan code of practice terhadap benzo[a]piren. Peraturan cemaran logam berat belum sepenuhnya dipedomani oleh para eksportir sehingga masih terdapat penolakan produk perikanan Indonesia. Hal ini menunjukkan masih perlu dilakukan pengawasan terkait kandungan logam berat yang terdapat pada produk perikanan di Indonesia. Code of practice terkait proses pengolahan pangan direkomendasikan untuk diterbitkan guna meminimalisir kandungan benzo[a]piren. Compliance Assessment of Chemical Contaminant Standard (Heavy Metal and PAH) for Fishery Products in Indonesia with those of Other Countries and CodexAbstractFood can be contaminated by chemical contamination through inappropriate food handling and processing. The purpose of this study aims to: 1) identify the chemical contamination caused majority of the rejection of Indonesia fishery products, 2) reviewing the chemical standards of contamination fishery products in Indonesia, Codex Alimentariurs Commision (CAC) and other countries, and 3) provide recommendations for the setting of chemical contamination standards in fishery products. Chemical contamination standards were collected from regulations issued by the Indonesia National Agency of Drug and Food Control (NADFC), National Standardization Agency of Indonesia, CAC, and 11 other countries: European Union/EU, Canada, China, South Korea, Vietnam, United States of America, Japan, Malaysia, Singapore, Thailand, and Australia. The results showed that in the 10 years period (2008-2017), there were 164 rejection notifications in EU, Canada, and South Korea and the highest rejection was caused by chemical contamination i.e. 27% caused by mercury and methylmercury in swordfish, 5% caused by cadmium in octopus and 3% caused by benzo[a]pyrene in smoked fish. The maximum limit of chemical contamination for arsenic, cadmium, and lead (predatory fish) in Indonesia as stated in the Regulation of the Head of NADFC Number 5 of 2018 lower than the maximum limit set in SNI 7387: 2009 and sets in CAC and other countries. Indonesia set the maximum limit for benzo[a]pyrene in smoked fish, whereas CAC published the code of practice to avoid a benzo[a]pyrene formation. Regulations of maximum limit for heavy metal contamination have not been fully guided by fisheries exporters, so that there was still rejection of Indonesian fishery products. The action needed is tightening the monitoring of heavy metal in fishery products in Indonesia. Code of practice to avoid benzo[a]pyrene formation is recommended to set up to minimize the benzo[a]pyrene formation on food processing.    
对印尼其他国家和法典中渔业产品的重金属和多环芳烃标准匹配进行研究
由于不恰当的处理和提取食物,潘甘可能会受到化学污染。这项研究的目的是:1)确定拒绝印尼国防产品的大多数原因,2)在印度尼西亚、食品法典委员会(CAC)和其他国家制定国防产品化学污染标准,特别是重金属污染标准,3)在制定标准的过程中向政府作为监管机构提出建议。处理产品的标准化学污染文件由药品和食品监督机构(BPOM)、国家标准化机构(BSN)、CAC和其他11个国家发布的文件/规则汇编而成,这些国家包括欧盟、加拿大、中国、韩国、越南、美国、日本、马来西亚、新加坡、泰国和澳大利亚。研究表明,在欧盟、加拿大和韩国10年(2008-2017年)的164份拒绝接受印度尼西亚乳制品的通知中,拒绝接受乳制品的次数最多,原因是金枪鱼中的化学汞和甲基汞污染占27%,沙漠中的镉占5%,熏鱼中的苯并[a]芘占3%。2018年第5号BPOM主要规则(白银)中规定的印度尼西亚砷、镉和木材(对食肉鱼类)的最高化学污染限值低于SNI 7387:2009或CAC和其他国家规定的限值。印度尼西亚对熏鱼设定了苯并[a]芘的最高限量,而CAC只对苯并[a]芘制定了操作规程。重金属污染的规定还没有完全适用于出口商,因此印尼产品仍然遭到拒绝。这表明印度尼西亚仍然需要监测重金属含量。建议通过尽量减少苯并[a]芘含量来发布与营养过程相关的操作规程。[UNK]印度尼西亚渔业产品化学污染物标准(重金属和多环芳烃)与其他国家和CodexAbstracts的合规性评估食品可能因不适当的食品处理和加工而受到化学污染。本研究的目的是:1)确定印度尼西亚渔业产品被拒绝的大部分原因是化学污染,2)审查印度尼西亚、食品法典委员会(CAC)和其他国家的污染渔业产品化学标准,3)为制定渔业产品化学污染标准提供建议。化学污染标准来自印度尼西亚国家药品和食品控制局(NADFC)、印度尼西亚国家标准化机构、CAC和其他11个国家发布的法规:欧盟/欧盟、加拿大、中国、韩国、越南、美利坚合众国、日本、马来西亚、新加坡、泰国和澳大利亚。结果显示,在10年期间(2008-2017年),欧盟、加拿大和韩国共有164份拒绝通知,其中最高的拒绝通知是由化学污染引起的,即箭鱼中的汞和甲基汞占27%,章鱼中的镉占5%,熏鱼中的苯并[a]芘占3%。2018年第5号NADFC负责人条例中规定的印度尼西亚砷、镉和铅(掠食性鱼类)的化学污染最高限值低于SNI 7387:2009和CAC及其他国家规定的最高限值。印度尼西亚设定了熏鱼中苯并[a]芘的最高限量,而CAC发布了避免苯并[a]芘形成的行为准则。渔业出口商没有完全指导重金属污染最高限度的规定,因此印度尼西亚的渔业产品仍然遭到拒绝。需要采取的行动是加强对印度尼西亚渔业产品中重金属的监测。建议制定避免苯并[a]芘形成的操作规程,以最大限度地减少食品加工中苯并[a]芘的形成。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
8
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信