The Taboo of Performing Wayang Puppet in Arcawinangun, East Purwokerto

Sugeng Priyadi, Asep Kosasih, A. Nugroho
{"title":"The Taboo of Performing Wayang Puppet in Arcawinangun, East Purwokerto","authors":"Sugeng Priyadi, Asep Kosasih, A. Nugroho","doi":"10.15294/paramita.v32i2.37834","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This research aims to uncover the taboo of performing wayang puppets in Arcawinangun, Banyumas Regency. The research method uses the historical method. Heuristics are carried out by collecting folklore data processed through external and internal criticism to obtain intellectual historical facts at the local level. This fact is interpreted concerning local wisdom, which produces Banyumas’ intellectual historiography. People of Arcawinangun deem the story of the birth of sacred Parikesit and feel the trauma of the effect of the war of the Bharatas or Bharatayuda. The battle depicts the cruelty and violence causing family members to become victims. To forget it, people create a non-sacred story known as carangan. Bharatayuda passed down sins through murders justified by swear and curses. The war caused the annihilation of the Kauravas, followed by that of the Pandavas. The Pandavas indeed remain intact, but they lost their offspring. Tujuan penelitian ini mengungkap tabu pertunjukan wayang kulit di Arcawinangun kabupaten Banyumas. Metode penelitian menggunakan metode sejarah. Heuristik dilakukan dengan mengumpulkan data folklore yang diproses melalui kritik ekstern dan intern sehingga diperoleh fakta sejarah inteletual di tingkat lokal. Fakta tersebut diinterpetasikan dengan acuan kearifan lokal yang menghasilkan historiografi intelektual Banyumas. Hasil penelitian tentang tabu pertunjukan wayang pada masyarakat Arcawinangun bersumber dari kisah cerita kelahiran Parikesit dan perang Bharatas atau Bharatayuda yang memunculkan trauma. Pertempuran tersebut menggambarkan kekejaman dan kekerasan yang menyebabkan anggota keluarga menjadi korban. Untuk melupakannya, orang membuat cerita non-sakral yang dikenal sebagai carangan. Bharatayuda menurunkan dosa melalui pembunuhan yang dibenarkan dengan sumpah dan kutukan. Perang menyebabkan pemusnahan Kurawa diikuti oleh Pandawa. Pandawa memang tetap utuh, tetapi mereka kehilangan keturunannya. Cite this article: Priyadi, S. Kosasih, A.D., Nugroho, A.S. (2022). The Taboo of Performing Wayang Puppet in Arcawinangun, East Purwokerto. Paramita: Historical Studies Journal, 32(2), 230-242. http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i2.37834 ","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v32i2.37834","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This research aims to uncover the taboo of performing wayang puppets in Arcawinangun, Banyumas Regency. The research method uses the historical method. Heuristics are carried out by collecting folklore data processed through external and internal criticism to obtain intellectual historical facts at the local level. This fact is interpreted concerning local wisdom, which produces Banyumas’ intellectual historiography. People of Arcawinangun deem the story of the birth of sacred Parikesit and feel the trauma of the effect of the war of the Bharatas or Bharatayuda. The battle depicts the cruelty and violence causing family members to become victims. To forget it, people create a non-sacred story known as carangan. Bharatayuda passed down sins through murders justified by swear and curses. The war caused the annihilation of the Kauravas, followed by that of the Pandavas. The Pandavas indeed remain intact, but they lost their offspring. Tujuan penelitian ini mengungkap tabu pertunjukan wayang kulit di Arcawinangun kabupaten Banyumas. Metode penelitian menggunakan metode sejarah. Heuristik dilakukan dengan mengumpulkan data folklore yang diproses melalui kritik ekstern dan intern sehingga diperoleh fakta sejarah inteletual di tingkat lokal. Fakta tersebut diinterpetasikan dengan acuan kearifan lokal yang menghasilkan historiografi intelektual Banyumas. Hasil penelitian tentang tabu pertunjukan wayang pada masyarakat Arcawinangun bersumber dari kisah cerita kelahiran Parikesit dan perang Bharatas atau Bharatayuda yang memunculkan trauma. Pertempuran tersebut menggambarkan kekejaman dan kekerasan yang menyebabkan anggota keluarga menjadi korban. Untuk melupakannya, orang membuat cerita non-sakral yang dikenal sebagai carangan. Bharatayuda menurunkan dosa melalui pembunuhan yang dibenarkan dengan sumpah dan kutukan. Perang menyebabkan pemusnahan Kurawa diikuti oleh Pandawa. Pandawa memang tetap utuh, tetapi mereka kehilangan keturunannya. Cite this article: Priyadi, S. Kosasih, A.D., Nugroho, A.S. (2022). The Taboo of Performing Wayang Puppet in Arcawinangun, East Purwokerto. Paramita: Historical Studies Journal, 32(2), 230-242. http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i2.37834 
瓦扬木偶在东普沃克托阿卡威南关的表演禁忌
本研究旨在揭露班尼玛摄政王阿卡瓦纳贡表演大阳木偶的禁忌。研究方法采用历史研究法。启发式是通过搜集民间传说资料,通过外部和内部的批评来获取地方层面的知识史实。这一事实被解释为地方智慧,从而产生了Banyumas的知识史学。arcawingun的人们相信神圣的Parikesit诞生的故事,并感受到婆罗多(Bharatas)或婆罗多(Bharatayuda)战争影响的创伤。这场战斗描绘了残酷和暴力导致家庭成员成为受害者。为了忘记它,人们创造了一个不神圣的故事,叫做carangan。Bharatayuda通过谋杀来传递罪恶,这些谋杀是通过发誓和诅咒来证明的。这场战争导致了考拉瓦人的灭绝,接着是潘达瓦人的灭绝。潘达瓦人确实完好无损,但他们失去了后代。Tujuan penelitian ini mengungkap tabu pertunjukan wayang kulit di arcawingun kabupaten Banyumas。孟古那肯,孟古那肯,孟古那肯,孟古那肯,孟古那肯。启智学dilakukan dengan mengumpulkan数据民俗学yang didilui kritik western dan实习生sehinga diperoleh fakta sejarah知识分子ditingkat local。方志刚是中国地方史学知识分子杨梦哈斯坎。Hasil penelitian tantantantabpertunjukan wayang pada masyarakat arcawinakan bersumddari kisah cerita kelahiran Parikesit danperang Bharatas atau Bharatayuda yang memunculkan创伤。Pertempuran tersebut menggambarkan kekejaman dan kekerasan yang menyebabkan anggota keluarga menjadi korban。Untuk melupakannya是一名猩猩成员,他是一名非萨克人。Bharatayuda menurunkan dosa melalui pembunuhan yang dibenarkan dengan sumpah dan kutukan。Perang menyebabkan pemusnahan Kurawa diikuti oleh Pandawa。Pandawa memang tetap utuh, tetapi mereka kehilangan keturunannya。本文引自:Priyadi, S. Kosasih, a.d., Nugroho, A.S.(2022)。东普沃克郡阿卡温郡表演大阳木偶的禁忌。历史研究,32(2),230-242。http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v32i2.37834
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信