{"title":"Kecemasan Remaja: Faktor-faktor Risiko Berdasarkan Model Ekologi Sosial","authors":"Ni Made Padma Batiari, B. Budiharto, Tri Suratmi","doi":"10.20473/jpkm.v7i12022.36-53","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Gangguan mental emosional (GME) dapat berdampak pada kondisi kesehatan remaja secara menyeluruh. Salah satu GME yang rentan terjadi pada remaja adalah gangguan cemas. Banyaknya faktor risiko yang memengaruhi munculnya kondisi gangguan cemas pada remaja membuat kajian mengenai faktor-faktor tersebut pada remaja umur 14–17 tahun di Kota Denpasar menjadi penting. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan potong lintang dan metode survei analitik. Hasil menunjukkan bahwa dari 370 remaja, terdapat 133 remaja (35,9%) yang mengalami cemas berat hingga sangat berat dan 125 remaja (33,8%) lainnya mengalami cemas ringan hingga sedang.Riwayat penyakit kronis, kualitas tidur, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan keharmonisan keluarga ditemukan terkait dengan kecemasan. Di antara faktor-faktor tersebut, kualitas tidur menjadi yang paling prediktif. Oleh karena itu, diperlukan sinergisitas Dinas Kesehatan Kota Denpasar, sekolah, dan orang tua dalam mengampanyekan pentingnya kualitas tidur bagi remaja.","PeriodicalId":53398,"journal":{"name":"Insan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Insan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20473/jpkm.v7i12022.36-53","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Gangguan mental emosional (GME) dapat berdampak pada kondisi kesehatan remaja secara menyeluruh. Salah satu GME yang rentan terjadi pada remaja adalah gangguan cemas. Banyaknya faktor risiko yang memengaruhi munculnya kondisi gangguan cemas pada remaja membuat kajian mengenai faktor-faktor tersebut pada remaja umur 14–17 tahun di Kota Denpasar menjadi penting. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan rancangan potong lintang dan metode survei analitik. Hasil menunjukkan bahwa dari 370 remaja, terdapat 133 remaja (35,9%) yang mengalami cemas berat hingga sangat berat dan 125 remaja (33,8%) lainnya mengalami cemas ringan hingga sedang.Riwayat penyakit kronis, kualitas tidur, pola asuh otoriter, pola asuh permisif, dan keharmonisan keluarga ditemukan terkait dengan kecemasan. Di antara faktor-faktor tersebut, kualitas tidur menjadi yang paling prediktif. Oleh karena itu, diperlukan sinergisitas Dinas Kesehatan Kota Denpasar, sekolah, dan orang tua dalam mengampanyekan pentingnya kualitas tidur bagi remaja.