{"title":"Jejaring Keilmuan Ulama Borneo (Kajian atas Naskah Korespondensi Naib Kadhi Tutong-Brunei dengan Maharaja Imam Sambas )","authors":"Erwin Mahrus, Arif Sukino","doi":"10.24260/AT-TURATS.V13I2.1466.G745","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kesultanan-kesultanan Melayu di Borneo memiliki tradisi keilmuan yang relatif baik. Para ulama di kawasan ini meninggalkan sejumlah karya tulis yang masih dapat dijumpai hingga kini. Di samping itu, ulama-ulama ini terhubung dalam jaringan ulama lokal, regional, bahkan internasional. Di antara ulama-ulama tersebut adalah Syekh Arsyad Banjar (1710-1812), Syekh Ahmad Khatib Sambas (1803-1875), dan Syekh Muhammad Basiuni Imran (1885-1976). Ulama-ulama ini telah memainkan peranan penting dan strategis dalam melakukan proses islamisasi di pulau terbesar ketiga di dunia ini. Tulisan ini mendeskripsikan jejaring keilmuan antara Brunei dan Sambas (Indonesia). Fokus kajiannya adalah korespondensi antara Naib Kadhi Tutong-Brunei, Awang H. Mas Hanafi dan Maharaja Imam Sambas, H. Muhammad Basiuni Imran. Melalui korespondensi ini penulis berhasil mengungkap isu-isu yang berkembang di dalam jaringan selama korespondensi berlangsung. Selanjutnya, penulis juga menggambarkan karakteristik hubungan kedua ulama tersebut di dalam jaringan yang mereka bangun.","PeriodicalId":31259,"journal":{"name":"AtTurats","volume":"13 1","pages":"61-78"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-12-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AtTurats","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24260/AT-TURATS.V13I2.1466.G745","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kesultanan-kesultanan Melayu di Borneo memiliki tradisi keilmuan yang relatif baik. Para ulama di kawasan ini meninggalkan sejumlah karya tulis yang masih dapat dijumpai hingga kini. Di samping itu, ulama-ulama ini terhubung dalam jaringan ulama lokal, regional, bahkan internasional. Di antara ulama-ulama tersebut adalah Syekh Arsyad Banjar (1710-1812), Syekh Ahmad Khatib Sambas (1803-1875), dan Syekh Muhammad Basiuni Imran (1885-1976). Ulama-ulama ini telah memainkan peranan penting dan strategis dalam melakukan proses islamisasi di pulau terbesar ketiga di dunia ini. Tulisan ini mendeskripsikan jejaring keilmuan antara Brunei dan Sambas (Indonesia). Fokus kajiannya adalah korespondensi antara Naib Kadhi Tutong-Brunei, Awang H. Mas Hanafi dan Maharaja Imam Sambas, H. Muhammad Basiuni Imran. Melalui korespondensi ini penulis berhasil mengungkap isu-isu yang berkembang di dalam jaringan selama korespondensi berlangsung. Selanjutnya, penulis juga menggambarkan karakteristik hubungan kedua ulama tersebut di dalam jaringan yang mereka bangun.