The Dispute Settlements of Inheritance in Palangka Raya: A Legal Anthropology Approach

Mazahib Pub Date : 2019-06-30 DOI:10.21093/MJ.V18I1.1441
H. syaikhu
{"title":"The Dispute Settlements of Inheritance in Palangka Raya: A Legal Anthropology Approach","authors":"H. syaikhu","doi":"10.21093/MJ.V18I1.1441","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The issue of inheritance distribution does not often lead to conflicts that must be resolved by means of litigation. In resolving conflicts that might arise, the community usually has set a separate rule to distribute inheritance. The people of Central Kalimantan, especially in the City of Palangka Raya, prioritize deliberations that are actually not contrary to Islamic law in resolving their inheritance disputes. Why and how these dispute settlements are conducted? This study uses normative-empirical methods which employs a legal anthropology approach. The results of the study show that the tradition of resolving inheritance disputes in the people of Palangka Raya City of Central Kalimantan prioritizes peaceful settlement disputes by using Islamic law first and then a family meeting is held to determine the agreeable share and distribution of assets. The principle of kinship in the protection of property (hifz al-maal) in the family is adopted, so that the community returns to share property with the negotiation method which is built on family agreements. By referring to Islamic jurisprudence on inheritance, the dispute settlements also aims at sharia compliant in order to adhere to Islamic doctrine (hifz al-din). Finally, they also adopt the principle of responsive thinking which is human based on local wisdom values in society. The conclusion of this study shows that the Palangka Raya City Society combines Islamic law and customary law in the distribution of inheritance.Keywords: dispute resolution, inheritance, Palangka Raya, legal anthropologyPersoalan pembagian kewarisan tidak jarang menimbulkan konflik yang harus diselesaikan. Dalam menyelesaikan konflik yang mungkin timbul tersebut, masyarakat biasanya telah menentukan suatu aturan tersendiri untuk meyelesaikan pembagian kewarisan. Masyarakat Kalimantan Tengah khususnya Kota Palangka Raya dalam penyelesaian sengketa waris, mengedepankan musyawarah yang sejatinya tidaklah bertentangan dengan hukum Islam.  Penelitian ini menggunakan metode normatif-empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi penyelesaian sengketa kewarisan pada masyarakat Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah mengedepankan perdamaian dengan cara menggunakan hukum Islam terlebih dahulu kemudian dilakukan musyawarah keluarga untuk bersepakat menentukan bagian dan pembagian harta. Tradisi tersebut dilakukan dengan cara yang digabung atau due procces dispute resolution kewarisan. Sikap mental masyarakat tetap membagi harta secara Islam, kemudian harta digabung dengan nilai kemanusiaan (humanis). Adanya asas kekeluargaandalam perlindungan terhadap harta (hifzul maal) dalam keluarga, sehingga masyarakat kembali membagi harta dengan metode islah yang dibangun berdasarkan kesepakatan kekeluargaan. Masyarakat  Kota Palangka Raya melaksanakan prinsip ta’abbudi dalam konteks menjalankan hukum faraid yang juga bertujuan syariat (maqashid syariah) memelihara agama (hifzul din) kemudian menjalankan prinsip ta’aqqulli berupa ijtihad responsif yang bersifat humanis berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) di masyarakat. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa Masyarakat Kota Palangka Raya menggabungkan antara hukum Islam dan hukum Adat dalam pembagian harta warisan.Kata kunci: penyelesaian sengketa, kewarisan, Palangka Raya, antropologi hukum","PeriodicalId":31362,"journal":{"name":"Mazahib","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mazahib","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21093/MJ.V18I1.1441","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5

Abstract

The issue of inheritance distribution does not often lead to conflicts that must be resolved by means of litigation. In resolving conflicts that might arise, the community usually has set a separate rule to distribute inheritance. The people of Central Kalimantan, especially in the City of Palangka Raya, prioritize deliberations that are actually not contrary to Islamic law in resolving their inheritance disputes. Why and how these dispute settlements are conducted? This study uses normative-empirical methods which employs a legal anthropology approach. The results of the study show that the tradition of resolving inheritance disputes in the people of Palangka Raya City of Central Kalimantan prioritizes peaceful settlement disputes by using Islamic law first and then a family meeting is held to determine the agreeable share and distribution of assets. The principle of kinship in the protection of property (hifz al-maal) in the family is adopted, so that the community returns to share property with the negotiation method which is built on family agreements. By referring to Islamic jurisprudence on inheritance, the dispute settlements also aims at sharia compliant in order to adhere to Islamic doctrine (hifz al-din). Finally, they also adopt the principle of responsive thinking which is human based on local wisdom values in society. The conclusion of this study shows that the Palangka Raya City Society combines Islamic law and customary law in the distribution of inheritance.Keywords: dispute resolution, inheritance, Palangka Raya, legal anthropologyPersoalan pembagian kewarisan tidak jarang menimbulkan konflik yang harus diselesaikan. Dalam menyelesaikan konflik yang mungkin timbul tersebut, masyarakat biasanya telah menentukan suatu aturan tersendiri untuk meyelesaikan pembagian kewarisan. Masyarakat Kalimantan Tengah khususnya Kota Palangka Raya dalam penyelesaian sengketa waris, mengedepankan musyawarah yang sejatinya tidaklah bertentangan dengan hukum Islam.  Penelitian ini menggunakan metode normatif-empiris. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi penyelesaian sengketa kewarisan pada masyarakat Kota Palangka Raya Kalimantan Tengah mengedepankan perdamaian dengan cara menggunakan hukum Islam terlebih dahulu kemudian dilakukan musyawarah keluarga untuk bersepakat menentukan bagian dan pembagian harta. Tradisi tersebut dilakukan dengan cara yang digabung atau due procces dispute resolution kewarisan. Sikap mental masyarakat tetap membagi harta secara Islam, kemudian harta digabung dengan nilai kemanusiaan (humanis). Adanya asas kekeluargaandalam perlindungan terhadap harta (hifzul maal) dalam keluarga, sehingga masyarakat kembali membagi harta dengan metode islah yang dibangun berdasarkan kesepakatan kekeluargaan. Masyarakat  Kota Palangka Raya melaksanakan prinsip ta’abbudi dalam konteks menjalankan hukum faraid yang juga bertujuan syariat (maqashid syariah) memelihara agama (hifzul din) kemudian menjalankan prinsip ta’aqqulli berupa ijtihad responsif yang bersifat humanis berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal (local wisdom) di masyarakat. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa Masyarakat Kota Palangka Raya menggabungkan antara hukum Islam dan hukum Adat dalam pembagian harta warisan.Kata kunci: penyelesaian sengketa, kewarisan, Palangka Raya, antropologi hukum
帕朗卡拉雅的遗产纠纷解决:法律人类学的视角
遗产分配问题通常不会导致必须通过诉讼解决的冲突。在解决可能出现的冲突时,社区通常设置了一个单独的规则来分配继承。中加里曼丹人民,特别是巴朗卡拉亚市的人民,在解决遗产纠纷时,优先考虑实际上不违反伊斯兰法律的审议。为什么以及如何进行这些争端解决?本研究采用规范的实证方法,采用法律人类学的方法。研究结果表明,中加里曼丹省巴朗卡拉亚市人民解决遗产纠纷的传统优先考虑通过使用伊斯兰法律和平解决纠纷,然后举行家庭会议以确定资产的可接受份额和分配。在保护家庭财产方面采用了亲属关系原则(hifz al-maal),这样社区就可以通过建立在家庭协议基础上的谈判方法重新分享财产。通过参考伊斯兰关于继承的判例,争端解决还旨在遵守伊斯兰教法,以遵守伊斯兰教义(hifz al-din)。最后,他们还采用了基于社会本土智慧价值观的人的反应思维原则。本研究的结论表明,巴朗卡拉亚城市协会在遗产分配方面结合了伊斯兰法和习惯法。关键词:纠纷解决,遗产,壁纸,法律人类学遗产共享问题很少会导致冲突得到解决。在解决可能出现的冲突时,社会通常确定了解决遗产分割的个人规则。中东人民,特别是拉亚宫市,正在解决世袭争端,面对的是一个不违反伊斯兰教法律的真正穆斯林。本研究采用实证规范方法。研究表明,解决中东和平宫社会遗产纠纷的传统是通过首先使用伊斯兰法律,然后让家庭访客同意分享和分享财富来促进和平。这一传统是以合并的方式或正当程序解决争端的遗产。人们的心智一直在伊斯兰地分享财富,然后财富与人类价值观相结合。家庭财产保护是有基础的,这样人们就可以通过家庭协议的方式回来分享财产。Palangka Raya镇的公民[UNK]在实施法里德法的背景下应用住持原则,法里德法也旨在维护宗教(hifzul din),然后运行aqqulli原则,作为基于当地社会智慧价值观的人道主义者。这项研究的结论表明,拉雅宫的人在遗产共享方面结合了伊斯兰和阿达特法律。关键词:脑震荡,遗产,拉雅宫,法律人类学
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
CiteScore
0.90
自引率
0.00%
发文量
7
审稿时长
4 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信