Okky Setyawati Dharmaputra, Sunjaya Sunjaya, Ina Retnowati, Nijma Nurfadila
{"title":"Keanekaragaman serangga hama pala (Myristica fragrans) dan tingkat kerusakannya di penyimpanan","authors":"Okky Setyawati Dharmaputra, Sunjaya Sunjaya, Ina Retnowati, Nijma Nurfadila","doi":"10.5994/jei.15.2.51","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Hama biji pala merupakan penyebab kerusakan utama biji pala baik di lapangan maupun di penyimpanan. Informasi mengenai keanekaragaman serangga hama di penyimpanan dan metode pemanenan biji pala yang baik perlu diketahui untuk mengurangi tingkat kerusakan biji pala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga hama dan persentase kerusakan biji pala akibat berbagai perlakuan pascapanen. Biji pala setiap perlakuan dikemas dalam karung goni dan disimpan selama empat bulan pada kondisi gudang. Setiap karung berisi biji pala dengan perlakuan berdasarkan asal buah pala (dipetik dari pohon atau dipungut di tanah), metode pengeringan (bantuan sinar matahari atau pengasapan), dan bercangkang atau tanpa cangkang sehingga terdapat delapan perlakuan dengan setiap perlakuan dibuat tiga ulangan. Setelah disimpan, dilakukan pengambilan sampel biji pala untuk menghitung jumlah setiap spesies serangga yang ditemukan, menentukan populasi serangga, dan penentuan persentase biji rusak. Empat spesies serangga ditemukan pada biji pala dari hampir semua perlakuan, yaitu Araecerus fasciculatus (Degeer) (Coleoptera: Anthribidae), Carpophilus dimidiatus (Fabricius) (Coleoptera: Nitidulidae), Oryzaephilus surinamensis (Linnaeus) (Coleoptera: Silvanidae), dan Tribolium castaneum (Herbst) (Coleoptera: Tenebrionidae). A. fasciculatus merupakan serangga yang paling dominan dibandingkan dengan spesies lain. Persentase biji rusak pada biji pala berasal dari buah pala yang dipungut di tanah, dikeringkan baik dengan bantuan sinar matahari maupun menggunakan pengasapan, bercangkang dan tanpa cangkang lebih tinggi daripada biji pala yang berasal dari buah pala yang dipetik dari pohon dengan berbagai perlakuan. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah buah pala yang telah masak sebaiknya dipetik dari pohon, kemudian biji pala bercangkang dikeringkan baik dengan bantuan sinar matahari maupun pengasapan dan disimpan beserta cangkangya.","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Entomologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.5994/jei.15.2.51","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
Abstract
Hama biji pala merupakan penyebab kerusakan utama biji pala baik di lapangan maupun di penyimpanan. Informasi mengenai keanekaragaman serangga hama di penyimpanan dan metode pemanenan biji pala yang baik perlu diketahui untuk mengurangi tingkat kerusakan biji pala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman serangga hama dan persentase kerusakan biji pala akibat berbagai perlakuan pascapanen. Biji pala setiap perlakuan dikemas dalam karung goni dan disimpan selama empat bulan pada kondisi gudang. Setiap karung berisi biji pala dengan perlakuan berdasarkan asal buah pala (dipetik dari pohon atau dipungut di tanah), metode pengeringan (bantuan sinar matahari atau pengasapan), dan bercangkang atau tanpa cangkang sehingga terdapat delapan perlakuan dengan setiap perlakuan dibuat tiga ulangan. Setelah disimpan, dilakukan pengambilan sampel biji pala untuk menghitung jumlah setiap spesies serangga yang ditemukan, menentukan populasi serangga, dan penentuan persentase biji rusak. Empat spesies serangga ditemukan pada biji pala dari hampir semua perlakuan, yaitu Araecerus fasciculatus (Degeer) (Coleoptera: Anthribidae), Carpophilus dimidiatus (Fabricius) (Coleoptera: Nitidulidae), Oryzaephilus surinamensis (Linnaeus) (Coleoptera: Silvanidae), dan Tribolium castaneum (Herbst) (Coleoptera: Tenebrionidae). A. fasciculatus merupakan serangga yang paling dominan dibandingkan dengan spesies lain. Persentase biji rusak pada biji pala berasal dari buah pala yang dipungut di tanah, dikeringkan baik dengan bantuan sinar matahari maupun menggunakan pengasapan, bercangkang dan tanpa cangkang lebih tinggi daripada biji pala yang berasal dari buah pala yang dipetik dari pohon dengan berbagai perlakuan. Rekomendasi dari hasil penelitian ini adalah buah pala yang telah masak sebaiknya dipetik dari pohon, kemudian biji pala bercangkang dikeringkan baik dengan bantuan sinar matahari maupun pengasapan dan disimpan beserta cangkangya.