ANALISIS PAKET MANFAAT PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) PADA PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2013 PASAL 22 (STUDI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI KOTA SURABAYA)

IF 0.1
Hidayad Heny Sholikhah, Wahyu Dwi Astuti
{"title":"ANALISIS PAKET MANFAAT PELAYANAN TRANSFUSI DARAH DI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA (FKTP) PADA PERATURAN PRESIDEN NO. 12 TAHUN 2013 PASAL 22 (STUDI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN DI KOTA SURABAYA)","authors":"Hidayad Heny Sholikhah, Wahyu Dwi Astuti","doi":"10.22435/hsr.v21i2.317","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Background: The need for blood services in Indonesia are still high. These were related to the high number of maternal deaths from hemorrhage during and after childbirth. The National Health Insurance (JKN) provide great opportunities for ensuring the needs of the community blood transfusion services. Presidential Decree No. 12 of 2013 article 22 paragraph 1a.6 mentioned that blood transfusions became one of the health care benefi ts package in the fi rst degree. The purpose of this study to analyze the benefi ts package in the regulation of blood transfusion services, especially in health centers. Methods: This study was conducted in Surabaya. The analysis was performed on the results of Focus Group Discussion with actor implementing policies (health center, Indonesian Cross Red/PMI, Hospitals, and BPJS), by content analysis. Results: The blood transfusion services benefi t package had not been able to do in Health Center (Puskesmas/FKTP), especially Puskesmas in Surabaya. Package benefi ts of blood transfusion services confl ict with other policies. Theauthority to give a blood transfusion was not a health center (puskesmas) but the hospital. The technical requirements of medical support blood transfusion services in health centers did not according to the standard. Referral service was the most likely carried out by the health center when encountered cases of maternal urgency requiring blood transfusions. Conclusion: Package benefi ts of blood transfusion services in Presidential Decree No. 12 of 2013 article 22 contradicted by other policies already set. Availability of medical requirements that support these services had not been fulfilled. Blood transfusion services could not currently be implemented in Puskesmas Surabaya. Recommendation: The content of Presidential Decree no. 12 of 2013 article 22 requires the revision, that the blood transfusion service could only be carried out in health facilities provided medical technical requirements, both human resources and supporting infrastructure. \nAbstrak \nLatar Belakang: Kebutuhan pelayanan darah di Indonesia masih tinggi. Ini terkait masih tingginya jumlah kematian ibu akibat perdarahan saat dan pascamelahirkan. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memberikan peluang terjaminnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan transfusi darah. Peraturan Presiden (Perpres) no. 12 tahun 2013 pasal 22 ayat 1a.6 menyebutkan bahwa transfusi darah menjadi salah satu paket manfaat di pelayanan kesehatan tingkat pertama. Tujuan kajian untuk menganalisis paket manfaat pelayanan transfusi darah di puskesmas dalam Perpres tersebut. Metode: Kajian ini merupakan studi implementasi kebijakan Perpres no. 12 tahun 2013 yang dilakukan di Surabaya. Analisis dilakukan terhadap hasil FGD dengan aktor pelaksana kebijakan (Puskesmas, PMI, Rumah sakit, dan BPJS), secara content analysis. Hasil: Paket manfaat pelayanan transfusi darah belum dapat dilakukan di FKTP, khususnya Puskesmas di Surabaya, karena bertentangan dengan perundang-undangan yang lebih tinggi dan ditetapkan sebelumnya. Pemberian transfusi merupakan kewenangan rumah sakit. Persyaratan teknis medis penunjang pelayanan transfusi darah di puskesmas belum memenuhi standar. Puskesmas hanya berwenang merujuk ketika menjumpai kasus kegawatan maternal yang memerlukan transfusi darah. Kesimpulan: Pelayanan transfusi darah dalam Perpres no. 12 tahun 2013 pasal 22 kontradiktif dengan kebijakan lain. Pelayanan transfusi darah belum dapat dilaksanakan di Puskesmas Kota Surabaya, karena belum memenuhi persyaratan tranfusi darah yang aman. Rekomendasi: Isi Perpres no. 12 tahun 2013 pasal 22 perlu direvisi, bahwa pelayanan transfusi darah hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan teknis medisnya, SDM dan sarana prasarana penunjangnya.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2018-08-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/hsr.v21i2.317","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Background: The need for blood services in Indonesia are still high. These were related to the high number of maternal deaths from hemorrhage during and after childbirth. The National Health Insurance (JKN) provide great opportunities for ensuring the needs of the community blood transfusion services. Presidential Decree No. 12 of 2013 article 22 paragraph 1a.6 mentioned that blood transfusions became one of the health care benefi ts package in the fi rst degree. The purpose of this study to analyze the benefi ts package in the regulation of blood transfusion services, especially in health centers. Methods: This study was conducted in Surabaya. The analysis was performed on the results of Focus Group Discussion with actor implementing policies (health center, Indonesian Cross Red/PMI, Hospitals, and BPJS), by content analysis. Results: The blood transfusion services benefi t package had not been able to do in Health Center (Puskesmas/FKTP), especially Puskesmas in Surabaya. Package benefi ts of blood transfusion services confl ict with other policies. Theauthority to give a blood transfusion was not a health center (puskesmas) but the hospital. The technical requirements of medical support blood transfusion services in health centers did not according to the standard. Referral service was the most likely carried out by the health center when encountered cases of maternal urgency requiring blood transfusions. Conclusion: Package benefi ts of blood transfusion services in Presidential Decree No. 12 of 2013 article 22 contradicted by other policies already set. Availability of medical requirements that support these services had not been fulfilled. Blood transfusion services could not currently be implemented in Puskesmas Surabaya. Recommendation: The content of Presidential Decree no. 12 of 2013 article 22 requires the revision, that the blood transfusion service could only be carried out in health facilities provided medical technical requirements, both human resources and supporting infrastructure. Abstrak Latar Belakang: Kebutuhan pelayanan darah di Indonesia masih tinggi. Ini terkait masih tingginya jumlah kematian ibu akibat perdarahan saat dan pascamelahirkan. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) memberikan peluang terjaminnya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan transfusi darah. Peraturan Presiden (Perpres) no. 12 tahun 2013 pasal 22 ayat 1a.6 menyebutkan bahwa transfusi darah menjadi salah satu paket manfaat di pelayanan kesehatan tingkat pertama. Tujuan kajian untuk menganalisis paket manfaat pelayanan transfusi darah di puskesmas dalam Perpres tersebut. Metode: Kajian ini merupakan studi implementasi kebijakan Perpres no. 12 tahun 2013 yang dilakukan di Surabaya. Analisis dilakukan terhadap hasil FGD dengan aktor pelaksana kebijakan (Puskesmas, PMI, Rumah sakit, dan BPJS), secara content analysis. Hasil: Paket manfaat pelayanan transfusi darah belum dapat dilakukan di FKTP, khususnya Puskesmas di Surabaya, karena bertentangan dengan perundang-undangan yang lebih tinggi dan ditetapkan sebelumnya. Pemberian transfusi merupakan kewenangan rumah sakit. Persyaratan teknis medis penunjang pelayanan transfusi darah di puskesmas belum memenuhi standar. Puskesmas hanya berwenang merujuk ketika menjumpai kasus kegawatan maternal yang memerlukan transfusi darah. Kesimpulan: Pelayanan transfusi darah dalam Perpres no. 12 tahun 2013 pasal 22 kontradiktif dengan kebijakan lain. Pelayanan transfusi darah belum dapat dilaksanakan di Puskesmas Kota Surabaya, karena belum memenuhi persyaratan tranfusi darah yang aman. Rekomendasi: Isi Perpres no. 12 tahun 2013 pasal 22 perlu direvisi, bahwa pelayanan transfusi darah hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang memenuhi persyaratan teknis medisnya, SDM dan sarana prasarana penunjangnya.
在《美国卫生条例》第1条(FKTP)上分析输血治疗方案的好处。2013年12月22日(泗水市政策实施研究)
背景:印度尼西亚对血液服务的需求仍然很高。这与产妇在分娩期间和分娩后因出血而死亡的人数众多有关。国民健康保险为确保社区输血服务的需求提供了巨大的机会。2013年第12号总统令第22条第1a款。6 .提到输血已成为第一个RST学位的一揽子保健福利之一。本研究的目的是分析在输血服务的监管,特别是在卫生中心的福利包。方法:本研究在泗水市进行。通过内容分析,对与政策执行者(卫生中心、印度尼西亚红十字会/PMI、医院和BPJS)进行焦点小组讨论的结果进行了分析。结果:输血服务福利包在卫生中心(Puskesmas/FKTP),特别是在泗水市的Puskesmas不能做到。输血服务的一揽子福利与其他政策相冲突。负责输血的机构不是医疗中心,而是医院。卫生中心医疗支持输血服务的技术要求不符合标准。当遇到需要输血的产妇紧急情况时,保健中心最有可能提供转诊服务。结论:2013年第12号总统令第22条规定的输血服务一揽子福利与其他已制定的政策相矛盾。支持这些服务的医疗条件没有得到满足。泗水市目前无法提供输血服务。建议:总统令的内容。2013年第12号决议第22条要求进行修订,即输血服务只能在提供医疗技术要求、人力资源和辅助基础设施的卫生设施中进行。【摘要】拉塔·贝拉康:Kebutuhan pelayanan darah di Indonesia, masih tinggi。我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说,我是说。Jaminan Kesehatan national (JKN)成员kan peluang terjaminya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan transfusi darah。Peraturan Presiden (Perpres) no。12 tahun 2013 pasal 22 ayat 1a。6 menyebutkan bahwa transfusi darah menjadi salah satu paket manfaat di pelayanan kesehatan tingkat pertama。土juan kajian untuk menganalis paket manfaat pelayanan transdarah di puskesmas dalam Perpres terbut。方法:在研究中采用了kbijakan方法。2013年7月12日,泗水。分析dilakukan terhadap hasil FGD dengan aktor pelaksana kebijakan (Puskesmas, PMI, Rumah sakit, dan BPJS), secara含量分析。[中文]:Paket manfaat pelayanan transfusi darah beluman dapat dilakukan di FKTP, khususnya Puskesmas di Surabaya, karena bertentangan dengang perundang-undangan lebih tinggi dan ditetapkan sebelumnya。Pemberian输血merupakan kewenangan rumah sakit。Persyaratan teknis mediis penunjang pelayanan transfusan darah di puskesmas belum memuhi标准。Puskesmas hanya berwenang merujuk ketika menjumpai kasus kegawatan母羊memerlukan输血darah。Pelayanan transfusi darah dalam Perpres no。12 tahun 2013 pasal 22 kontradiktif dengan kebijakan lain。在泗水,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是,我想说的是。推荐:Isi perpreno。12 tahun 2013 pasal 22 perlu divisi, bahwa pelayanan transfusi darah hanya dapat dilakukan di fasilitas kesehatan yang memenuhi perayanan teknis medinya, SDM dan sarana prasarana penunjangnya。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan PUBLIC, ENVIRONMENTAL & OCCUPATIONAL HEALTH-
自引率
0.00%
发文量
1
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信