Safira Rizkiah Wahyudi, H. Nur, Oktaviani Turbaningsih
{"title":"Model Evaluasi Fasilitas Pengelolaan Limbah di Pelabuhan: Studi Kasus Pelabuhan Tanjung Priok","authors":"Safira Rizkiah Wahyudi, H. Nur, Oktaviani Turbaningsih","doi":"10.12962/j23373539.v12i1.113632","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak—Pemanfaatan port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok dapat dikatakan belum optimal. Diketahui dari data 5 (lima) tahun ke belakang, jumlah kapal yang menggunakan fasilitas tersebut semakin menurun. Kapal yang membuang limbahnya di Pelabuhan Tanjung Priok kurang dari 0,27% pada tahun 2020. Hal tersebut terjadi karena mahalnya tarif yang dikenakan sehingga operator kapal memilih mengelola limbahnya sendiri. Dari permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi eksisting port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok, mengetahui potensi port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok, serta mengevaluasi port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok agar dapat meningkatkan jumlah penggunanya. Dalam penelitian ini, diberikan alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengguna port reception facilities (PRF) dengan beberapa skenario yaitu skenario pemberian subsidi dan skenario pemberian dana refund. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pada saat kondisi eksisting tarif layanan PRF sebesar Rp 250.000 per ton mampu memproduksi jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah minyak dan air sebanyak 52 unit dan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah sampah sebanyak 7.486 unit pada tahun 2023. Kemudian, skenario pemberian subsidi dapat menurunkan tarif layanan PRF sebesar Rp 175.000 per ton sehingga didapatkan besaran subsidi sebesar Rp 75.000 per ton. Skenario pemberian subsidi dapat meningkatkan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah minyak dan air sebanyak 75 unit dan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah sampah sebanyak 10.695 unit pada tahun 2023. Sedangkan, skenario pemberian dana refund dapat meningkatkan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah minyak dan air sebanyak 59 unit dan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah sampah sebanyak 8.777 unit pada tahun 2023. Sehingga dapat dinyatakan bahwa skenario pemberian subsidi memberikan peningkatan jumlah kapal pengguna PRF lebih besar.","PeriodicalId":17733,"journal":{"name":"Jurnal Teknik ITS","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-22","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknik ITS","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.12962/j23373539.v12i1.113632","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Abstrak—Pemanfaatan port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok dapat dikatakan belum optimal. Diketahui dari data 5 (lima) tahun ke belakang, jumlah kapal yang menggunakan fasilitas tersebut semakin menurun. Kapal yang membuang limbahnya di Pelabuhan Tanjung Priok kurang dari 0,27% pada tahun 2020. Hal tersebut terjadi karena mahalnya tarif yang dikenakan sehingga operator kapal memilih mengelola limbahnya sendiri. Dari permasalahan tersebut, dilakukan penelitian untuk mengetahui kondisi eksisting port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok, mengetahui potensi port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok, serta mengevaluasi port reception facilities (PRF) di Pelabuhan Tanjung Priok agar dapat meningkatkan jumlah penggunanya. Dalam penelitian ini, diberikan alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan jumlah pengguna port reception facilities (PRF) dengan beberapa skenario yaitu skenario pemberian subsidi dan skenario pemberian dana refund. Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa pada saat kondisi eksisting tarif layanan PRF sebesar Rp 250.000 per ton mampu memproduksi jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah minyak dan air sebanyak 52 unit dan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah sampah sebanyak 7.486 unit pada tahun 2023. Kemudian, skenario pemberian subsidi dapat menurunkan tarif layanan PRF sebesar Rp 175.000 per ton sehingga didapatkan besaran subsidi sebesar Rp 75.000 per ton. Skenario pemberian subsidi dapat meningkatkan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah minyak dan air sebanyak 75 unit dan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah sampah sebanyak 10.695 unit pada tahun 2023. Sedangkan, skenario pemberian dana refund dapat meningkatkan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah minyak dan air sebanyak 59 unit dan jumlah kapal pengguna PRF yang membongkar limbah sampah sebanyak 8.777 unit pada tahun 2023. Sehingga dapat dinyatakan bahwa skenario pemberian subsidi memberikan peningkatan jumlah kapal pengguna PRF lebih besar.