STUDI NUMERIKAL GRUP FONDASI ELEVATED PILE CAP PADA TANAH PASIR

Fathia Handayani Kamal, Widjojo A. Prakoso, Mulia Orientilize
{"title":"STUDI NUMERIKAL GRUP FONDASI ELEVATED PILE CAP PADA TANAH PASIR","authors":"Fathia Handayani Kamal, Widjojo A. Prakoso, Mulia Orientilize","doi":"10.29103/tj.v12i1.682","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"beban gempa fleksural yang jenis fondasi yang tertanam sepenuhnya. Studi numerikal dengan metode menggunakan aplikasi OpenSees berbasis eksperimen yang dilakukan peneliti lain dilakukan untuk mempelajari perilaku non-linear fondasi di tanah pasir. Fondasi berkonfigurasi tunggal, 2x2, dan 2x3 dimodelkan dan divalidasikan terhadap penelitian tersebut. Variasi nilai densitas pasir dan pemberian nilai p-multiplier yang berbeda diperhitungkan per baris fondasi grup. Analisis pushover monotonik dilakukan untuk mengetahui perilaku ineastik fondasi. Semua model membentuk plastis Abstract Elevated Pile Cap (EPC), a partially-embedded foundation, is vulnerable under seismic loadings since it suffers more flexural moment than average foundations. A BNWF numerical study was performed using OpenSees based on an experiment conducted in China. The 1x1, 2x2, and 2x3 rectangular EPC groups were modeled and validated by the test result. Each model is embedded in sand with a varied density and A different value of p-multiplier for each pile rows was considered. Monotonic pushover analysis was performed, and its inelastic behavior were investigated. All models suffer double plastic hinges on the leading row, located in connection and underground, depending on the soil density. The ratio of each pile row response to the average pile group response is an indicator to examine the forces distribution, influenced by p-multiplier only. The soil shear strength was investigated to observe the elasticity of soil when it reach its yield, ultimate, and the formed of plastic hinges. The p-multiplier and varied soil density affects the soil strength for pile rows, the denser the soil, the faster it reaches its plastic state. Overall, both p-multiplier and soil density affect inelastic behavior of foundations. antara parameter perpindahan puncak ultimate lateral yang dapat ditahan besar. tiang fondasi besar perpindahan yang dihasilkan. Karena analisis pushover menghasilkan performa fondasi secara keseluruhan, tidak ada perbedaan yang berarti antara kurva pushover 2x3(1) dan 2x3(2) yang memiliki perbedaan p-multiplier yang digunakan. dikarenakan nilai p-multiplier yang digunakan adalah sama walaupun penempatan nilai p-multipliernya berbeda. 2x3(2) dibuat berdasarkan Rollins et al. yang mana p-multiplier rear row lebih besar daripada center row. Sehingga, sesuai dengan Tabel nilai p-multiplier yang digunakan untuk 2x3(1) adalah 0.7, 0.35, dan 0.25 untuk center row, dan Sedangkan untuk 2x3(2) adalah 0.7, 0.25, dan 0.35. Hal pertama yang dibandingkan adalah kurva histeresis atau kurva pushover, yang mana dilihat tidak terlalu mempengaruhi hasil yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan oleh kurva pushover yang meninjau performa fondasi sebagai satu kesatuan, sehingga nilai p-multiplier yang sama, walaupun memiliki lokasi penempatan yang berbeda, tidak akan mempengaruhi performa keseluruhan fondasi. Lokasi sendi plastis dan perpindahan saat terbentuk sendi plasis pada fondasi 2x3 dibandingkan. Perbedaannya tidak terlalu banyak, dimana perpindahan yang terjadi untuk membentuk sendi plastis pertama adalah sama, dan untuk membentuk sendi plastis kedua hanya berbeda 1 mm. Untuk membentuk sendi plastis kedua, model 2x3(1) membutuhkan deformasi yang lebih besar daripada model 2x3(2). Sedangkan pada area lokasi pembentukan reduksi adalah berbeda. Untuk pembentukan sendi plastis yang terbentuk, perbedaan antara model 2x3 (1) dengan model 2x3 (2) adalah perpindahannya yang lebih besar untuk membentuk sendi plastis kedua, sehingga lebih lambat terbentuk sendi plastis. Selain itu, area terjadinya sendi plastis pada model 2x3 (1) adalah lebih kecil 0.1 m daripada model 2x3 (2). Untuk tegangan tanah yang dihasilkan, semakin kecil nilai p-multiplier yang diaplikasikan, maka semakin kecil tegangan tanah yang dihasilkan oleh model tanah API dan model numerikal tiang. Meskipun demikian, pada langkah pembebanan yang sama untuk tiang dengan p-multiplier yang lebih kecil, tanah yang berperilaku plastis akan menutupi area yang lebih besar daripada tiang dengan nilai p-multiplier yang lebih besar. Untuk performa masing-masing tiang, kurva rata-rata kinerja tiang berada di tengah-tengah kurva tiang leading, center dan rear pile, sehingga dapat dikatakan jika performa tiap tiang pada fondasi grup di rata-ratakan, performanya kurang lebih akan sama dengan kurva rata-rata yang didapat dari kurva pushover dan nilai p-multiplier juga mempengaruhi performa","PeriodicalId":52898,"journal":{"name":"Teras Jurnal Jurnal Teknik Sipil","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Teras Jurnal Jurnal Teknik Sipil","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29103/tj.v12i1.682","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

beban gempa fleksural yang jenis fondasi yang tertanam sepenuhnya. Studi numerikal dengan metode menggunakan aplikasi OpenSees berbasis eksperimen yang dilakukan peneliti lain dilakukan untuk mempelajari perilaku non-linear fondasi di tanah pasir. Fondasi berkonfigurasi tunggal, 2x2, dan 2x3 dimodelkan dan divalidasikan terhadap penelitian tersebut. Variasi nilai densitas pasir dan pemberian nilai p-multiplier yang berbeda diperhitungkan per baris fondasi grup. Analisis pushover monotonik dilakukan untuk mengetahui perilaku ineastik fondasi. Semua model membentuk plastis Abstract Elevated Pile Cap (EPC), a partially-embedded foundation, is vulnerable under seismic loadings since it suffers more flexural moment than average foundations. A BNWF numerical study was performed using OpenSees based on an experiment conducted in China. The 1x1, 2x2, and 2x3 rectangular EPC groups were modeled and validated by the test result. Each model is embedded in sand with a varied density and A different value of p-multiplier for each pile rows was considered. Monotonic pushover analysis was performed, and its inelastic behavior were investigated. All models suffer double plastic hinges on the leading row, located in connection and underground, depending on the soil density. The ratio of each pile row response to the average pile group response is an indicator to examine the forces distribution, influenced by p-multiplier only. The soil shear strength was investigated to observe the elasticity of soil when it reach its yield, ultimate, and the formed of plastic hinges. The p-multiplier and varied soil density affects the soil strength for pile rows, the denser the soil, the faster it reaches its plastic state. Overall, both p-multiplier and soil density affect inelastic behavior of foundations. antara parameter perpindahan puncak ultimate lateral yang dapat ditahan besar. tiang fondasi besar perpindahan yang dihasilkan. Karena analisis pushover menghasilkan performa fondasi secara keseluruhan, tidak ada perbedaan yang berarti antara kurva pushover 2x3(1) dan 2x3(2) yang memiliki perbedaan p-multiplier yang digunakan. dikarenakan nilai p-multiplier yang digunakan adalah sama walaupun penempatan nilai p-multipliernya berbeda. 2x3(2) dibuat berdasarkan Rollins et al. yang mana p-multiplier rear row lebih besar daripada center row. Sehingga, sesuai dengan Tabel nilai p-multiplier yang digunakan untuk 2x3(1) adalah 0.7, 0.35, dan 0.25 untuk center row, dan Sedangkan untuk 2x3(2) adalah 0.7, 0.25, dan 0.35. Hal pertama yang dibandingkan adalah kurva histeresis atau kurva pushover, yang mana dilihat tidak terlalu mempengaruhi hasil yang dikeluarkan. Hal ini disebabkan oleh kurva pushover yang meninjau performa fondasi sebagai satu kesatuan, sehingga nilai p-multiplier yang sama, walaupun memiliki lokasi penempatan yang berbeda, tidak akan mempengaruhi performa keseluruhan fondasi. Lokasi sendi plastis dan perpindahan saat terbentuk sendi plasis pada fondasi 2x3 dibandingkan. Perbedaannya tidak terlalu banyak, dimana perpindahan yang terjadi untuk membentuk sendi plastis pertama adalah sama, dan untuk membentuk sendi plastis kedua hanya berbeda 1 mm. Untuk membentuk sendi plastis kedua, model 2x3(1) membutuhkan deformasi yang lebih besar daripada model 2x3(2). Sedangkan pada area lokasi pembentukan reduksi adalah berbeda. Untuk pembentukan sendi plastis yang terbentuk, perbedaan antara model 2x3 (1) dengan model 2x3 (2) adalah perpindahannya yang lebih besar untuk membentuk sendi plastis kedua, sehingga lebih lambat terbentuk sendi plastis. Selain itu, area terjadinya sendi plastis pada model 2x3 (1) adalah lebih kecil 0.1 m daripada model 2x3 (2). Untuk tegangan tanah yang dihasilkan, semakin kecil nilai p-multiplier yang diaplikasikan, maka semakin kecil tegangan tanah yang dihasilkan oleh model tanah API dan model numerikal tiang. Meskipun demikian, pada langkah pembebanan yang sama untuk tiang dengan p-multiplier yang lebih kecil, tanah yang berperilaku plastis akan menutupi area yang lebih besar daripada tiang dengan nilai p-multiplier yang lebih besar. Untuk performa masing-masing tiang, kurva rata-rata kinerja tiang berada di tengah-tengah kurva tiang leading, center dan rear pile, sehingga dapat dikatakan jika performa tiap tiang pada fondasi grup di rata-ratakan, performanya kurang lebih akan sama dengan kurva rata-rata yang didapat dari kurva pushover dan nilai p-multiplier juga mempengaruhi performa
用CAP-PADA-PASIR研究募集资金的数字组
一种完全埋藏的弯曲地震。其他研究人员使用基于实验的OpenSees应用程序进行了数值研究,以研究非线性土壤行为。针对该研究,对单个、2x2和2x3配置基础进行了建模和验证。每一组基础线计算的砂密度值和不同p乘数值的变化。进行了单调pushover分析,以确定地基的非线性行为。所有模型都是塑性的抽象高架承台(EPC)是一种部分嵌入的基础,在地震荷载作用下很脆弱,因为它比普通基础承受更多的弯矩。基于在中国进行的实验,使用OpenSees进行了BNWF数值研究。对1x1、2x2和2x3矩形EPC组进行建模,并通过测试结果进行验证。每个模型都嵌入不同密度的沙子中,并考虑了每排桩的不同p乘数值。进行了单调pushover分析,并对其非弹性行为进行了研究。所有型号的前排都有双塑料铰链,位于连接处和地下,具体取决于土壤密度。每个桩排响应与平均群桩响应的比率是检查力分布的指标,仅受p乘数的影响。研究了土壤抗剪强度,以观察土壤在达到屈服、极限和塑性铰形成时的弹性。p乘数和不同的土壤密度会影响桩排的土壤强度,土壤密度越大,达到塑性状态的速度就越快。总的来说,p乘数和土壤密度都会影响地基的非弹性行为。在大的保持横向极限峰值转移参数之间。产生了运动的大支柱。因为pushover分析产生了整个基础的性能,所以在使用了差值p乘法器的pushover曲线2x3(1)和2x3(2)之间没有显著差异。因为即使p乘数值的位置不同,所使用的p乘数值也是相同的。2x3(2)基于Rollins等人,其中p乘法器后排大于中心行。因此,根据用于2x3(1)的p乘数值表,中心行的乘数值为0.7、0.35和0.25,而2x3(2)的乘数值表为0.7、0.25和0.35。首先要比较的是滞后曲线或推覆曲线,你可以看到它对输出没有太大影响。这是因为将基础性能评估为一个单元的pushover曲线,因此相同的p乘数值,即使其位置不同,也不会影响整个基础的性能。比较了在2x3基础上形成等离子体接头时塑性接头的位置和转移。差异不太大,其中形成第一个塑性接头的传递是相同的,而形成第二个塑性接缝的传递仅相差1mm。要形成第二塑性接头,型号2x3(1)需要比型号2x3(2)更大的变形。而在该区域的还原形成位置不同。对于塑性接头的形成,2x3(1)型和2x3(2)型之间的区别在于,形成第二个塑性接头所需的转移较大,因此塑性接头形成较慢。此外,型号为2x3(1)的塑料接头形成的面积比型号为2x3(2)的小0.1 m。对于产生的接地电压,施加的p乘数值越小,API土壤模型和数值柱模型产生的接电压就越小。然而,对于具有较小p乘数的极点,在相同的分布步骤下,塑性土壤将覆盖比具有较大p乘数值的极点更大的面积。对于每个支柱的性能,支柱的平均性能曲线位于前桩柱、中桩柱和后桩柱的曲线中间,因此可以说,如果每个支柱在该组基础上的平均性能,则性能与从推倒曲线获得的平均曲线不太相等,p乘数值也会影响性能。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
52
审稿时长
6 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信