{"title":"Maqamat dalam Tasawuf dan Delapan Jalan Kebenaran dalam Spiritualitas Buddha (Studi Komparatif)","authors":"Rif’at Husnul Ma’afi, Najib Abdussalam","doi":"10.24235/jy.v6i2.7256","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Maqamat dalam tasawuf adalah jalan yang ditempuh oleh sufi untuk menaiki tangga spritual dari satu tingkatan ke tingkatan lain yang lebih tinggi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Agama Buddha memiliki ajaran menyerupai maqamat yang disebut dengan delapan jalan kebenaran ditempuh untuk menghilangkan penderitaan hidup guna memperoleh pencerahan dan nirwana. Bertolak dari pandangan ini, kajian ini akan memaparkan tentang maqamat dalam tasawuf dan delapan jalan kebenaran dalam spiritualitas Buddha dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Seterusnya untuk mengungkapkan persamaan dan perbedaan antara keduanya peneliti menggunakan metode perbandingan. Setelah melakukan kajian, peneliti menyimpulkan bahwa maqamat dalam tasawuf adalah kedudukan spiritual seorang hamba di hadapan Allah dalam ibadah dan usaha spiritualnya secara berjenjang untuk mencapai ma’rifat dan cinta-Nya. Tangga-tangga spiritual itu di antaranya ialah taubah، wara’ , zuhud , faqr , sabar , tawakkal , dan ridlo . Sedangkan delapan jalan kebenaran dalam kehidupan spiritual Buddha adalah jalan yang ditempuh untuk menghilangkan penderitaan hidup yang mengantarkan seorang Buddha memperoleh pencerahan dan nirwana. Kedelapan jalan kebenaran itu adalah pandangan benar, niat benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencarian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar. Setelah melakukan studi komparasi antara keduanya, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dalam hal tujuan yang hendak dicapai, sikap terhadap sifat tercela dan segela yang tercela, dan sebab yang menimbulkan segala yang tercela dan penderitaan. Adapun perbedaannya ada pada banyaknya jumlah jalan، urut-urutan، dan tahapan pengamalannya. Kata kunci : maqamat , tasawuf, 8 jalan kebenaran, spiritualitas Buddha.","PeriodicalId":34854,"journal":{"name":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Yaqzhan Analisis Filsafat Agama dan Kemanusiaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24235/jy.v6i2.7256","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Maqamat dalam tasawuf adalah jalan yang ditempuh oleh sufi untuk menaiki tangga spritual dari satu tingkatan ke tingkatan lain yang lebih tinggi untuk mendekatkan diri kepada Allah. Agama Buddha memiliki ajaran menyerupai maqamat yang disebut dengan delapan jalan kebenaran ditempuh untuk menghilangkan penderitaan hidup guna memperoleh pencerahan dan nirwana. Bertolak dari pandangan ini, kajian ini akan memaparkan tentang maqamat dalam tasawuf dan delapan jalan kebenaran dalam spiritualitas Buddha dengan menggunakan metode deskriptif analitis. Seterusnya untuk mengungkapkan persamaan dan perbedaan antara keduanya peneliti menggunakan metode perbandingan. Setelah melakukan kajian, peneliti menyimpulkan bahwa maqamat dalam tasawuf adalah kedudukan spiritual seorang hamba di hadapan Allah dalam ibadah dan usaha spiritualnya secara berjenjang untuk mencapai ma’rifat dan cinta-Nya. Tangga-tangga spiritual itu di antaranya ialah taubah، wara’ , zuhud , faqr , sabar , tawakkal , dan ridlo . Sedangkan delapan jalan kebenaran dalam kehidupan spiritual Buddha adalah jalan yang ditempuh untuk menghilangkan penderitaan hidup yang mengantarkan seorang Buddha memperoleh pencerahan dan nirwana. Kedelapan jalan kebenaran itu adalah pandangan benar, niat benar, ucapan benar, perbuatan benar, mata pencarian benar, usaha benar, perhatian benar, dan konsentrasi benar. Setelah melakukan studi komparasi antara keduanya, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dalam hal tujuan yang hendak dicapai, sikap terhadap sifat tercela dan segela yang tercela, dan sebab yang menimbulkan segala yang tercela dan penderitaan. Adapun perbedaannya ada pada banyaknya jumlah jalan، urut-urutan، dan tahapan pengamalannya. Kata kunci : maqamat , tasawuf, 8 jalan kebenaran, spiritualitas Buddha.