Sri Utami, Hermanu Triwidodo, Pudjianto Pudjianto, Aunu Rauf, Noor Farikhah Haneda
{"title":"Serangan Arthroschista hilaralis Walk. (Lepidoptera: Pyralidae) pada tegakan jabon (Neolamarckia cadamba [Roxb.] Bosser) di Sumatera Selatan","authors":"Sri Utami, Hermanu Triwidodo, Pudjianto Pudjianto, Aunu Rauf, Noor Farikhah Haneda","doi":"10.5994/JEI.15.1.1","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Serangan hama merupakan masalah utama yang dihadapi dalam budi daya jabon (Neolamarckia cadamba [Roxb.] Bosser) di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan. Arthroschista hilaralis Walk. (Lepidoptera: Pyralidae) merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman jabon. Informasi mengenai tingkat serangan A. hilaralis pada tegakan jabon diperlukan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan A. hilaralis. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji insidensi dan intensitas serangan A. hilaralis yang menyerang tegakan jabon umur 2 dan 4 tahun selama 2 musim pengamatan, serta mengkaji pengaruh faktor cuaca (suhu dan kelembaban udara) terhadap serangan A. hilaralis. Penelitian ini dilaksanakan pada 6 lokasi yang terletak pada beberapa daerah di Sumatera Selatan. Pada setiap lokasi penelitian ditentukan 3 plot masing-masing seluas 0,03 ha dan berisi 20 tanaman jabon. Pengamatan insidensi dan intensitas serangan A. hilaralis dilakukan sebulan sekali selama 16 bulan yang mewakili 2 kategori waktu pengamatan, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan A. hilaralis paling tinggi terjadi pada tegakan jabon umur 2 tahun dan pada musim hujan dengan insidensi dan intensitas serangan masing-masing sebesar 74,45% dan 55,21%. Faktor cuaca (suhu dan kelembaban udara) berpengaruh terhadap tingkat serangan A. hilaralis. Suhu udara berkorelasi negatif terhadap insidensi (r = -0,629; p = 0,009) dan intensitas serangan A. hilaralis (r = -0,546; p = 0,029), sedangkan kelembaban udara berkorelasi positif terhadap insidensi (r = 0,900; p < 0,0001) dan intensitas serangan A. hilaralis (r = 0,768; p = 0,0005).","PeriodicalId":31609,"journal":{"name":"Jurnal Entomologi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Entomologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.5994/JEI.15.1.1","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Serangan hama merupakan masalah utama yang dihadapi dalam budi daya jabon (Neolamarckia cadamba [Roxb.] Bosser) di Indonesia khususnya di Sumatera Selatan. Arthroschista hilaralis Walk. (Lepidoptera: Pyralidae) merupakan salah satu hama penting yang menyerang tanaman jabon. Informasi mengenai tingkat serangan A. hilaralis pada tegakan jabon diperlukan sebagai bahan pertimbangan pengelolaan A. hilaralis. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji insidensi dan intensitas serangan A. hilaralis yang menyerang tegakan jabon umur 2 dan 4 tahun selama 2 musim pengamatan, serta mengkaji pengaruh faktor cuaca (suhu dan kelembaban udara) terhadap serangan A. hilaralis. Penelitian ini dilaksanakan pada 6 lokasi yang terletak pada beberapa daerah di Sumatera Selatan. Pada setiap lokasi penelitian ditentukan 3 plot masing-masing seluas 0,03 ha dan berisi 20 tanaman jabon. Pengamatan insidensi dan intensitas serangan A. hilaralis dilakukan sebulan sekali selama 16 bulan yang mewakili 2 kategori waktu pengamatan, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangan A. hilaralis paling tinggi terjadi pada tegakan jabon umur 2 tahun dan pada musim hujan dengan insidensi dan intensitas serangan masing-masing sebesar 74,45% dan 55,21%. Faktor cuaca (suhu dan kelembaban udara) berpengaruh terhadap tingkat serangan A. hilaralis. Suhu udara berkorelasi negatif terhadap insidensi (r = -0,629; p = 0,009) dan intensitas serangan A. hilaralis (r = -0,546; p = 0,029), sedangkan kelembaban udara berkorelasi positif terhadap insidensi (r = 0,900; p < 0,0001) dan intensitas serangan A. hilaralis (r = 0,768; p = 0,0005).