{"title":"Komunikasi Ekspresif Konten Dharma Wacana Pada Media Youtube","authors":"Sayu Kadek Jelantik","doi":"10.55115/communicare.v3i1.2139","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Dunia komunikasi pada saat ini terus mengalami perkembangan, hal ini dapat dilihat dari proses komunikasi yang dapat terjadi secara langsung maupun secara virtual. Era digitalisasi yang merupakan media komunikasi ini banyak digunakan oleh berbagai pihak untuk menjalankan aktivitas di dalam kehidupan sosial. Fungsi dan bentuk komunikasi pun ikut mengalami metamorforsis, salah satunya yaitu komunikasi ekspresif yang menjadi bentuk komunikasi yang banyak diaplikasikan oleh komunikator. Pengaplikasian teknik komunikasi ekspresif dilakukan oleh pendharma wacana dalam konten dharma wacana yang disebarluaskan di media youtube. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari hasil observasi partisipan, dokumentasi, dan studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan fungsi dan bentuk komunikasi ekspresif konten dharma wacana pada media youtube. Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa teknik komunikasi ekspresif digunakan oleh pendharma wacana dalam membuat konten dharma wacana nya yang kemudian disebarluaskan pada media youtube menghasilkan 8 fungsi dan bentuk yaitu: Pertama, mengungkapkan perasaan pendharma wacana sesuai dengan tema yang diangkat dalam proses pembuatan konten dharma wacana. Kedua, mengungkapkan emosi untuk menghidupakan rangkaian kata yang disusun oleh pendharma wacana sehingga dapat menggugah perasaan audiensnya. Ketiga, memberikan informasi dalam bentuk bahasa verbal yaitu kata -kata dan dalam bentuk non verbal yaitu dalam bentuk body leangue. Keempat, mencari makna dari perasaan audiens yaitu dengan cara mendapatkan feedback dari audiens. Kelima, menciptakan sikap saling mengerti antara pendharma wacana dengan audiens. Keenam, menggambarkan sikap dan sifat pendharma wacana dan audiens. Ketujuh, meningkatkan kreativitas pendharma wacana dalam membuat konten dharma wacana. Kedepalan, memberikan pengaruh bagi audiens dari sajian konten dharma wacana. ","PeriodicalId":51949,"journal":{"name":"Communicare-Journal for Communication Sciences in Southern Africa","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.4000,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Communicare-Journal for Communication Sciences in Southern Africa","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55115/communicare.v3i1.2139","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"COMMUNICATION","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Dunia komunikasi pada saat ini terus mengalami perkembangan, hal ini dapat dilihat dari proses komunikasi yang dapat terjadi secara langsung maupun secara virtual. Era digitalisasi yang merupakan media komunikasi ini banyak digunakan oleh berbagai pihak untuk menjalankan aktivitas di dalam kehidupan sosial. Fungsi dan bentuk komunikasi pun ikut mengalami metamorforsis, salah satunya yaitu komunikasi ekspresif yang menjadi bentuk komunikasi yang banyak diaplikasikan oleh komunikator. Pengaplikasian teknik komunikasi ekspresif dilakukan oleh pendharma wacana dalam konten dharma wacana yang disebarluaskan di media youtube. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari hasil observasi partisipan, dokumentasi, dan studi pustaka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguraikan fungsi dan bentuk komunikasi ekspresif konten dharma wacana pada media youtube. Berdasarkan hasil penelitian, ditarik kesimpulan bahwa teknik komunikasi ekspresif digunakan oleh pendharma wacana dalam membuat konten dharma wacana nya yang kemudian disebarluaskan pada media youtube menghasilkan 8 fungsi dan bentuk yaitu: Pertama, mengungkapkan perasaan pendharma wacana sesuai dengan tema yang diangkat dalam proses pembuatan konten dharma wacana. Kedua, mengungkapkan emosi untuk menghidupakan rangkaian kata yang disusun oleh pendharma wacana sehingga dapat menggugah perasaan audiensnya. Ketiga, memberikan informasi dalam bentuk bahasa verbal yaitu kata -kata dan dalam bentuk non verbal yaitu dalam bentuk body leangue. Keempat, mencari makna dari perasaan audiens yaitu dengan cara mendapatkan feedback dari audiens. Kelima, menciptakan sikap saling mengerti antara pendharma wacana dengan audiens. Keenam, menggambarkan sikap dan sifat pendharma wacana dan audiens. Ketujuh, meningkatkan kreativitas pendharma wacana dalam membuat konten dharma wacana. Kedepalan, memberikan pengaruh bagi audiens dari sajian konten dharma wacana.