Public History of Chinese-Javanese Harmony in Yogyakarta for History Learning with Diversity Insights

Hendra Kurniawan, N. Supriatna, A. Mulyana, Leli Yulifar
{"title":"Public History of Chinese-Javanese Harmony in Yogyakarta for History Learning with Diversity Insights","authors":"Hendra Kurniawan, N. Supriatna, A. Mulyana, Leli Yulifar","doi":"10.15294/paramita.v33i1.35720","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"History learning is often still dominated by mainstream material in textbooks. Local historical studies, such as Chinese-Javanese relations in Yogyakarta, have yet to be accommodated. For this reason, this study formulates the construction of history learning about Chinese-Javanese harmony in Yogyakarta in the context of utilizing public history. This qualitative research uses library methods to identify history learning sources about Chinese-Javanese relations in Yogyakarta. Furthermore, with the critical theory paradigm, the construction of history learning with the perspective of diversity regarding Chinese-Javanese harmony in Yogyakarta is formulated that can be applied in the classroom. As a result, it was found that the existence of the Chinatown area, inscriptions at the Yogyakarta Palace, kelenteng (temples), wayang Cina-Jawa or Wacinwa (Chinese-Javanese puppets), and local cuisine can be a source of learning the history of Chinese-Javanese harmony in Yogyakarta. These learning sources have the potential to be studied in the space of public history, so history learning can be constructed by encouraging students to produce public historical works in digital form through social media so that they can be widely enjoyed. Constructing history learning like this can contribute to building diverse discourses in society to strengthen national integration.Keywords: Chinese, Yogyakarta, public history, history learning, diversity.Pembelajaran sejarah kerap masih didominasi materi arus utama dalam buku teks. Kajian sejarah lokal seperti relasi Tionghoa-Jawa di Yogyakarta belum terakomodasi. Untuk itu, penelitian ini merumuskan konstruksi pembelajaran sejarah tentang keharmonisan Tionghoa-Jawa di Yogyakarta dalam konteks pemanfaatan sejarah publik. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode penelitian kepustakaan untuk mengindentifikasi sumber-sumber belajar sejarah tentang relasi Tionghoa-Jawa di Yogyakarta. Selanjutnya dengan paradigma teori kritis dirumuskan konstruksi pembelajaran sejarah berwawasan kebinekaan mengenai keharmonisan Tionghoa-Jawa di Yogyakarta yang dapat diterapkan di kelas. Hasilnya didapati bahwa keberadaan kawasan Pecinan, prasasti-prasasti di Keraton Yogyakarta, kelenteng, wayang Cina Jawa (Wacinwa), dan kuliner lokal dapat menjadi sumber belajar sejarah keharmonisan Tionghoa-Jawa di Yogyakarta. Sumber-sumber belajar tersebut berpotensi untuk dikaji dalam ruang sejarah publik, maka pembelajaran sejarah dapat dikonstruksi dengan mendorong siswa menghasilkan karya sejarah publik dalam bentuk digital melalui media sosial sehingga dapat dinikmati secara luas. Konstruksi pembelajaran sejarah seperti ini dapat berkontribusi membangun wacana kebinekaan di tengah masyarakat untuk menguatkan integrasi bangsa.Kata kunci: Tionghoa, Yogyakarta, sejarah publik, pembelajaran sejarah, kebinekaan.","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v33i1.35720","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

Abstract

History learning is often still dominated by mainstream material in textbooks. Local historical studies, such as Chinese-Javanese relations in Yogyakarta, have yet to be accommodated. For this reason, this study formulates the construction of history learning about Chinese-Javanese harmony in Yogyakarta in the context of utilizing public history. This qualitative research uses library methods to identify history learning sources about Chinese-Javanese relations in Yogyakarta. Furthermore, with the critical theory paradigm, the construction of history learning with the perspective of diversity regarding Chinese-Javanese harmony in Yogyakarta is formulated that can be applied in the classroom. As a result, it was found that the existence of the Chinatown area, inscriptions at the Yogyakarta Palace, kelenteng (temples), wayang Cina-Jawa or Wacinwa (Chinese-Javanese puppets), and local cuisine can be a source of learning the history of Chinese-Javanese harmony in Yogyakarta. These learning sources have the potential to be studied in the space of public history, so history learning can be constructed by encouraging students to produce public historical works in digital form through social media so that they can be widely enjoyed. Constructing history learning like this can contribute to building diverse discourses in society to strengthen national integration.Keywords: Chinese, Yogyakarta, public history, history learning, diversity.Pembelajaran sejarah kerap masih didominasi materi arus utama dalam buku teks. Kajian sejarah lokal seperti relasi Tionghoa-Jawa di Yogyakarta belum terakomodasi. Untuk itu, penelitian ini merumuskan konstruksi pembelajaran sejarah tentang keharmonisan Tionghoa-Jawa di Yogyakarta dalam konteks pemanfaatan sejarah publik. Penelitian kualitatif ini menggunakan metode penelitian kepustakaan untuk mengindentifikasi sumber-sumber belajar sejarah tentang relasi Tionghoa-Jawa di Yogyakarta. Selanjutnya dengan paradigma teori kritis dirumuskan konstruksi pembelajaran sejarah berwawasan kebinekaan mengenai keharmonisan Tionghoa-Jawa di Yogyakarta yang dapat diterapkan di kelas. Hasilnya didapati bahwa keberadaan kawasan Pecinan, prasasti-prasasti di Keraton Yogyakarta, kelenteng, wayang Cina Jawa (Wacinwa), dan kuliner lokal dapat menjadi sumber belajar sejarah keharmonisan Tionghoa-Jawa di Yogyakarta. Sumber-sumber belajar tersebut berpotensi untuk dikaji dalam ruang sejarah publik, maka pembelajaran sejarah dapat dikonstruksi dengan mendorong siswa menghasilkan karya sejarah publik dalam bentuk digital melalui media sosial sehingga dapat dinikmati secara luas. Konstruksi pembelajaran sejarah seperti ini dapat berkontribusi membangun wacana kebinekaan di tengah masyarakat untuk menguatkan integrasi bangsa.Kata kunci: Tionghoa, Yogyakarta, sejarah publik, pembelajaran sejarah, kebinekaan.
日惹华人与爪哇人和谐的公共历史——以多元视角进行历史学习
历史学习通常仍然以教科书中的主流材料为主。当地的历史研究,如日惹的中爪哇关系,尚未得到考虑。为此,本研究拟在公共历史的语境下建构日惹中爪哇和谐的历史学习。这项定性研究使用图书馆的方法来识别日惹中爪哇关系的历史学习来源。此外,运用批判性理论范式,从日惹中爪哇和谐的多样性视角构建了可在课堂上应用的历史学习。因此,人们发现,唐人街地区的存在、日惹宫、克伦滕(寺庙)、瓦扬·齐纳·贾瓦或瓦钦瓦(中国爪哇木偶)的铭文以及当地美食可以成为学习日惹中爪哇和谐历史的来源。这些学习来源具有在公共历史空间中进行研究的潜力,因此可以通过鼓励学生通过社交媒体制作数字形式的公共历史作品来构建历史学习,从而使其广受欢迎。构建这样的历史学习可以有助于在社会中构建多样化的话语,以加强国家一体化。关键词:中文,日惹,公共历史,历史学习,多样性。历史学习往往仍然被教科书中的主流所主导。当地的历史研究,如日惹的Tionghoa-Jawa关系,并不令人满意。为此,这项研究破坏了在利用公共历史的背景下对日惹的Tionghoa Jawa和谐统一进行历史研究的构建。这项定性研究使用文献研究方法来确定关于日惹Tionghoa-Jawa关系的历史学习来源。接下来,以批判理论范式,宣布历史学习的构建,并将其与日惹的Tionghoa Jawa和谐统一的愿景应用于课堂。结果是,中国地区的存在、日惹喀拉拉邦的史前史、克伦滕、中国爪哇瓦(Wacinwa)和当地美食可以成为学习日惹Tionghoa Jawa和谐历史的来源。这些学习来源可以在公共历史中进行测试,因此可以通过鼓励学生通过社交媒体制作数字公共历史来构建历史学习,从而广受欢迎。这样的历史学习结构可以有助于在社会中建立智慧文化,以加强国家一体化。关键词:台中,日惹,公共历史,历史学习,智慧。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信