Politics, Local Governments, and Sharia By-Laws in Indonesia: Revisiting A Common Assumption

Mazahib Pub Date : 2019-01-18 DOI:10.21093/MJ.V17I2.1347
D. Muhtada
{"title":"Politics, Local Governments, and Sharia By-Laws in Indonesia: Revisiting A Common Assumption","authors":"D. Muhtada","doi":"10.21093/MJ.V17I2.1347","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"After the fall of Suharto regime, some local governments in Indonesia have adopted Shari’a by-laws. Several studies suggest that this adoption of Shari’a by-laws was influenced mostly by the political motives of the local elites. They used such by-laws as a strategy to gain political supports from Muslim voters. They also used the by-laws to facilitate bribery and electoral corruption using social and religious instruments and to distract people’s attention from ongoing corruption. Although it confirms the political motives behind the adoption of the Shari’a by-laws, this paper suggests that such political motives may not the only factors leading to the introduction of Shari’a by-laws. Based on the study of the political and religious backgrounds of the district heads, who were elected in the local elections between 2008 and 2013, in the six major provinces, this paper indicates that political motives do not play alone. The district heads’ religious backgrounds can be the other important factors contributing to the adoption of Shari’a by-laws by some local governments in Indonesia.Key words: Shari’a by-laws, politics, local governments, Indonesia. AbstrakSetelah jatuhnya rezim Suharto, beberapa pemerintah daerah di Indonesia menerapkan peraturan daerah bernuansa Syariah (perda Syariah). Beberapa kajian berpendapat bahwa pengadopsian perda Syariah ini banyak dipengaruhi oleh motif politik dari para elit daerah. Mereka menggungaka perda tersebut sebagai strategi untuk mendapatkan dukungan politik dari para pemilih Muslim. Mereka pula menggunakan perda tersebut sebagai transaksi suap dan kecurangan elektoral untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari korupsi yang tengah berlangsung di Indonesia. Meskipun artikel ini menegaskan adanya motif politik di balik penerapan perda Syariah, artikel ini berpendapat bahwa motif politik tersebut bukanlah satu-satunya factor yang mengarahkan pada permulaan diterapkannya perda Syariah. Berdasarkan kajian pada latar belakang politik dan keagamaan dari para Bupati, yang mana terpilih pada pemilihan umum dari tahun 2008-2013 di enam provinsi besar, artikel ini menunjukkan bahwa motif politik tidak bermain sendiri. Latar belakang keagamaan para Bupati dapat menjadi factor penting lainnya yang berkontribusi pada penerapan perda Syariah oleh beberapa pemerintahan daerah di Indonesia.Kata Kunci: perda Syariah, politik, pemerintah daerah, Indonesia","PeriodicalId":31362,"journal":{"name":"Mazahib","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-01-18","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Mazahib","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21093/MJ.V17I2.1347","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

After the fall of Suharto regime, some local governments in Indonesia have adopted Shari’a by-laws. Several studies suggest that this adoption of Shari’a by-laws was influenced mostly by the political motives of the local elites. They used such by-laws as a strategy to gain political supports from Muslim voters. They also used the by-laws to facilitate bribery and electoral corruption using social and religious instruments and to distract people’s attention from ongoing corruption. Although it confirms the political motives behind the adoption of the Shari’a by-laws, this paper suggests that such political motives may not the only factors leading to the introduction of Shari’a by-laws. Based on the study of the political and religious backgrounds of the district heads, who were elected in the local elections between 2008 and 2013, in the six major provinces, this paper indicates that political motives do not play alone. The district heads’ religious backgrounds can be the other important factors contributing to the adoption of Shari’a by-laws by some local governments in Indonesia.Key words: Shari’a by-laws, politics, local governments, Indonesia. AbstrakSetelah jatuhnya rezim Suharto, beberapa pemerintah daerah di Indonesia menerapkan peraturan daerah bernuansa Syariah (perda Syariah). Beberapa kajian berpendapat bahwa pengadopsian perda Syariah ini banyak dipengaruhi oleh motif politik dari para elit daerah. Mereka menggungaka perda tersebut sebagai strategi untuk mendapatkan dukungan politik dari para pemilih Muslim. Mereka pula menggunakan perda tersebut sebagai transaksi suap dan kecurangan elektoral untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari korupsi yang tengah berlangsung di Indonesia. Meskipun artikel ini menegaskan adanya motif politik di balik penerapan perda Syariah, artikel ini berpendapat bahwa motif politik tersebut bukanlah satu-satunya factor yang mengarahkan pada permulaan diterapkannya perda Syariah. Berdasarkan kajian pada latar belakang politik dan keagamaan dari para Bupati, yang mana terpilih pada pemilihan umum dari tahun 2008-2013 di enam provinsi besar, artikel ini menunjukkan bahwa motif politik tidak bermain sendiri. Latar belakang keagamaan para Bupati dapat menjadi factor penting lainnya yang berkontribusi pada penerapan perda Syariah oleh beberapa pemerintahan daerah di Indonesia.Kata Kunci: perda Syariah, politik, pemerintah daerah, Indonesia
印尼的政治、地方政府和伊斯兰教法:重新审视一个共同的假设
苏哈托政权倒台后,印尼一些地方政府通过了伊斯兰教法。几项研究表明,通过伊斯兰教法主要受到当地精英的政治动机的影响。他们利用这些章程作为一种策略来获得穆斯林选民的政治支持。他们还利用章程,利用社会和宗教工具为贿赂和选举腐败提供便利,并分散人们对持续腐败的注意力。尽管这证实了通过《伊斯兰教法细则》背后的政治动机,但本文认为,这种政治动机可能不是导致引入《伊斯兰教法》的唯一因素。本文通过对六个主要省份2008年至2013年地方选举中当选的区长的政治和宗教背景的研究,表明政治动机并不单独起作用。区长的宗教背景可能是印尼一些地方政府通过伊斯兰教法的其他重要因素。关键词:伊斯兰教法、政治、地方政府、印尼。Abstrak苏哈托政权倒台后,印度尼西亚的几个地区政府实施了Syariah细致入微地区的规则。一些研究认为,叙利亚总理的当选在很大程度上受到精英地区政治动机的影响。他们称赞总理是获得穆斯林选民政治支持的策略。他们还利用perda作为贿赂交易和选举舞弊,以分散公众对印尼腐败的注意力。尽管这篇文章证实了叙利亚总理背后有政治动机,但这篇文章认为,政治动机并不是导致叙利亚总理最初申请的唯一因素。本文通过对2008-2013年六个主要省份大选中选出的教皇的政治背景和宗教信仰的研究,表明政治动机本身并不起作用。教皇的宗教背景可能是促使印尼一些地区政府申请叙利亚总理的另一个重要因素。关键词:叙利亚总理,政治,地区政府,印尼
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
CiteScore
0.90
自引率
0.00%
发文量
7
审稿时长
4 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信