Reynardi Risyad Raytama, H. Santoso, Yansen Hartanto
{"title":"Pengaruh Jenis Pelarut Pada Distilasi Ekstraktif Pemisahan Campuran Aseton-Metanol Dengan Dinding Pemisah","authors":"Reynardi Risyad Raytama, H. Santoso, Yansen Hartanto","doi":"10.31315/e.v0i0.4563","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Distilasi adalah pemisahan dua campuran atau lebih ke dalam fraksi komponennya dari kemurnian yang diinginkan berdasarkan perbedaan titik didih serta volatilitas antar komponen. Pemisahan dengan metode distilasi biasa tidak efektif untuk memisahkan campuran azeotrop. Oleh karena itu, menggunakan dengan metode pressure swing distillation, azeotrope distillation, dan extractive distillation. Aseton dan metanol merupakan campuran azeotrop yang harus dipisahkan dengan pelarut. Metode yang digunakan adalah distilasi ekstraktif dengan tiga entrainer yaitu air, chlorobenzene, dan dimethyl sulfoxide (DMSO). Kolom distilasi ekstraktif konvensional dapat dimodifikasi menjadi distillation wall column (DWC) dengan menambahkan dinding pemisah untuk mengurangi konsumsi energi dan penghematan biaya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis pelarut terbaik pada setiap sistem (kolom distilasi ekstraktif konvensional dan EDWC) dengan membandingan nilai ekonomis (biaya capital, biaya energi, dan nilai total annual cost). Penelitian dilakukan menggunakan Aspen Plus® untuk melakukan simulasi. Simulasi dengan menggunakan kolom dinding pemisah dilakukan dengan tiga kolom karena pada Aspen Plus® tidak tersedia kolom distilasi dengan dinding pemisah. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jenis pelarut yang terbaik untuk memisahkan campuran azeotrope aseton dan methanol adalah DMSO dengan menggunakan sistem kolom distilasi ekstraktif konvensional. Biaya capital yang dihasilkan sebesar $653.999/tahun, Biaya Energi $3.245.929/tahun, dan Nilai TAC $3.899.927/tahun (payback period 3 tahun).","PeriodicalId":30703,"journal":{"name":"Eksergi","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Eksergi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.31315/e.v0i0.4563","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Distilasi adalah pemisahan dua campuran atau lebih ke dalam fraksi komponennya dari kemurnian yang diinginkan berdasarkan perbedaan titik didih serta volatilitas antar komponen. Pemisahan dengan metode distilasi biasa tidak efektif untuk memisahkan campuran azeotrop. Oleh karena itu, menggunakan dengan metode pressure swing distillation, azeotrope distillation, dan extractive distillation. Aseton dan metanol merupakan campuran azeotrop yang harus dipisahkan dengan pelarut. Metode yang digunakan adalah distilasi ekstraktif dengan tiga entrainer yaitu air, chlorobenzene, dan dimethyl sulfoxide (DMSO). Kolom distilasi ekstraktif konvensional dapat dimodifikasi menjadi distillation wall column (DWC) dengan menambahkan dinding pemisah untuk mengurangi konsumsi energi dan penghematan biaya. Tujuan penelitian ini adalah menentukan jenis pelarut terbaik pada setiap sistem (kolom distilasi ekstraktif konvensional dan EDWC) dengan membandingan nilai ekonomis (biaya capital, biaya energi, dan nilai total annual cost). Penelitian dilakukan menggunakan Aspen Plus® untuk melakukan simulasi. Simulasi dengan menggunakan kolom dinding pemisah dilakukan dengan tiga kolom karena pada Aspen Plus® tidak tersedia kolom distilasi dengan dinding pemisah. Hasil simulasi menunjukkan bahwa jenis pelarut yang terbaik untuk memisahkan campuran azeotrope aseton dan methanol adalah DMSO dengan menggunakan sistem kolom distilasi ekstraktif konvensional. Biaya capital yang dihasilkan sebesar $653.999/tahun, Biaya Energi $3.245.929/tahun, dan Nilai TAC $3.899.927/tahun (payback period 3 tahun).