Dhau Aprilia Hakim, Theresia Sri Rahayu, A. Pramita, D. Fitriana
{"title":"Adsorpsi Gas H2S dengan Karbon Aktif dari Tempurung Buah Nipah Teraktivasi Natrium Hidroksida","authors":"Dhau Aprilia Hakim, Theresia Sri Rahayu, A. Pramita, D. Fitriana","doi":"10.26760/jrh.v6i1.85-95","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK Industri pengolahan ikan memegang peranan penting dalam perekonomian Cilacap namun disisi lain industri ini juga menyumbangkan dampak negatif terhadap kualitas udara lingkungan karena menghasilkan bau yang mengganggu. Bau tersebut berasal dari limbah atau sisa pengolahan ikan yang tidak dikelola dengan baik. Salah satu gas penyebab bau tersebut adalah gas hidrogen sulfida (H2S) yang dihasilkan dari proses penguraian protein didalam limbah ikan. Limbah ikan yang dibuang begitu saja dapat menjadikan bibit penyakit bagi masyarakat yang disebabkan dari gas H2S karena terjadi proses penguraian protein didalam limbah ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan karbon aktif dari tempurung nipah dalam menjerap gas H2S yang terkandung dalam limbah ikan dalam besaran penurunan konsentrasi H2S Δ𝐶 dan dengan variabel berupa jumlah adsorben 20, 30, dan 40 gram. Gas H2S dari limbah ikan diadsorpsi menggunakan karbon aktif dari tempurung buah nipah teraktivasi NaOH dalam suatu rangkaian alat adsorpsi dengan kolom berisi karbon aktif dan dilengkapi dengan kolom larutan penjerap gas limbah ikan yakni larutan kadmium asetat di bagian sebelum dam setelah kolom adsorpsi. Penentuan konsentrasi gas H2S yang terjerap dalam karbon aktif dilakukan dengan metode titrimetri yakni titrasi iodometri pada larutan kadmium asetat. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar H2S pada limbah ikan dengan jumlah adsorben 20, 30, dan 40 gram masing-masing adalah 33,497 ppm (71,15%), 33,452 ppm (71,05%), dan 34,381 ppm (73,03%). ABSTRACTThe fish processing industry plays an important role in the Cilacap economy, but on the other hand this also contributes negatively to environmental air quality because it produces a disturbing odor. The smell comes from waste or fish processing residue that is not managed properly. One of the gases that causes the odor is hydrogen sulfide (H2S) gas which is produced from protein decomposition process in fish waste. Fish waste that is thrown away can cause disease for the community caused by H2S gas because there is a process of protein decomposition in fish waste. This study aims to test the ability of activated carbon from nipah shells to absorb H2S gas contained in fish waste in the parameter amount of decreasing H2S concentration (ΔC) and with variables amount of adsorbent which are 20, 30, and 40 grams. H2S gas from fish waste is adsorbed using activated carbon from NaOH activated nipah shell in a series of adsorption devices with a column containing activated carbon and equipped with a column of fish waste gas absorbing solution, namely cadmium acetate solution in the section before and after the adsorption column. Determination of the concentration of H2S gas adsorbed in activated carbon was by the titrimetric method, namely iodometric titration in cadmium acetate solution. The results showed a decrease in H2S levels in fish waste with adsorbents of 20, 30, and 40 grams respectively 33,497 ppm (71.15%), 33,452 ppm (71.05%), and 34.381 ppm (73.03%) .","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26760/jrh.v6i1.85-95","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAK Industri pengolahan ikan memegang peranan penting dalam perekonomian Cilacap namun disisi lain industri ini juga menyumbangkan dampak negatif terhadap kualitas udara lingkungan karena menghasilkan bau yang mengganggu. Bau tersebut berasal dari limbah atau sisa pengolahan ikan yang tidak dikelola dengan baik. Salah satu gas penyebab bau tersebut adalah gas hidrogen sulfida (H2S) yang dihasilkan dari proses penguraian protein didalam limbah ikan. Limbah ikan yang dibuang begitu saja dapat menjadikan bibit penyakit bagi masyarakat yang disebabkan dari gas H2S karena terjadi proses penguraian protein didalam limbah ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan karbon aktif dari tempurung nipah dalam menjerap gas H2S yang terkandung dalam limbah ikan dalam besaran penurunan konsentrasi H2S Δ𝐶 dan dengan variabel berupa jumlah adsorben 20, 30, dan 40 gram. Gas H2S dari limbah ikan diadsorpsi menggunakan karbon aktif dari tempurung buah nipah teraktivasi NaOH dalam suatu rangkaian alat adsorpsi dengan kolom berisi karbon aktif dan dilengkapi dengan kolom larutan penjerap gas limbah ikan yakni larutan kadmium asetat di bagian sebelum dam setelah kolom adsorpsi. Penentuan konsentrasi gas H2S yang terjerap dalam karbon aktif dilakukan dengan metode titrimetri yakni titrasi iodometri pada larutan kadmium asetat. Hasil penelitian menunjukkan penurunan kadar H2S pada limbah ikan dengan jumlah adsorben 20, 30, dan 40 gram masing-masing adalah 33,497 ppm (71,15%), 33,452 ppm (71,05%), dan 34,381 ppm (73,03%). ABSTRACTThe fish processing industry plays an important role in the Cilacap economy, but on the other hand this also contributes negatively to environmental air quality because it produces a disturbing odor. The smell comes from waste or fish processing residue that is not managed properly. One of the gases that causes the odor is hydrogen sulfide (H2S) gas which is produced from protein decomposition process in fish waste. Fish waste that is thrown away can cause disease for the community caused by H2S gas because there is a process of protein decomposition in fish waste. This study aims to test the ability of activated carbon from nipah shells to absorb H2S gas contained in fish waste in the parameter amount of decreasing H2S concentration (ΔC) and with variables amount of adsorbent which are 20, 30, and 40 grams. H2S gas from fish waste is adsorbed using activated carbon from NaOH activated nipah shell in a series of adsorption devices with a column containing activated carbon and equipped with a column of fish waste gas absorbing solution, namely cadmium acetate solution in the section before and after the adsorption column. Determination of the concentration of H2S gas adsorbed in activated carbon was by the titrimetric method, namely iodometric titration in cadmium acetate solution. The results showed a decrease in H2S levels in fish waste with adsorbents of 20, 30, and 40 grams respectively 33,497 ppm (71.15%), 33,452 ppm (71.05%), and 34.381 ppm (73.03%) .