{"title":"Pengaruh Komposisi Media Pertumbuhan Terhadap Produksi Scleroglucan Pada Fermentasi Aerob Sclerotium rolfsii InaCC F-05","authors":"Bintang Iwhan Moehady, Nancy Siti Djena","doi":"10.26760/JRH.V2I3.2511","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAKScleroglucan adalah Eksopolisakarida yang dihasilkan dari fermentasi jamur Sclerotium rolfsii (S.rolfsii) dan telah digunakan di berbagai negara maju sebagai bahan pengental, industri makanan, farmasi, minyak dan industri lainnya. Berdasarkan hasil pengujian pada hewan tikus dalam jangka pendek dan panjang, scleroglucan tidak bersifat toksik dan tidak menunjukkan efek samping yang signifikan. Di Indonesia scleroglucan ini belum dikenal, lain halnya dengan jamur S. rolfsii yang lebih dikenal sebagai salah satu jamur patogen yang menyebabkan beberapa penyakit pada tanaman. Penyakit yang dihasikan oleh S.rolfsii merupakan penyakit potensial khususnya pada tanaman kedelai karena bila terserang akan mati serta patogen dan dapat bertahan lama di dalam tanah dalam bentuk sklerotia. Sehingga berbagai penelitian yang telah dilakukan di Indonesia hanya terbatas pada pencegahan, pengendalian dan karakterisasi dalam mengurangi sifat patogen dari S. rolfsii tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi media pertumbuhan S. Rolfsii InaCC F-05 untuk menghasilkan scleroglucan menggunakan substrat hidrolisat tepung tapioka. Dalam penelitian ini scleroglucan dibuat dalam media PDB dan media PDB termodifikasi yang masing masing menggunakan substrat dari gula cair 7% pada 28oC, pH 5, pengadukan 180 rpm dengan waktu fermentasi S.rolfsii masing masing 46 dan 68 jam secara aerob. Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa scleroglucan hasil penelitian mempunyai puncak serapan pada 3408, 2933, 1633, 1408 dan 1031- 1151 cm-1. Puncak puncak serapan ini secara kualitatif telah sesuai dengan puncak serapan scleroglucan pada literatur. Secara keseluruhan dapat disebutkan bahwa S. rolfsii yang ditumbuhkan dalam media PDB termodifikasi dengan menggunakan substrat gula cair 7% telah berhasil memproduksi scleroglucan dengan yield dan konversi tertinggi masing masing sebesar 15,0805 g/L dan 21,5400%. Scleroglucan yang diperoleh mempunyai viskositas 1,9358 - 3,6579 cP. Nilai ini sudah memenuhi kriteria untuk dijadikan bahan campuran pada industri kimia.Kata kunci : S.rolfsii, scleroglucan, fermentasi.ABSTACTScleroglucan is an Exopolisaccharide produced from the fermentation of Sclerotium rolfsii (S.rolfsii) and has been used in many developed countries as a thickener, food, pharmaceutical, oil and other industries. Based on the results of tests on rats in the short and long term, it was found that scleroglucan is not toxic and have not shown significantly side effects. Scleroglucan is not well known in Indonesia, unlike fungus S. rolfsii which is better known as one of the pathogenic fungi that causes diseases in plants, especially in soybean crops where it will die and the pathogen can survive for a long time in the ground in the form of sclerotia. This is why the various studies that have been conducted in Indonesia are limited to prevention, control, and characterization in reducing the pathogenic of S. rolfsii. The objective of this study was to determine the growth media composition of S. Rolfsii InaCC F-05 to produce scleroglucan using tapioca starch hydrolysate substrate. In this study scleroglucan was made in PDB and modified PDB media, each using a substrate of 7% liquid sugar at 28oC, pH 5, stirred at 180 rpm with fermentation time of 46 and 68 hours in aerobic method. Based on FT-IR analysis showed that scleroglucan of this study had an absorption peak at 3408, 2933, 1633, 1408 and 1031 to 1151 cm-1. This absorption peak corresponds to the peak of scleroglucan uptake in the literature. Overall it can be concluded that S. rolfsii grown in modified PDB medium using a 7% liquid sugar substrate has succeeded in producing scleroglucan with the highest yield and conversion of 15.0805 g/L and 21.5400% respectively. The obtained scleroglucan has a viscosity of 1.9358 - 3.6579 cP. These value has met the criteria in the chemical industry.Keywords: S.rolfsii, scleroglucan, fermentation.","PeriodicalId":34848,"journal":{"name":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Rekayasa Hijau Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26760/JRH.V2I3.2511","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
ABSTRAKScleroglucan adalah Eksopolisakarida yang dihasilkan dari fermentasi jamur Sclerotium rolfsii (S.rolfsii) dan telah digunakan di berbagai negara maju sebagai bahan pengental, industri makanan, farmasi, minyak dan industri lainnya. Berdasarkan hasil pengujian pada hewan tikus dalam jangka pendek dan panjang, scleroglucan tidak bersifat toksik dan tidak menunjukkan efek samping yang signifikan. Di Indonesia scleroglucan ini belum dikenal, lain halnya dengan jamur S. rolfsii yang lebih dikenal sebagai salah satu jamur patogen yang menyebabkan beberapa penyakit pada tanaman. Penyakit yang dihasikan oleh S.rolfsii merupakan penyakit potensial khususnya pada tanaman kedelai karena bila terserang akan mati serta patogen dan dapat bertahan lama di dalam tanah dalam bentuk sklerotia. Sehingga berbagai penelitian yang telah dilakukan di Indonesia hanya terbatas pada pencegahan, pengendalian dan karakterisasi dalam mengurangi sifat patogen dari S. rolfsii tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan komposisi media pertumbuhan S. Rolfsii InaCC F-05 untuk menghasilkan scleroglucan menggunakan substrat hidrolisat tepung tapioka. Dalam penelitian ini scleroglucan dibuat dalam media PDB dan media PDB termodifikasi yang masing masing menggunakan substrat dari gula cair 7% pada 28oC, pH 5, pengadukan 180 rpm dengan waktu fermentasi S.rolfsii masing masing 46 dan 68 jam secara aerob. Hasil analisis FTIR menunjukkan bahwa scleroglucan hasil penelitian mempunyai puncak serapan pada 3408, 2933, 1633, 1408 dan 1031- 1151 cm-1. Puncak puncak serapan ini secara kualitatif telah sesuai dengan puncak serapan scleroglucan pada literatur. Secara keseluruhan dapat disebutkan bahwa S. rolfsii yang ditumbuhkan dalam media PDB termodifikasi dengan menggunakan substrat gula cair 7% telah berhasil memproduksi scleroglucan dengan yield dan konversi tertinggi masing masing sebesar 15,0805 g/L dan 21,5400%. Scleroglucan yang diperoleh mempunyai viskositas 1,9358 - 3,6579 cP. Nilai ini sudah memenuhi kriteria untuk dijadikan bahan campuran pada industri kimia.Kata kunci : S.rolfsii, scleroglucan, fermentasi.ABSTACTScleroglucan is an Exopolisaccharide produced from the fermentation of Sclerotium rolfsii (S.rolfsii) and has been used in many developed countries as a thickener, food, pharmaceutical, oil and other industries. Based on the results of tests on rats in the short and long term, it was found that scleroglucan is not toxic and have not shown significantly side effects. Scleroglucan is not well known in Indonesia, unlike fungus S. rolfsii which is better known as one of the pathogenic fungi that causes diseases in plants, especially in soybean crops where it will die and the pathogen can survive for a long time in the ground in the form of sclerotia. This is why the various studies that have been conducted in Indonesia are limited to prevention, control, and characterization in reducing the pathogenic of S. rolfsii. The objective of this study was to determine the growth media composition of S. Rolfsii InaCC F-05 to produce scleroglucan using tapioca starch hydrolysate substrate. In this study scleroglucan was made in PDB and modified PDB media, each using a substrate of 7% liquid sugar at 28oC, pH 5, stirred at 180 rpm with fermentation time of 46 and 68 hours in aerobic method. Based on FT-IR analysis showed that scleroglucan of this study had an absorption peak at 3408, 2933, 1633, 1408 and 1031 to 1151 cm-1. This absorption peak corresponds to the peak of scleroglucan uptake in the literature. Overall it can be concluded that S. rolfsii grown in modified PDB medium using a 7% liquid sugar substrate has succeeded in producing scleroglucan with the highest yield and conversion of 15.0805 g/L and 21.5400% respectively. The obtained scleroglucan has a viscosity of 1.9358 - 3.6579 cP. These value has met the criteria in the chemical industry.Keywords: S.rolfsii, scleroglucan, fermentation.
僵化是由硬皮病发酵产生的一种外化多糖,已被用于许多发达国家,如增稠剂、食品、制药、石油和其他工业。根据动物在短期和长期的测试结果,硬化症没有毒性,没有明显的副作用。在印度尼西亚,这种硬皮病是不为人知的,而罗f西病则是一种常见的致病病原体。rolfsii S产生的疾病是大豆植物中特别潜在的疾病,因为当它向南发展时,它会杀死和病原体,并能在土壤中以硬皮病的形式持续很长时间。因此,在印尼进行的各种研究仅限于抑制、控制和描述,以减少rolfsii S的病原体的性质。本研究的目的是确定Rolfsii InaCC F-05的生长介质组成,使用木薯淀粉基质生成硬化症。在这项研究中,硬化症是由gdp和gdp介质中产生的,在28oC中使用7%的液糖基质,pH 5中使用180分,在空气中以46和68小时的速度发酵。FTIR的分析表明,僵化的研究结果在3408、2933、1633、1408和1031- 1151 cm-1的吸收率达到了顶峰。这种吸收的峰值在统计学上与硬化症的吸收峰相匹配。总而言之,利用7%的液糖基质对gdp进行了改进,罗fsii已经成功地将硬化症的最终转化为150805 g/L和21,5400%。硬化表现为粘性19358 - 3.6579 cP,该值符合化学行业合成化合物的标准。关键词:S.rolfsii,硬化症,发酵。教师教师硬化症是一种exopolisacharide生产的硬皮病罗尔夫西(S.rolfsii),在许多发展中国家被用作thickener、食品、制药、石油和其他行业。由于测试结果迅速而持久地恶化,人们发现硬化症没有毒性,也没有严重的副作用。Scleroglucan不是嗯知道》和印度尼西亚,unlike真菌是u.s.n ews rolfsii pathogenic哪个是更好的认识美国一号》那敢死队diseases真菌在植物,尤其是在大豆庄稼和它将死去哪里境病原体可以生存for a long time in the form of sclerotia小队。这就是为什么印度尼西亚受到的各种各样的研究仅限于预防、控制和制革目的,以减少罗尔夫西的疾病。这项研究的目的是确定S。在这个研究中,硬化症是由gdp和已精化的媒介组成的,每一种都以7%的糖为单位,在28oC, pH 5,在180分,用46和68小时的持续保质期。根据FT-IR分析,这种研究的硬化症在3408、2933、1633、1408和1031对1151 cm-1均有不明原因的影响。这峰和硬皮病的高峰是一致的。超过5400%的尊重,可以确定rolfsii是在精化的gdp中长大的。神经粥样硬化有1.9358 - 3.6579 cP。小字:S.rolfsii,硬化,发酵。