Pengaruh Perbedaan Jenis Pelarut Terhadap Kandungan Senyawa Kimia, Aktivitas Antioksidan, dan Kadar Sitotoksisitas Dari Ekstrak Gum Acacia Decurrens Willd.
{"title":"Pengaruh Perbedaan Jenis Pelarut Terhadap Kandungan Senyawa Kimia, Aktivitas Antioksidan, dan Kadar Sitotoksisitas Dari Ekstrak Gum Acacia Decurrens Willd.","authors":"Ramadhany Ayu Purnama, Sigit Sunarta, Hilda Ismail","doi":"10.22146/jik.v16i2.2254","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bioprospecting eksudat gum di Indonesia masih jarang dilakukan. Maka dari itu, penelitian ini berfokus pada pencarian potensi senyawa kimia gum Acacia decurrens dan potensi bioaktivitasnya. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan teknik refluks. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksana, etanol, dan air. Identifikasi kandungan senyawa kimia dianalisis dengan Kromatografi Gas - Spektrometri Massa (GC-MS). Besaran rendemen ekstrak gum Acacia decurrens, kadar fenolik total (TPC), kadar flavonoid total (TFC), kadar flavanol total (TVC) dianalisis secara kuantitatif. Bioaktivitas berupa aktivitas antioksidan dianalisis dengan metode 2,2-difenil-1-pikrilhydrazil (DPPH) dan kadar sitotoksisitas dianalisis dengan metode uji kematian larva udang (UKLU). Analisis GC-MS menunjukkan pada fraksi n-heksana terdapat senyawa dari kelompok alkana, alkena, aldehida, ester, dan aromatis. Pada fraksi etanol terdapat senyawa dari kelompok monosakarida dan lemak. Pada fraksi air terdapat senyawa dari kelompok monosakarida. Nilai tertinggi diperoleh dari fraksi larut etanol pada pengukuran TPC (19,61±0,47 mgGA/g), TFC (23,89±1,32 mgQE/g), TVC (13,41±0,81 mgCE/g), dan aktivitas antioksidan (IC50: 3,842 g/mL). Kadar sitotoksisitas yang diperoleh dari masing-masing fraksi secara berurutan yaitu n-heksana (LC50: 0,47 ppm), etanol (LC50: 5,91 ppm), dan air (LC50: 6,56 ppm).","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Kehutanan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/jik.v16i2.2254","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Bioprospecting eksudat gum di Indonesia masih jarang dilakukan. Maka dari itu, penelitian ini berfokus pada pencarian potensi senyawa kimia gum Acacia decurrens dan potensi bioaktivitasnya. Ekstraksi dilakukan secara bertingkat dengan teknik refluks. Pelarut yang digunakan yaitu n-heksana, etanol, dan air. Identifikasi kandungan senyawa kimia dianalisis dengan Kromatografi Gas - Spektrometri Massa (GC-MS). Besaran rendemen ekstrak gum Acacia decurrens, kadar fenolik total (TPC), kadar flavonoid total (TFC), kadar flavanol total (TVC) dianalisis secara kuantitatif. Bioaktivitas berupa aktivitas antioksidan dianalisis dengan metode 2,2-difenil-1-pikrilhydrazil (DPPH) dan kadar sitotoksisitas dianalisis dengan metode uji kematian larva udang (UKLU). Analisis GC-MS menunjukkan pada fraksi n-heksana terdapat senyawa dari kelompok alkana, alkena, aldehida, ester, dan aromatis. Pada fraksi etanol terdapat senyawa dari kelompok monosakarida dan lemak. Pada fraksi air terdapat senyawa dari kelompok monosakarida. Nilai tertinggi diperoleh dari fraksi larut etanol pada pengukuran TPC (19,61±0,47 mgGA/g), TFC (23,89±1,32 mgQE/g), TVC (13,41±0,81 mgCE/g), dan aktivitas antioksidan (IC50: 3,842 g/mL). Kadar sitotoksisitas yang diperoleh dari masing-masing fraksi secara berurutan yaitu n-heksana (LC50: 0,47 ppm), etanol (LC50: 5,91 ppm), dan air (LC50: 6,56 ppm).