{"title":"Status Identitas dan Toleransi Beragama pada Remaja","authors":"Vinaya Untoro, Maharani Ardi Putri","doi":"10.26740/jptt.v10n1.p46-59","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Previous research which found that adolescent tend to involve in radicalism make interesting to find out the relationship between identity status and religious tolerance in adolescence. This research involved 157 participants whose ages ranged from 11 to 24 years. The variable of identity status was conceptualized based on Erikson’s exploration and commitment aspects, and was measured using Ego Identity Process Questionnaire (EIPQ). Meanwhile, religious tolerance was measured using a rating scale adapted from van der Walt’s religious tolerance scale. This study found negative relationship between commitment and religious tolerance, and there is no a relationship between exploration and religious tolerance. From four identity status tested, it is found that most participants are in the category of identity diffusion which means that most participants have no specific commitment and interest in ideology. The result also shows that identity moratorium has the highest mean in religious tolerance, and it is found significantly different with identity achievement and identity foreclosure. Based on the commitment aspect, participants with achievement and foreclosure identity status tend to be religiously intolerance, while those with identity moratorium are found most open to the others’ worldviews.Keywords: Identity status, religious tolerance, adolescentAbstrak: Adanya survei yang menunjukkan besarnya kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan radikalisme melandasi dilakukannya penelitian ini yang bertujuan untuk melihat korelasi antara status identitas dan toleransi beragama pada remaja. Responden pada penelitian ini sebanyak 157 remaja dengan rentang usia 11-24 tahun, yang dimasukkan dalam 4 kategori status identitas. Status identitas diukur dengan menggunakan dua kriteria utama pembentukan identitas dari Erikson, yaitu exploration dan commitment, serta diukur menggunakan skala Ego Identity Process Questionnaire (EIPQ). Toleransi beragama diukur menggunakan skala toleransi agama yang diadaptasi dari skala yang disusun van der Walt. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara dimensi komitmen dengan toleransi beragama, sedangkan dimensi eksplorasi dengan toleransi beragama tidak terbukti berhubungan. Hasil uji terhadap 4 kategori status identitas menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan berada dalam kategori identitas diffusion yang berarti tidak memiliki komitmen ideologis. Selain itu, identity moratorium memiliki rerata yang paling tinggi dalam toleransi beragama dan berbeda signifikan dengan identity achievement dan identity foreclosure. Berdasarkan pada tingginya dimensi komitmen dan karakteristik masing-masing kategori status identitas, identity achieve-ment dan identity foreclosure merupakan kategori yang memiliki kecenderungan untuk bersikap intoleran, sedangkan identity moratorium masih memiliki keterbukaan terhadap perbedaan agama atau ideologi.","PeriodicalId":32575,"journal":{"name":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Psikologi Teori dan Terapan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/jptt.v10n1.p46-59","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Previous research which found that adolescent tend to involve in radicalism make interesting to find out the relationship between identity status and religious tolerance in adolescence. This research involved 157 participants whose ages ranged from 11 to 24 years. The variable of identity status was conceptualized based on Erikson’s exploration and commitment aspects, and was measured using Ego Identity Process Questionnaire (EIPQ). Meanwhile, religious tolerance was measured using a rating scale adapted from van der Walt’s religious tolerance scale. This study found negative relationship between commitment and religious tolerance, and there is no a relationship between exploration and religious tolerance. From four identity status tested, it is found that most participants are in the category of identity diffusion which means that most participants have no specific commitment and interest in ideology. The result also shows that identity moratorium has the highest mean in religious tolerance, and it is found significantly different with identity achievement and identity foreclosure. Based on the commitment aspect, participants with achievement and foreclosure identity status tend to be religiously intolerance, while those with identity moratorium are found most open to the others’ worldviews.Keywords: Identity status, religious tolerance, adolescentAbstrak: Adanya survei yang menunjukkan besarnya kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan radikalisme melandasi dilakukannya penelitian ini yang bertujuan untuk melihat korelasi antara status identitas dan toleransi beragama pada remaja. Responden pada penelitian ini sebanyak 157 remaja dengan rentang usia 11-24 tahun, yang dimasukkan dalam 4 kategori status identitas. Status identitas diukur dengan menggunakan dua kriteria utama pembentukan identitas dari Erikson, yaitu exploration dan commitment, serta diukur menggunakan skala Ego Identity Process Questionnaire (EIPQ). Toleransi beragama diukur menggunakan skala toleransi agama yang diadaptasi dari skala yang disusun van der Walt. Hasil analisis menunjukkan bahwa ada hubungan negatif antara dimensi komitmen dengan toleransi beragama, sedangkan dimensi eksplorasi dengan toleransi beragama tidak terbukti berhubungan. Hasil uji terhadap 4 kategori status identitas menunjukkan bahwa sebagian besar partisipan berada dalam kategori identitas diffusion yang berarti tidak memiliki komitmen ideologis. Selain itu, identity moratorium memiliki rerata yang paling tinggi dalam toleransi beragama dan berbeda signifikan dengan identity achievement dan identity foreclosure. Berdasarkan pada tingginya dimensi komitmen dan karakteristik masing-masing kategori status identitas, identity achieve-ment dan identity foreclosure merupakan kategori yang memiliki kecenderungan untuk bersikap intoleran, sedangkan identity moratorium masih memiliki keterbukaan terhadap perbedaan agama atau ideologi.
以往的研究发现,青少年倾向于激进主义,探究青少年身份地位与宗教宽容之间的关系是一个有趣的问题。这项研究涉及157名年龄在11岁到24岁之间的参与者。认同状态变量的概念基于埃里克森的探索和承诺两个方面,并采用自我认同过程问卷(EIPQ)进行测量。与此同时,宗教容忍度是用范德华特的宗教容忍度量表来衡量的。本研究发现承诺与宗教宽容呈负相关,探索与宗教宽容无相关。从四种身份状态测试中发现,大多数参与者属于身份扩散类别,这意味着大多数参与者对意识形态没有特定的承诺和兴趣。结果还显示,在宗教宽容方面,身份暂停的平均值最高,而在宗教宽容方面,身份成就和身份丧失的平均值存在显著差异。基于承诺方面,具有成就和丧失抵押品赎回权身份状态的参与者倾向于宗教不容忍,而具有身份暂停状态的参与者则对他人的世界观最开放。关键词:认同地位,宗教宽容,青少年。摘要:Adanya survei yang menunjukkan besarnya kecenderungan remaja untuk melakukan tindakan radickalisme melandasi penelitian ini yang bertujuan untuk melihat korelasi antara地位,身份与宽容beragama paadaja remaja。[15] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j] [j]。身份认同、身份认同、身份认同、身份认同、身份认同、身份认同、身份认同过程问卷(EIPQ)。范德华,范德华,范德华,范德华。Hasil分析menunjukkan bahwa ada hubungan负的antara维度是komitmen dengan tolerance - beragama, sedangkan维度是eksplorasi dengan tolerance - beragama, terbukti berhubungan。Hasil里头terhadap 4 kategori地位identitas menunjukkan bahwa sebagian大的partisipan berada dalam kategori identitas扩散杨berarti有些memiliki komitmen ideologis。Selain itu,身份暂停,记忆,记忆,记忆,记忆,记忆,记忆,记忆,记忆,记忆,记忆,记忆。Berdasarkan pada tingginya维度komitmen dan karakteristik masing- maskategori身份认同,身份成就,身份丧失,merupakan kategori yang memiliki kecenderungan untuk bersika不容忍,sedangkan身份暂停masih memiliki keterbukaan terhadap perbedaan agama atauth意识形态。