ANALISIS SEISMISITAS DAN POTENSI BAHAYA BENCANA SEISMIK PULAU SUMATERA BERDASARKAN DATA GEMPA 1970-2020

M. Madlazim, Nurul Dwi Lestari
{"title":"ANALISIS SEISMISITAS DAN POTENSI BAHAYA BENCANA SEISMIK PULAU SUMATERA BERDASARKAN DATA GEMPA 1970-2020","authors":"M. Madlazim, Nurul Dwi Lestari","doi":"10.26740/ifi.v11n02.p1-11","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak  \nSeismisitas Sumatera dan potensi bencana gempa tektonik dapat dipelajari melalui analisis parameter -value, -value, dan anomali -value. Nilai  merefleksikan level seismisitas, nilai  menunjukkan level stres batuan geologi bawah permukaan, dan anomali nilai  bisa menjadi prekursor gempa besar. Ketiga parameter tersebut secara akurat diperoleh dengan memanfaatkan statistik frekuensi-magnitudo (FMD) gempa dari katalog USGS antara 1970-2020 dengan magnitudo antara 4,0  9,5 dan kedalaman mencapai 640 km. Kurva FMD menjadi basis penerapan hukum Gutenberg-Richter melalui pendekatan maximum likelihood. Perhitungan ketiga parameter dilakukan dengan membagi wilayah Sumatera menjadi Zona 1, Zona 2, dan Zona 3. Hasil-hasil perhitungan untuk Zona 1:  = 6,02 dan  = 0,76; Zona 2:  = 6,50 dan  = 0,84; dan Zona 3:  = 6,86 dan  = 0,88. Anomali nilai  untuk ketiga zona seismik dinyatakan sebagai peta variasi spasio-temporal -value. Berdasarkan definisi -value dan -value, maka seismisitas Zona 3 (selatan Sumatera) paling tinggi dibandingkan dengan zona lain sedangkan struktur batuan bawah permukaan Zona 1 (utara Sumatera) memiliki stres paling tinggi yang relevan dengan peristiwa gempa besar yang sering terjadi. Analisis variasi spasio-temporal -value menemukan kesesuaian lokasi episenter gempa besar dengan daerah-daerah yang memiliki nilai  yang rendah baik pada Zona 1, Zona 2 maupun Zona 3. Hal ini menunjukkan bahwa -drop dapat digunakan sebagai indikator gempa besar, sama seperti temuan terdahulu yang relevan dengan seismisitas Sumatera. Analisis histogram kedalaman sumber menunjukkan bahwa mayoritas gempa Sumatera adalah gempa dangkal dengan kedaaman rata-rata dalam rentang 30-40 km. Dengan demikian, seluruh wilayah Pulau Sumatera adalah rentan terhadap potensi bahaya bencana gempa tektonik. \nKata Kunci: seismisitas Sumatera, -value, -value, anomali -value, hukum Gutenberg-Richter \nAbstract \nSeismicity in Sumatera and the potency for tectonic earthquakes can be examined using seismic parameters: -value, -value, and -value anomaly. Parameter -value reflects seismicity level, -value indicates the level of stress on subsurface structure, and -value anomaly is a precursor for a large event. The parameters were accurately calculated from USGS earthquake catalogue for frequency-magnitude distribution (FMD) in Sumatera between 1970-2020 with magnitudes 4.0  9.5 and the depths reaching 640 km beneath the surface. The FMD is a basis for the application of Gutenberg-Richter law through a maximum likelihood approach. Parameter calculation was performed by dividing Sumatera into Zone 1, Zone 2, and Zone 3. The results were for Zone 1:  = 6.02 and  = 0.76; Zone 2:  = 6.50 and  = 0.84; and Zone 3:  = 6.86 and  = 0.88. The  anomaly was given as maps of spatio-temporal -value variations. Based on -value and -value definitions, seismicity in Zone 3 is the highest while subsurface structure in Zone 1 shows the highest stress, relevant to frequent large occurrences in this zone. Analysis of spatial and temporal -value anomalies found correlation between locations of large earthquake epicentres and regions of low-lying -value in all seismic zones. This suggests that b-drop is a good indicator for a large event, in good agreement with previous findings relevant to Sumatera seismicity. Analysis of earthquake source reveals that shallow sources are dominant with the average depth lies between 30-40 km. Thus, the whole island is vulnerable to seismic hazards. \nKeywords: Sumatera seismicity, -value, -value, -value anomaly, Gutenberg-Richter law","PeriodicalId":56254,"journal":{"name":"Inovasi Fisika Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-04-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Inovasi Fisika Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/ifi.v11n02.p1-11","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstrak  Seismisitas Sumatera dan potensi bencana gempa tektonik dapat dipelajari melalui analisis parameter -value, -value, dan anomali -value. Nilai  merefleksikan level seismisitas, nilai  menunjukkan level stres batuan geologi bawah permukaan, dan anomali nilai  bisa menjadi prekursor gempa besar. Ketiga parameter tersebut secara akurat diperoleh dengan memanfaatkan statistik frekuensi-magnitudo (FMD) gempa dari katalog USGS antara 1970-2020 dengan magnitudo antara 4,0  9,5 dan kedalaman mencapai 640 km. Kurva FMD menjadi basis penerapan hukum Gutenberg-Richter melalui pendekatan maximum likelihood. Perhitungan ketiga parameter dilakukan dengan membagi wilayah Sumatera menjadi Zona 1, Zona 2, dan Zona 3. Hasil-hasil perhitungan untuk Zona 1:  = 6,02 dan  = 0,76; Zona 2:  = 6,50 dan  = 0,84; dan Zona 3:  = 6,86 dan  = 0,88. Anomali nilai  untuk ketiga zona seismik dinyatakan sebagai peta variasi spasio-temporal -value. Berdasarkan definisi -value dan -value, maka seismisitas Zona 3 (selatan Sumatera) paling tinggi dibandingkan dengan zona lain sedangkan struktur batuan bawah permukaan Zona 1 (utara Sumatera) memiliki stres paling tinggi yang relevan dengan peristiwa gempa besar yang sering terjadi. Analisis variasi spasio-temporal -value menemukan kesesuaian lokasi episenter gempa besar dengan daerah-daerah yang memiliki nilai  yang rendah baik pada Zona 1, Zona 2 maupun Zona 3. Hal ini menunjukkan bahwa -drop dapat digunakan sebagai indikator gempa besar, sama seperti temuan terdahulu yang relevan dengan seismisitas Sumatera. Analisis histogram kedalaman sumber menunjukkan bahwa mayoritas gempa Sumatera adalah gempa dangkal dengan kedaaman rata-rata dalam rentang 30-40 km. Dengan demikian, seluruh wilayah Pulau Sumatera adalah rentan terhadap potensi bahaya bencana gempa tektonik. Kata Kunci: seismisitas Sumatera, -value, -value, anomali -value, hukum Gutenberg-Richter Abstract Seismicity in Sumatera and the potency for tectonic earthquakes can be examined using seismic parameters: -value, -value, and -value anomaly. Parameter -value reflects seismicity level, -value indicates the level of stress on subsurface structure, and -value anomaly is a precursor for a large event. The parameters were accurately calculated from USGS earthquake catalogue for frequency-magnitude distribution (FMD) in Sumatera between 1970-2020 with magnitudes 4.0  9.5 and the depths reaching 640 km beneath the surface. The FMD is a basis for the application of Gutenberg-Richter law through a maximum likelihood approach. Parameter calculation was performed by dividing Sumatera into Zone 1, Zone 2, and Zone 3. The results were for Zone 1:  = 6.02 and  = 0.76; Zone 2:  = 6.50 and  = 0.84; and Zone 3:  = 6.86 and  = 0.88. The  anomaly was given as maps of spatio-temporal -value variations. Based on -value and -value definitions, seismicity in Zone 3 is the highest while subsurface structure in Zone 1 shows the highest stress, relevant to frequent large occurrences in this zone. Analysis of spatial and temporal -value anomalies found correlation between locations of large earthquake epicentres and regions of low-lying -value in all seismic zones. This suggests that b-drop is a good indicator for a large event, in good agreement with previous findings relevant to Sumatera seismicity. Analysis of earthquake source reveals that shallow sources are dominant with the average depth lies between 30-40 km. Thus, the whole island is vulnerable to seismic hazards. Keywords: Sumatera seismicity, -value, -value, -value anomaly, Gutenberg-Richter law
苏门答腊地震的抽象地震态和潜在构造灾难可以通过对参数值、值和异常值的分析来研究。价值反映了地震度,价值表现了地表水压力水平,价值异常可能是大地震的前体。这三个参数都是通过利用美国地质调查局在1970年至2020年间的频率大地震(FMD)统计数据精确获取的。FMD曲线成为了Gutenberg-Richter律师事务所的应用基础。三种参数的计算方法是将苏门答腊地区划分为1、2和3区。区域1的计算结果:= 6.02和= 0.76;2区:= 6,50和= 0,84;第三区:686和0,88。这三个地震区域的值异常被定义为时空变化的地图。根据p -value和p -value的定义,3区(苏门答腊南部)的地震态比其他区域高,而1区(苏门答腊北部)地下岩石结构的压力最高,与频繁发生的大地震相关。spasial -时间变化分析发现,大地震的表皮与1区、2区和3区分数较低的区域匹配。这表明,下降可以作为大地震的指示器,就像之前的发现与苏门答腊地震相关一样。对震源结构的分析表明,大多数苏门答腊地震是一场平均30-40公里(30-40公里)范围内的浅层地震。因此,整个苏门答腊地区容易发生构造灾难。关键词:Sumatera -value, -value,值反射地震水平的参数-价值在其底层结构中的压力水平-而-价值只是一个大事件的前端。从1970年到2020年期间,美国地质地震震级平均分布(FMD)计算出了这次地震的规模。FMD是Gutenberg-Richter律师事务所的基础,有最大的覆盖性。计算参数由苏门答腊区1、2、3区呈现。结果是第1区:= 6.02和= 0.76;区域2:= 6.50和= 0.84;第三区:6。86和0。88。反常被认为是时空变化的地图。以价值和价值定义为基础的地震,第三区的地震是这一区域中最引人注目的潜水压力,与这一区域的主要风险有关。对时空和时间的分析发现,大地震及其震中位置较低的地震区域之间存在联系。这暗示b-drop是一件大事件的良好推动力,与前共产主义与地震研究相关。地震分析结果显示,shallow sources占主导地位,平均深度在30-40公里之间。因此,整个岛屿很容易受到地震威胁。苏门答腊地震,-价值,-价值,- anomaly, Gutenberg-Richter法律
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信