{"title":"Knowledge Transmission in Javanese Karawitan: Is It Time for an Ontological Turn?","authors":"R. Rizzo","doi":"10.1353/amu.2020.0004","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract:The transmission of knowledge in the context of Javanese gamelan music underwent significant changes over the course of a busy twentieth century. Whereas the previously implied learning patterns involved the paramount importance of kinship and neighborhood ties, the postcolonial condition, embedded in a modern nation-state apparatus, promoted seemingly modern technologies of learning and transmission—notably written notation and academic institutions. The aim of this article is to complicate this modernization narrative by drawing on contemporary anthropological theory. Approaching the issue of knowledge transmission through the lens of phenomenology, I argue, allows us to appreciate it as it unfolds in everyday interaction instead of assuming its course under the aegis of abstract macroprocesses.Penyebaran pengetahuan dalam conteks gamelan Jawa mengalami perubahan yang penting selama abad keduapuluh. Pola pembelajaran yang sebelumnya berlaku melibatkan kepentingan hubungan keluarga dan lingkungan sekitar, sedangkan kondisi post-kolonial, yang diterapkan pada aparat negara bangsa, mendukung teknik pembelajaran dan penyebaran yang dianggap moderen—terutamanya penulisan notasi dan lembaga akademik. Tujuan artikel ini adalah mendalami naratif modernisasi ini dengan mengembangkan dari teori antropologis kontemporer. Saya berpendapat bahwa pendekatan isu penyebaran pengetahuan tersebut lewat fenomenologi memungkinkan kita untuk menghargai caranya munculnya di dalam interaksi sehari-hari, daripada mengganggap perkembangannya di dalam abstraksi proses makro.","PeriodicalId":43622,"journal":{"name":"ASIAN MUSIC","volume":"51 1","pages":"117 - 94"},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2020-01-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"https://sci-hub-pdf.com/10.1353/amu.2020.0004","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ASIAN MUSIC","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.1353/amu.2020.0004","RegionNum":2,"RegionCategory":"艺术学","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"0","JCRName":"ASIAN STUDIES","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Abstract:The transmission of knowledge in the context of Javanese gamelan music underwent significant changes over the course of a busy twentieth century. Whereas the previously implied learning patterns involved the paramount importance of kinship and neighborhood ties, the postcolonial condition, embedded in a modern nation-state apparatus, promoted seemingly modern technologies of learning and transmission—notably written notation and academic institutions. The aim of this article is to complicate this modernization narrative by drawing on contemporary anthropological theory. Approaching the issue of knowledge transmission through the lens of phenomenology, I argue, allows us to appreciate it as it unfolds in everyday interaction instead of assuming its course under the aegis of abstract macroprocesses.Penyebaran pengetahuan dalam conteks gamelan Jawa mengalami perubahan yang penting selama abad keduapuluh. Pola pembelajaran yang sebelumnya berlaku melibatkan kepentingan hubungan keluarga dan lingkungan sekitar, sedangkan kondisi post-kolonial, yang diterapkan pada aparat negara bangsa, mendukung teknik pembelajaran dan penyebaran yang dianggap moderen—terutamanya penulisan notasi dan lembaga akademik. Tujuan artikel ini adalah mendalami naratif modernisasi ini dengan mengembangkan dari teori antropologis kontemporer. Saya berpendapat bahwa pendekatan isu penyebaran pengetahuan tersebut lewat fenomenologi memungkinkan kita untuk menghargai caranya munculnya di dalam interaksi sehari-hari, daripada mengganggap perkembangannya di dalam abstraksi proses makro.
摘要:在繁忙的二十世纪,爪哇佳美兰音乐背景下的知识传播经历了重大变化。鉴于先前隐含的学习模式涉及亲属关系和邻里关系的至高无上的重要性,后殖民条件,嵌入在现代民族国家机器中,促进了看似现代的学习和传播技术——特别是书面符号和学术机构。本文的目的是通过借鉴当代人类学理论,使这种现代化叙事复杂化。我认为,通过现象学的视角来处理知识传播问题,可以让我们在日常互动中欣赏它,而不是在抽象的宏观过程的庇护下假设它的过程。Penyebaran pengetahuan dalam连接gamelan Jawa mengalami perubahan yang penting selama abad keduapuluh。在这句话中,我们可以用“后殖民主义”来表示,我们可以用“后殖民主义”来表示,我们可以用“后殖民主义”来表示,我们可以用“现代”来表示。图juan artikel ini adalah mendalami叙事性,现代感,现代感,现代感,现代感。Saya berpendapat bahwa pendekatan isu penyebaran pengetahuan tersebut but the现象学memungkinkan kita untuk menghargai caranya munculnya di dalam interaksi sehari-hari, daripada mengganggap perkembangannya di dalam abstraksi proses makro。