{"title":"Perwujudan Competitive Authoritarianism di Turki pada Perencanaan dan Proses Referendum 2017.","authors":"Abdul Karim, M. Basyar","doi":"10.7454/JP.V4I1.185","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini membahas competitive authoritarian regime di Turki pada kasus referendum 2017. Referendum 2017 merupakan inisiasi Erdoğan yang sejak 2011 mengatakan bahwa Turki akan semakin kuat dan stabil apabila menganut sistem presidensial. Erdoğan didukung oleh AKP (Adalet ve Kalkınma Partisi; Partai Keadilan dan Pembangunan) dan MHP (Milliyetçi Hareket Partisi; Partai Gerakan Nasionalis) di Parlemen, sedangkan HDP (Halkların Demokratik Partisi; Partai Demokratik Rakyat) dan CHP (Cumhuriyet Halk Partisi; Partai Rakyat Republik) menolak karena poin-poin amendemen dapat menghasilkan otoritarianisme di Turki. Referendum diselenggarakan pada kondisi darurat negara setelah kudeta gagal pada 2016 oleh kelompok Gülen. Pada perencanaan dan prosesnya, ditemukan beberapa dinamika politik yang terjadi di Turki, yaitu tindak represi terhadap kelompok oposisi, ketimpangan sumber daya dan akses kampanye, serta adanya indikasi kecurangan yang terjadi dalam proses referendum. Dengan demikian, temuan-temuan tersebut memperlihatkan bahwa rezim Erdoğan mengimplementasikan nilai-nilai competitive authoritarian pada kasus referendum 2017.","PeriodicalId":32549,"journal":{"name":"Jurnal Politik","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-02-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Politik","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/JP.V4I1.185","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Artikel ini membahas competitive authoritarian regime di Turki pada kasus referendum 2017. Referendum 2017 merupakan inisiasi Erdoğan yang sejak 2011 mengatakan bahwa Turki akan semakin kuat dan stabil apabila menganut sistem presidensial. Erdoğan didukung oleh AKP (Adalet ve Kalkınma Partisi; Partai Keadilan dan Pembangunan) dan MHP (Milliyetçi Hareket Partisi; Partai Gerakan Nasionalis) di Parlemen, sedangkan HDP (Halkların Demokratik Partisi; Partai Demokratik Rakyat) dan CHP (Cumhuriyet Halk Partisi; Partai Rakyat Republik) menolak karena poin-poin amendemen dapat menghasilkan otoritarianisme di Turki. Referendum diselenggarakan pada kondisi darurat negara setelah kudeta gagal pada 2016 oleh kelompok Gülen. Pada perencanaan dan prosesnya, ditemukan beberapa dinamika politik yang terjadi di Turki, yaitu tindak represi terhadap kelompok oposisi, ketimpangan sumber daya dan akses kampanye, serta adanya indikasi kecurangan yang terjadi dalam proses referendum. Dengan demikian, temuan-temuan tersebut memperlihatkan bahwa rezim Erdoğan mengimplementasikan nilai-nilai competitive authoritarian pada kasus referendum 2017.
这篇文章讨论了2017年公投案件中土耳其的授权登记。从2011年开始的2017年公投是入会Erdoğan说土耳其总统信奉系统时将更加强大和稳定。Erdoğan支持AKP (v - j Adalet Kalkınma分区;正义与发展党(Milliyetci Hareket)和MHP;民族主义运动党)在议会,而HDP (Halklar民主ın分区;民主主义人民民主党(Cumhuriyet Halk Partisi;共和党人反对这样做,因为修正案会在土耳其产生独裁主义。2016年韩国政变失败后,就在国家紧急情况下举行了公投。在计划和过程中,土耳其发生了一些政治活动,即对反对派组织的镇压、资源和竞选资金的不平等以及公投过程中存在欺诈的迹象。从而,这些发现表明,叙利亚政权Erdoğan实施价值观competitive authoritarian 2017年公投案。