Keragaman Kandungan Lemak Nabati Spesies Shorea Penghasil Tengkawang dari Beberapa Provenans dan Ras Lahan

B. Leksono, Lukman Hakim
{"title":"Keragaman Kandungan Lemak Nabati Spesies Shorea Penghasil Tengkawang dari Beberapa Provenans dan Ras Lahan","authors":"B. Leksono, Lukman Hakim","doi":"10.22146/JIK.40155","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Buah tengkawang merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu bernilai tinggi dan merupakan salah satu komoditi eksporsebagai bahan baku lemak nabati, industri kosmetik, dan substitusi lemak coklat. Indonesia memiliki sekitar 13 spesies pohon penghasil tengkawang yang tersebar di Kalimantan dan sebagian kecil di Sumatera, namun sebagian besar telah masuk dalam kategori terancam punah. Untuk tindakan konservasi dan meningkatkan kandungan lemak nabati tengkawang, perlu diketahui potensi kandungan lemak dan sifat fisiko kimia dari setiap spesies dan provenan. Buah tengkawang dikoleksi pada saat musim panen raya spesies shorea penghasil tengkawang pada tahun 2010 di Kalimantan dan Jawa. Analisis kandungan lemak nabati tengkawang dilakukan terhadap empat spesies shorea penghasil tengkawang (S. macrophylla, S. gysbertsiana, S. stenoptera, S. pinanga) yang berasal dari empat provenans dan ras lahan (Gunung Bunga dan Sungai Runtin-Kalimantan Barat, Bukit Baka-Kalimantan Tengah, Haurbentes-Jawa Barat). Sebelas kombinasi spesies-provenan diambil sampel buahnya untuk diekstrasi guna mengetahui kandungan lemak dan sifat fisiko kimia tengkawang (kadar air, bilangan asam, dan kadar asam lemak bebas). Terdapat keragaman yang tinggi di antara kombinasi spesiesprovenans tengkawang untuk empat parameter yang diuji, termasuk kandungan lemak dan kadar air biji tengkawang. Kandungan lemak tertinggi dengan kadar air terendah dihasilkan oleh S. stenoptera dari Haurbentes (Jabar) dan S. pinanga dari Bukit Baka (Kalimantan Tengah). Kedua kombinasi spesies-provenan tersebut direkomendasikan sebagai materi genetik untuk dikembangkan dalam program konservasi eks-situ dan program pemuliaan tanaman hutan dalam pembangunan sumber benih unggul pada kondisi lingkungan yang hampir sama dengan kedua provenans dan ras lahan tersebut.Variation in Illipe Nut's Fat Yield of Tengkawang-producing Shorea from Several Provenances and Land RacesAbstractIllip (tengkawang) nut is a non-wood forest product which has a high economic value and one of export commodities as raw material for illipe nut's fat, cosmetics, and substitution of chocolate fat. Indonesia has 13 species of tengkawang-producing shorea distributed in Kalimantan and some small parts of Sumatra. Most of them are categorized as threatened species. To conserve and improve the species for illip nut's fat, it is important to assess the potential of fat yield and physical-chemical properties for each species and provenance. Fruit collection was conducted during fruit season in Kalimantan and Java in 2010. The fruits were collected from four species of tengkawangproducing shorea (i.e. S.macrophylla, S. gysbertsiana, S. stenoptera, S. pinanga) originated from 4 provenances and land races (Gunung BungaWest Kalimantan, Sungai Runtin-West Kalimantan, Bukit Baka-Central Kalimantan, and Haurbentes-West Java). Fruit samples from eleven combinations of species-provenances were extracted to assess fat yield and physical-chemical properties (i.e. moisture content, acid number and free fatty acid). Variation between species-provenances combination was high for all parameters tested, including the illipe nut's fat yield and moisture content. The highest fat yield with lowest moisture content was found in S. stenoptera from Haurbentes (West Java) and S. pinanga from Bukit Baka (Central Kalimantan). Both species-provenance combinations are recommended as genetic material to be developed in the program of ex-situ conservation as well as tree improvement program for the establishment of best seed sources in the same environment condition as the respected provenances.","PeriodicalId":31295,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Kehutanan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Kehutanan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/JIK.40155","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

Abstract

Buah tengkawang merupakan salah satu hasil hutan bukan kayu bernilai tinggi dan merupakan salah satu komoditi eksporsebagai bahan baku lemak nabati, industri kosmetik, dan substitusi lemak coklat. Indonesia memiliki sekitar 13 spesies pohon penghasil tengkawang yang tersebar di Kalimantan dan sebagian kecil di Sumatera, namun sebagian besar telah masuk dalam kategori terancam punah. Untuk tindakan konservasi dan meningkatkan kandungan lemak nabati tengkawang, perlu diketahui potensi kandungan lemak dan sifat fisiko kimia dari setiap spesies dan provenan. Buah tengkawang dikoleksi pada saat musim panen raya spesies shorea penghasil tengkawang pada tahun 2010 di Kalimantan dan Jawa. Analisis kandungan lemak nabati tengkawang dilakukan terhadap empat spesies shorea penghasil tengkawang (S. macrophylla, S. gysbertsiana, S. stenoptera, S. pinanga) yang berasal dari empat provenans dan ras lahan (Gunung Bunga dan Sungai Runtin-Kalimantan Barat, Bukit Baka-Kalimantan Tengah, Haurbentes-Jawa Barat). Sebelas kombinasi spesies-provenan diambil sampel buahnya untuk diekstrasi guna mengetahui kandungan lemak dan sifat fisiko kimia tengkawang (kadar air, bilangan asam, dan kadar asam lemak bebas). Terdapat keragaman yang tinggi di antara kombinasi spesiesprovenans tengkawang untuk empat parameter yang diuji, termasuk kandungan lemak dan kadar air biji tengkawang. Kandungan lemak tertinggi dengan kadar air terendah dihasilkan oleh S. stenoptera dari Haurbentes (Jabar) dan S. pinanga dari Bukit Baka (Kalimantan Tengah). Kedua kombinasi spesies-provenan tersebut direkomendasikan sebagai materi genetik untuk dikembangkan dalam program konservasi eks-situ dan program pemuliaan tanaman hutan dalam pembangunan sumber benih unggul pada kondisi lingkungan yang hampir sama dengan kedua provenans dan ras lahan tersebut.Variation in Illipe Nut's Fat Yield of Tengkawang-producing Shorea from Several Provenances and Land RacesAbstractIllip (tengkawang) nut is a non-wood forest product which has a high economic value and one of export commodities as raw material for illipe nut's fat, cosmetics, and substitution of chocolate fat. Indonesia has 13 species of tengkawang-producing shorea distributed in Kalimantan and some small parts of Sumatra. Most of them are categorized as threatened species. To conserve and improve the species for illip nut's fat, it is important to assess the potential of fat yield and physical-chemical properties for each species and provenance. Fruit collection was conducted during fruit season in Kalimantan and Java in 2010. The fruits were collected from four species of tengkawangproducing shorea (i.e. S.macrophylla, S. gysbertsiana, S. stenoptera, S. pinanga) originated from 4 provenances and land races (Gunung BungaWest Kalimantan, Sungai Runtin-West Kalimantan, Bukit Baka-Central Kalimantan, and Haurbentes-West Java). Fruit samples from eleven combinations of species-provenances were extracted to assess fat yield and physical-chemical properties (i.e. moisture content, acid number and free fatty acid). Variation between species-provenances combination was high for all parameters tested, including the illipe nut's fat yield and moisture content. The highest fat yield with lowest moisture content was found in S. stenoptera from Haurbentes (West Java) and S. pinanga from Bukit Baka (Central Kalimantan). Both species-provenance combinations are recommended as genetic material to be developed in the program of ex-situ conservation as well as tree improvement program for the establishment of best seed sources in the same environment condition as the respected provenances.
某些普罗旺人和陆地种族的草本植物脂肪含量的多样性
中型作物是非高价值森林之一,是作为繁殖脂肪、化妆品工业和巧克力脂肪替代品出口的商品之一。印尼约有13种幼树分布在加里曼丹,一小部分分布在苏门答腊岛,但大多数已进入濒危物种灭绝。为了保存和增加中间先知的脂肪含量,应该了解脂肪含量的潜力以及每个物种和种源的物理化学性质。2010年,在加里曼丹和爪哇岛,滨鹬在收获季节收获。对原产于四个种源和品种(加里曼丹西部弗劳尔斯山和Runtin河、加里曼丹中部巴卡山、爪哇西部豪尔本特斯)的相关生产者的四种滨鹬(大叶S.macrophylla、gysbertsiana、狭翅目S.tenptera、S.pinanga)进行了相关预言的脂肪含量分析。利用脂肪含量和化合物的物理性质(水、酸值和游离脂肪酸)的知识,对11种样品组合进行取样提取。在所测试的四个参数(包括脂肪含量和脑壳率)方面,脑壳物种的组合具有高度的多样性。脂肪含量最高、含水量最低的是来自Haurbentes(Jabar)的狭翅目S.tentoptera和来自Baka(中加里曼丹)的pinanga S.pinanga。建议将这两种已证实物种的组合作为遗传材料,在几乎与种源和种族相同的条件下开发高种子来源的迁地保护方案和森林作物种植方案中开发。腾卡旺出产海岸几种种源和陆种伊利普坚果脂肪产量的变化摘要伊利普(腾卡旺)坚果是一种非木材林产品,具有较高的经济价值,是生产伊利普坚果油脂、化妆品和替代巧克力脂肪的出口商品之一。印度尼西亚有13种产腾卡旺滨鹬,分布在加里曼丹和苏门答腊岛的一些小地区。它们中的大多数被归类为濒危物种。为了保护和改善该物种的illip坚果脂肪,评估每个物种和种源的脂肪产量和物理化学特性的潜力是很重要的。2010年,加里曼丹和爪哇在水果季节进行了水果采集。这些果实是从四种产藤王滨鹬(即大叶滨鹬、细翅滨鹬和细翅滨蠊)中采集的,它们原产于四个种源和陆地小种(西加里曼丹Gunung Bunga、西加里曼丹Sungai Runtin、中加里曼丹Bukit Baka和西爪哇Haurbentes)。从11个种源组合中提取果实样品,以评估脂肪产量和物理化学性质(即水分含量、酸值和游离脂肪酸)。在所有测试参数下,种源组合之间的变异都很高,包括illipe坚果的脂肪产量和水分含量。Haurbentes(西爪哇)的狭翅目S.tenoptera和Bukit Baka(中加里曼丹)的S.pinanga的脂肪产量最高,水分含量最低。这两种种源组合都被推荐为在迁地保护计划和树木改良计划中开发的遗传物质,以在与受尊重的种源相同的环境条件下建立最佳种子来源。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
21
审稿时长
20 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信