REVEAL THE MYSTERY OF RITUAL SESAJEN (TOHO DORE) ON MBOJO TRIBE IN BIMA

N. Nazmi, A. Arifuddin, N. Hasanah, Irfan Irfan, Ida Waluyati, ST Nurbayan, Syaifullah Syaifullah
{"title":"REVEAL THE MYSTERY OF RITUAL SESAJEN (TOHO DORE) ON MBOJO TRIBE IN BIMA","authors":"N. Nazmi, A. Arifuddin, N. Hasanah, Irfan Irfan, Ida Waluyati, ST Nurbayan, Syaifullah Syaifullah","doi":"10.14421/JSR.V15I1.1959","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The ritual offering of “ toho dore ” is a religious tradition carried out by the ancestors based on animism concept of “ ma kakamba ” and dynamism concept of “ ma kakimbi ”, which are still believed and practiced by some Mbojo tribes . The purpose of this study is to describe the meaning of ritual offerings (toho dore) for the Mbojo tribe community in Bima Regency; and to describe the ritual mystery (toho ra dore) in the Mbojo tribe of Bima Regency. The research approach uses a qualitative approach, ethnographic methods. Data collection techniques used are interview s , observation s and documentation s . Data analysis techniques using data reduction, data display and data verification. Testing the authenticity of the data using time triangulation, data sources and data collection techniques. All of the data are interpreted using Symbolic Interactionalism theory of George Herbert Mead . The findings show that ritual offerings serve people of Mbojo for various purposes: (1) Ritual offerings (toho dore) to obtain offspring, (2) Ritual offerings (toho dore) as a means of obtaining abundant harvests, (3) Ritual offerings (toho dore) to obtain large livestock yields, such as cattle and buffalo, (4) Ritual offerings (toho dore) to get a lot of sustenance when trading, even though the products sold are not as good and as many products as other business partners, (5) Ritual offerings (toho dore) to keep rice in the rice container (tewu bongi), (6) Ritual offerings (toho dore) so that the child in the content is not lost, (7) Ritual offerings (toho dore) to get a mate. Ritual sesajen ( toho dore ) merupakan suatu perilaku yang dilakukan oleh para nenek moyang atas kepercayaan pada dinamisme ( ma kakamba ) dan animisme ( ma kakimbi ) yang masih dipercayai dan dilaksanakan oleh sebagian suku Mbojo yang mempercayai keajaiban ritual-ritual tersebut. Lokasi-lokasi tertentu yang dipercayai oleh masyarakat untuk meletakkan sesajen ( toho dore ) yang terdiri dari kelapa muda, pisang, nasi ketan ( oha mina ), daun sirih, pinang dan ayam kampung yang berwarna putih atau hitam semua bulunya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan makna ritual sesajen ( toho dore ) bagi masyarakat suku Mbojo di Kabupaten Bima; dan untuk mendeskripsikan misteri ritual ( toho dore ) di suku Mbojo Kabupaten Bima. Teori yang digunakan yakni teori interaksionalisme simbolis George Herbert Mead. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, metode etnografi. Informan utama sejumlah 11 orang dan informan pendukung 3 orang, teknik sampling yang digunakan yakni snowb a ll sampling . Teknik pengumpulan data menggunakan teknik interview , observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi waktu, sumber data dan teknik pengumpulan data. Temuan hasil penelitian terdiri dari (1) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan keturunan, (2) Ritual sesajen ( toho dore ) sebagai sarana mendapatkan hasil panen berlimpah, (3) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan hasil ternak yang banyak, seperti sapi dan kerbau, (4) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan rezeki yang banyak saat berdagang padahal produk yang dijual tidak sebagus dan sebanyak produk rekan bisnis lainnya, (5) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk tetap memiliki beras dalam tempat beras ( tewu bongi ), (6) Ritual sesajen ( toho dore ) agar anak dalam kandungan tidak hilang, (7) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan jodoh, (8) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk menyembuhkan sakit jiwa.","PeriodicalId":55676,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Reflektif","volume":"15 1","pages":"1-22"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Reflektif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14421/JSR.V15I1.1959","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

The ritual offering of “ toho dore ” is a religious tradition carried out by the ancestors based on animism concept of “ ma kakamba ” and dynamism concept of “ ma kakimbi ”, which are still believed and practiced by some Mbojo tribes . The purpose of this study is to describe the meaning of ritual offerings (toho dore) for the Mbojo tribe community in Bima Regency; and to describe the ritual mystery (toho ra dore) in the Mbojo tribe of Bima Regency. The research approach uses a qualitative approach, ethnographic methods. Data collection techniques used are interview s , observation s and documentation s . Data analysis techniques using data reduction, data display and data verification. Testing the authenticity of the data using time triangulation, data sources and data collection techniques. All of the data are interpreted using Symbolic Interactionalism theory of George Herbert Mead . The findings show that ritual offerings serve people of Mbojo for various purposes: (1) Ritual offerings (toho dore) to obtain offspring, (2) Ritual offerings (toho dore) as a means of obtaining abundant harvests, (3) Ritual offerings (toho dore) to obtain large livestock yields, such as cattle and buffalo, (4) Ritual offerings (toho dore) to get a lot of sustenance when trading, even though the products sold are not as good and as many products as other business partners, (5) Ritual offerings (toho dore) to keep rice in the rice container (tewu bongi), (6) Ritual offerings (toho dore) so that the child in the content is not lost, (7) Ritual offerings (toho dore) to get a mate. Ritual sesajen ( toho dore ) merupakan suatu perilaku yang dilakukan oleh para nenek moyang atas kepercayaan pada dinamisme ( ma kakamba ) dan animisme ( ma kakimbi ) yang masih dipercayai dan dilaksanakan oleh sebagian suku Mbojo yang mempercayai keajaiban ritual-ritual tersebut. Lokasi-lokasi tertentu yang dipercayai oleh masyarakat untuk meletakkan sesajen ( toho dore ) yang terdiri dari kelapa muda, pisang, nasi ketan ( oha mina ), daun sirih, pinang dan ayam kampung yang berwarna putih atau hitam semua bulunya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan makna ritual sesajen ( toho dore ) bagi masyarakat suku Mbojo di Kabupaten Bima; dan untuk mendeskripsikan misteri ritual ( toho dore ) di suku Mbojo Kabupaten Bima. Teori yang digunakan yakni teori interaksionalisme simbolis George Herbert Mead. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif, metode etnografi. Informan utama sejumlah 11 orang dan informan pendukung 3 orang, teknik sampling yang digunakan yakni snowb a ll sampling . Teknik pengumpulan data menggunakan teknik interview , observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan reduksi data, display data dan verifikasi data. Pengujian keabsahan data menggunakan triangulasi waktu, sumber data dan teknik pengumpulan data. Temuan hasil penelitian terdiri dari (1) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan keturunan, (2) Ritual sesajen ( toho dore ) sebagai sarana mendapatkan hasil panen berlimpah, (3) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan hasil ternak yang banyak, seperti sapi dan kerbau, (4) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan rezeki yang banyak saat berdagang padahal produk yang dijual tidak sebagus dan sebanyak produk rekan bisnis lainnya, (5) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk tetap memiliki beras dalam tempat beras ( tewu bongi ), (6) Ritual sesajen ( toho dore ) agar anak dalam kandungan tidak hilang, (7) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk mendapatkan jodoh, (8) Ritual sesajen ( toho dore ) untuk menyembuhkan sakit jiwa.
揭示毕玛mbojo部落仪式sesajen (toho do)的奥秘
“toho dore”仪式是祖先基于“ma kakamba”的万物有灵论概念和“ma kakinbi”的能动性概念而推行的一种宗教传统,一些姆博霍部落至今仍在信仰和实践这一概念。本研究的目的是描述Bima Regency的Mbojo部落社区的仪式祭品(toho dore)的意义;以及描述比马摄政时期姆博霍部落的仪式之谜(toho ra dore)。研究方法采用了一种定性方法,即人种学方法。使用的数据收集技术包括访谈、观察和文档。使用数据缩减、数据显示和数据验证的数据分析技术。使用时间三角测量、数据源和数据收集技术测试数据的真实性。所有数据均采用乔治·赫伯特·米德的符号互动理论进行解释。研究结果表明,仪式供品为姆博霍人提供了多种用途:(1)获得后代的仪式供品(toho dore),-即使销售的产品不如其他商业伙伴好,产品也不如其他商业合作伙伴多,(5)仪式供品(toho dore)将大米放在大米容器中(tewu bongi),(6)仪式供物(toho dole)使孩子在内容物中不会丢失,(7)仪式供具(toho dore)以获得配偶。彼此的仪式是祖先为了相信动力学(ma kakamba)和万物有灵论(ma kakimbi)而做出的行为,一些相信仪式奇迹的姆博霍部落仍然相信并执行这些行为。公众信任的某些地方会放一对椰子、香蕉、番茄酱饭(oha-mina)、西拉叶、松树和白色或黑色的村鸡。本研究的目的是描述相应仪式(toho dore)对比马县姆博霍人的意义;以及描述姆博霍-卡布帕滕-比马部落仪式的神秘性。所使用的理论是乔治·赫伯特·米德的象征互动主义理论。研究方法采用定性方法,人种学方法。主要信息11人和3名支持者,使用的抽样技术是雪花抽样。使用访谈、观察和文件技术的数据收集技术。使用数据缩减、数据显示和数据验证的数据分析技术。使用时间三角测量、数据源和数据收集技术进行数据真实性测试。研究结果包括:(1)一对(toho dore)获得后代的仪式,(4) 仪式sesajen(toho dore)在交易时获得大量供应,而销售的产品不如其他商业伙伴的产品好,(5)仪式sesaijen(toho dore)留下大米(tewu bongi),(8) 一种与治疗精神疾病的方法相一致的仪式。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
18 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信