TEUNGKU MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY'S CONCEPT OF MARRIAGE: A Maqasidi Approach to Polygamy and Interfaith Marriage Verses in Tafsir An-Nuur

Muhammad Syahrial Razali Ibrahim
{"title":"TEUNGKU MUHAMMAD HASBI ASH-SHIDDIEQY'S CONCEPT OF MARRIAGE: A Maqasidi Approach to Polygamy and Interfaith Marriage Verses in Tafsir An-Nuur","authors":"Muhammad Syahrial Razali Ibrahim","doi":"10.30821/miqot.v47i1.1078","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: The aim of this article is to elucidate modernist Islam position on the discourse of poligamy and interfaith marriage based on the work of Hasbi ash-Shiddieqy’s Tafsīr An-Nuur.  In response to the issues, he argues that the objectives of Shari`a are pivotal. The law on poligamy and interfaith marriage are both contextualised by the realisation of Shari'a objectives. Here, he views that both of poligamy and interfaith-marriage are forbidden for the first is incapable of actualisation domestic justice, while  the second is against Shari'a maqashid; hifdh al-dīn/ the protection of sound religious practices. By relying on descriptive analytic of Hasbi’s work on the tafsir, it is found that he views the domestic justice encrypted in al-Nisâ’ 3 and 129 is both physical needs and psychological actualisation, which are to some extent impossible to be achieved by poligamy. He furthers accordingly that interfaith marriage is prone to  deteriorate   Islamic principles and practices.Abstrak: Pernikahan adalah sunnatullah yang bertujuan mendapatkan ketenangan jiwa, membina keluarga dan menjaga keberlangsungan umat manusia atas nilai-nilai ketaatan kepada Allah. Atas dasar ini para ulama kemudian memberi batasan, bahkan melarang poligami dan nikah beda agama karena diyakini adanya mafsadah yang dapat mengganggu tercapainya tujuan pernikahan. Kajian ini ingin melihat pandangan Hasbi Ash-Shiddieqy melalui karyanya Tafsir An-Nuur terkait larangan poligami dan kebolehan menikahi perempuan non muslim, seperti perempuan Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha dan lainnya. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis interpretif, peneliti menyimpulkan bahwa Hasbi Ash-Shiddieqy melarang poligami karena anggapan ketidakmampuan seorang suami mengimplementasikan makna adil. Menurutnya, adil dalam surah al-Nisâ’ 3 dan 129 mencakup adil materi dan ruhi. Begitu juga halnya dengan larangan menikahi perempuan musyrikat, ia meyakini mafsadat yang akan muncul lebih besar, yaitu kemurtadan dan kekafiran. Namun ia membolehkan nikah kitabiyat secara mutlak. Masuk dalam kategori kitabiyat menurutnya perempuan Hindu, Budha dan sejenisnya.Keywords: interfaith marriage, poligamy, Hasbi Al-Shidiqy, and Modernist Islam","PeriodicalId":53372,"journal":{"name":"Miqot Jurnal Ilmuilmu Keislaman","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Miqot Jurnal Ilmuilmu Keislaman","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30821/miqot.v47i1.1078","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Abstract: The aim of this article is to elucidate modernist Islam position on the discourse of poligamy and interfaith marriage based on the work of Hasbi ash-Shiddieqy’s Tafsīr An-Nuur.  In response to the issues, he argues that the objectives of Shari`a are pivotal. The law on poligamy and interfaith marriage are both contextualised by the realisation of Shari'a objectives. Here, he views that both of poligamy and interfaith-marriage are forbidden for the first is incapable of actualisation domestic justice, while  the second is against Shari'a maqashid; hifdh al-dīn/ the protection of sound religious practices. By relying on descriptive analytic of Hasbi’s work on the tafsir, it is found that he views the domestic justice encrypted in al-Nisâ’ 3 and 129 is both physical needs and psychological actualisation, which are to some extent impossible to be achieved by poligamy. He furthers accordingly that interfaith marriage is prone to  deteriorate   Islamic principles and practices.Abstrak: Pernikahan adalah sunnatullah yang bertujuan mendapatkan ketenangan jiwa, membina keluarga dan menjaga keberlangsungan umat manusia atas nilai-nilai ketaatan kepada Allah. Atas dasar ini para ulama kemudian memberi batasan, bahkan melarang poligami dan nikah beda agama karena diyakini adanya mafsadah yang dapat mengganggu tercapainya tujuan pernikahan. Kajian ini ingin melihat pandangan Hasbi Ash-Shiddieqy melalui karyanya Tafsir An-Nuur terkait larangan poligami dan kebolehan menikahi perempuan non muslim, seperti perempuan Yahudi, Nasrani, Hindu, Budha dan lainnya. Dengan menggunakan metode deskriptif analitis interpretif, peneliti menyimpulkan bahwa Hasbi Ash-Shiddieqy melarang poligami karena anggapan ketidakmampuan seorang suami mengimplementasikan makna adil. Menurutnya, adil dalam surah al-Nisâ’ 3 dan 129 mencakup adil materi dan ruhi. Begitu juga halnya dengan larangan menikahi perempuan musyrikat, ia meyakini mafsadat yang akan muncul lebih besar, yaitu kemurtadan dan kekafiran. Namun ia membolehkan nikah kitabiyat secara mutlak. Masuk dalam kategori kitabiyat menurutnya perempuan Hindu, Budha dan sejenisnya.Keywords: interfaith marriage, poligamy, Hasbi Al-Shidiqy, and Modernist Islam
TEUNGU MUHAMMAD HASBI ASH-HIDDIQY的婚姻观:《塔夫希尔与努尔》中对一夫多妻制和宗教间婚姻的玛卡西迪方法
摘要:本文以哈斯比·阿什·希迪奇的《阿努尔》为例,阐释现代主义伊斯兰教在政治和宗教间婚姻话语中的立场。针对这些问题,他认为Shari`a的目标至关重要。关于一夫多妻制和宗教间婚姻的法律都是根据伊斯兰教法目标的实现而制定的。在这里,他认为政治和宗教间婚姻都是被禁止的,因为第一种是无法实现国内正义的,而第二种是反对伊斯兰教法;hifdhal-dīn/保护健全的宗教习俗。通过对Hasbi关于tafsir的工作的描述性分析,发现他认为在al-Nisâ'[UNK]3和129中加密的家庭正义既是身体需求,也是心理实现,这在某种程度上是政治不可能实现的。因此,他进一步指出,不同信仰间的婚姻容易恶化伊斯兰的原则和做法。摘要:婚姻是心灵平和、家庭和睦和保护人民反对服从上帝价值观的终极目标。在此基础上,学者们限制自己,甚至禁止一夫多妻制和宗教婚姻,因为他们认为有一项条款会干扰婚姻目的的实现。本研究希望通过Hasbi Ash Shiddieqy的作品《Tafsir An Nuur》(UNK)了解他对禁止一夫多妻制和与非穆斯林女性结婚的能力的看法,如犹太人、拿撒勒人、印度人、佛教徒和其他人。通过解释分析的描述性方法,研究人员得出结论,Hasbi Ash Shiddieqy禁止一夫多妻制是因为丈夫无法实现公平的含义。他说:公平是物质和精神。他相信更长远。但它完全允许圣经的结合。在文学范畴中,她认为印度教的女人、佛像等等。关键词:宗教间婚姻、一夫多妻制、哈斯比·希迪克和现代主义伊斯兰教
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
14
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信