Nobility and Land System in the Pre-Colonial Era of the Surakarta and Yogyakarta Kingdoms

S. Sugiyarto, A. Supriyono, E. Hartatik
{"title":"Nobility and Land System in the Pre-Colonial Era of the Surakarta and Yogyakarta Kingdoms","authors":"S. Sugiyarto, A. Supriyono, E. Hartatik","doi":"10.15294/paramita.v30i2.23692","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article discusses apanage land belonging to the village heads, which is a legacy of the land system in the era of pre-colonial Surakarta and Yogyakarta kingdoms or what is termed as Vorstenlanden. This paper is aimed to find out how the feudal and nobility system in Java, which in the colonial era was very vulnerable to intervention and politics of splitting or fighting. To answering this question, a study will be conducted on the history of the Islamic Mataram kingdom until the era of Surakarta and Yogyakarta, en focusing on the analysis of the apanage and nobility systems. The method used is a historical method that consists of four steps, namely, heuristics, textual criticism, interpretation, and historiography. This research shows high officials and royal aristocrats have the power and the right to collect land tax and labor. A decline in the degree of nobility in Java will also affect the extent or amount of apanage land obtained. In the other side, the peasant only enjoy a small portion of the results of working on land or rice fields. Artikel ini membahas tentang tanah apanage milik para kepala desa yang merupakan     peninggalan sistem pertanahan di era pra-kolonial kerajaan Surakarta dan Yogyakarta atau yang disebut dengan Vorstenlanden. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem feodal dan bangsawan di Jawa yang pada masa penjajahan sangat rentan terhadap intervensi dan politik perpecahan atau perkelahian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dilakukan studi tentang sejarah kerajaan Mataram Islam hingga era Surakarta dan Yogyakarta, dengan fokus pada analisis sistem bangsawan dan bangsawan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, kritik tekstual, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menunjukkan pejabat tinggi dan bangsawan kerajaan memiliki kekuasaan dan hak untuk memungut pajak tanah dan tenaga kerja. Penurunan derajat kebangsawanan di Jawa juga akan mempengaruhi luasan atau jumlah rata-rata tanah yang diperoleh. Di sisi lain, petani hanya menikmati sebagian kecil dari hasil menggarap lahan atau sawah. ","PeriodicalId":30724,"journal":{"name":"Paramita Historical Studies Journal","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Paramita Historical Studies Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15294/paramita.v30i2.23692","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

This article discusses apanage land belonging to the village heads, which is a legacy of the land system in the era of pre-colonial Surakarta and Yogyakarta kingdoms or what is termed as Vorstenlanden. This paper is aimed to find out how the feudal and nobility system in Java, which in the colonial era was very vulnerable to intervention and politics of splitting or fighting. To answering this question, a study will be conducted on the history of the Islamic Mataram kingdom until the era of Surakarta and Yogyakarta, en focusing on the analysis of the apanage and nobility systems. The method used is a historical method that consists of four steps, namely, heuristics, textual criticism, interpretation, and historiography. This research shows high officials and royal aristocrats have the power and the right to collect land tax and labor. A decline in the degree of nobility in Java will also affect the extent or amount of apanage land obtained. In the other side, the peasant only enjoy a small portion of the results of working on land or rice fields. Artikel ini membahas tentang tanah apanage milik para kepala desa yang merupakan     peninggalan sistem pertanahan di era pra-kolonial kerajaan Surakarta dan Yogyakarta atau yang disebut dengan Vorstenlanden. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana sistem feodal dan bangsawan di Jawa yang pada masa penjajahan sangat rentan terhadap intervensi dan politik perpecahan atau perkelahian. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dilakukan studi tentang sejarah kerajaan Mataram Islam hingga era Surakarta dan Yogyakarta, dengan fokus pada analisis sistem bangsawan dan bangsawan. Metode yang digunakan adalah metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu heuristik, kritik tekstual, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menunjukkan pejabat tinggi dan bangsawan kerajaan memiliki kekuasaan dan hak untuk memungut pajak tanah dan tenaga kerja. Penurunan derajat kebangsawanan di Jawa juga akan mempengaruhi luasan atau jumlah rata-rata tanah yang diperoleh. Di sisi lain, petani hanya menikmati sebagian kecil dari hasil menggarap lahan atau sawah. 
苏拉惹和日惹王国前殖民时期的贵族和土地制度
本文讨论了属于村长的附属地,这是前殖民时期苏拉塔和日惹王国或所谓的沃斯坦登时代土地制度的遗产。本文旨在了解爪哇的封建贵族制度是如何在殖民时代,这是非常脆弱的干预和分裂或战斗的政治。为了回答这个问题,将对伊斯兰马塔兰王国的历史进行研究,直到泗水和日惹时代,重点分析封地和贵族制度。所用的方法是一种历史方法,由四个步骤组成,即启发式,文本批评,解释和历史编纂。这一研究表明,高级官员和皇室贵族拥有征收土地税和劳动的权力和权利。爪哇贵族等级的下降也会影响到获得的附属地的范围或数量。另一方面,农民只享有土地或稻田劳动成果的一小部分。Artikel - ini成员有tentanah apanagagage milik para kepala desa yang merupakan peninggalan系统pertanahan diera -殖民kerajaan Surakarta和日惹atau disebut dengan Vorstenlanden。我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是,我的意思是我的意思。Untuk menjawab pertanyaan tersebut, dilakukan studi tentansejarah kerajaan Mataram Islam hinga era Surakarta和日惹,dengan专注于政治分析系统bangsawan和bangsawan。Metode yang digunakan adalah Metode sejarah yang terdiri dari empat tahapan yaitu启发式,批判,解释学,史学。Penelitian ini menunjukkan pejabat tinggi dan bangsawan kerajaan memiliki kekuasaan danhak untut pajak tanah dan tenaga kerja。Penurunan derajat kebangsawanan di Jawa juga akan mempengaruhi luasan atau jumlah rata-rata tanah yang diperoleh。迪塞西兰,petani hanya menikmati sebagian kecil dari hasil menggarap lahan atau sawah。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
15
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信