{"title":"ANALISIS LOGIS DAN EPISTEMOLOGIS ISTINBATH HUKUM BERBASIS ILMU DHARURI DAN NAZHARI","authors":"Zainal Pikri, Agustini Agustini","doi":"10.18592/khazanah.v19i2.5219","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article explores the construction of the definition of \"fiqh\" in several books of ushul fiqh of the mutakallimūn school by starting from an exploration of the classification of knowledge in Islamic philosophy and theology. Furthermore, this article identifies the implications of the classification of knowledge in theology, namely ‘ilm dharūrī (immediate knowledge) and ‘ilm nazharī (discursive knowledge) as the basis for the formation of ushul fiqh, with the main focus on the term \"fiqh\" in several books of ushul fiqh by mutakallimūn. In the final section, this article discusses two logical and epistemological aspects of the nazharī paradigm and analyzes the example of nazharī reasoning in usul fiqh from Al-Amidi in those two aspects. This article argues that logical and epistemological analysis within the nazharī paradigm can identify divine elements and human understanding in the steps producing Islamic law so that the distinction between syariah and fiqh can be clarified systematically.Artikel ini menelusuri konstruksi definisi “fiqh” dalam beberapa kitab ushul fiqh aliran mutakallimūn dengan memulai dari eksplorasi klasifikasi ilmu dalam filsafat Islam dan kalam. Selanjutnya artikel ini mengidentifikasi implikasi klasifikasi ilmu dalam kalam, yaitu ilmu dharūrī dan nazharī sebagai dasar dalam pembetukan ilmu ushul fiqh, dengan fokus utama pada istilah “fiqh” pada beberapa kitab ushul fiqh aliran mutakallimūn. Pada bagian akhir, artikel ini membahas dua aspek logis dan epistemologis dari paradigma ilmu nazharī dan menganalisis contoh penalaran nazharī dalam ushul fiqh dari Al-Amidi dari sisi kedua aspek ini. Artikel ini berargumen bahwa analisis logis dan epistemologis dengan paradigma ilmu nazharī dapat memilah unsur ilahi dan pemahaman manusia dalam langkah-langkah istinbāth hukum Islam sehingga pembedaan antara syariah dan fiqh dapat diklarifikasi secara sistematis. ","PeriodicalId":33033,"journal":{"name":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","volume":"1 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/khazanah.v19i2.5219","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
This article explores the construction of the definition of "fiqh" in several books of ushul fiqh of the mutakallimūn school by starting from an exploration of the classification of knowledge in Islamic philosophy and theology. Furthermore, this article identifies the implications of the classification of knowledge in theology, namely ‘ilm dharūrī (immediate knowledge) and ‘ilm nazharī (discursive knowledge) as the basis for the formation of ushul fiqh, with the main focus on the term "fiqh" in several books of ushul fiqh by mutakallimūn. In the final section, this article discusses two logical and epistemological aspects of the nazharī paradigm and analyzes the example of nazharī reasoning in usul fiqh from Al-Amidi in those two aspects. This article argues that logical and epistemological analysis within the nazharī paradigm can identify divine elements and human understanding in the steps producing Islamic law so that the distinction between syariah and fiqh can be clarified systematically.Artikel ini menelusuri konstruksi definisi “fiqh” dalam beberapa kitab ushul fiqh aliran mutakallimūn dengan memulai dari eksplorasi klasifikasi ilmu dalam filsafat Islam dan kalam. Selanjutnya artikel ini mengidentifikasi implikasi klasifikasi ilmu dalam kalam, yaitu ilmu dharūrī dan nazharī sebagai dasar dalam pembetukan ilmu ushul fiqh, dengan fokus utama pada istilah “fiqh” pada beberapa kitab ushul fiqh aliran mutakallimūn. Pada bagian akhir, artikel ini membahas dua aspek logis dan epistemologis dari paradigma ilmu nazharī dan menganalisis contoh penalaran nazharī dalam ushul fiqh dari Al-Amidi dari sisi kedua aspek ini. Artikel ini berargumen bahwa analisis logis dan epistemologis dengan paradigma ilmu nazharī dapat memilah unsur ilahi dan pemahaman manusia dalam langkah-langkah istinbāth hukum Islam sehingga pembedaan antara syariah dan fiqh dapat diklarifikasi secara sistematis.
本文从对伊斯兰哲学和神学中知识分类的探讨出发,探讨mutakallimūn学派乌苏勒·菲格斯的几部著作中“菲格斯”定义的建构。此外,本文确定了神学中知识分类的含义,即“ilm dharūrī”(直接知识)和“ilm nazhar”(话语知识)作为形成乌苏勒菲格斯的基础,主要关注mutakallimūn上乌苏勒菲格斯的几本书中的“菲格斯”一词。最后,本文讨论了拿撒尔范式的逻辑和认识论两个方面,并从这两个方面分析了拿撒尔在《阿米蒂的经典》中的推理实例。本文认为,纳扎尔范式中的逻辑和认识论分析可以识别出伊斯兰教法产生过程中的神性因素和人的理解,从而系统地澄清伊斯兰教法和菲格斯法之间的区别。Artikel ini menelusuri konstruksi定义了" fiqh " dalam beberapa kitab ushul fiqh aliran mutakallimūn dengan memulai dari eksplorasi klasifikasi ilmu dalam filsafat Islam dan kalam。Selanjutnya artikel ini mengidentifikasi implikasi klasifikasi ilmu dalam kalam, yitu ilmu dharūrī dan nazhar / sebagai dasar dalam pemutukan ilmu ushul fiqh, dengan focus utama pada istilah " fiqh " pada beberapa kitab ushul fiqh aliran mutakallimūn。帕达·巴吉安·阿齐尔,阿蒂克尔·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安·阿齐安。本文主要论述了分析逻辑学与认识论的关系,并提出了一种范式,即:伊斯兰教的知识体系与知识体系。