FENOMENA KEWARISAN PADA MASYARAKAT BANJAR KALIMANTAN SELATAN

Wahidah Wahidah, Fahmi Al Amruzi
{"title":"FENOMENA KEWARISAN PADA MASYARAKAT BANJAR KALIMANTAN SELATAN","authors":"Wahidah Wahidah, Fahmi Al Amruzi","doi":"10.18592/khazanah.v20i1.6205","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The Banjar people are scattered throughout various districts/cities within the South Kalimantan region. In solving inheritance problems, the community seems to use the compromise method by engineering/modifying the farâidh provisions with consideration of a sense of justice, propriety, and benefit. In fact, in many cases, the excesses are not quite reasonable when they are associated with the four phenomenal inheritance variants explored with a qualitative approach. On this basis, the objectives and research problems are formulated in two focus areas: what is the inheritance phenomenon of the Banjar people of South Kalimantan and the meaning behind it? Through in-depth interviews and participant observation of more than 50 informants, data about inherited assets that are not inherited, mandatory wills that have not yet become applied law, grants that bring good fortune to all daughters of the heirs, and delays in the distribution of inheritance. The results of the research here clearly differ from the previous writings because the answers to the research questions are also analyzed using a sociological approach. Two variants of which are still not following farâidh provisions, and the meaning behind the phenomenon of community inheritance is a manifestation or manifestation of the motto \"Jangan Bacakut Papadaan.\"Masyarakat Banjar tersebar di berbagai daerah kabupaten/kota dalam wilayah Kalimantan Selatan. Dalam proses penyelesaian masalah harta warisan, masyarakat tampak mempunyai kecenderungan untuk melakukan metode kompromi dengan upaya rekayasa/modifikasi antara ketentuan farâidh dengan pertimbangan rasa keadilan, kepatutan, dan kemaslahatan. Padahal dalam banyak hal yang menjadi eksesnya, tidak cukup beralasan ketika dihubungkan dengan empat varian kewarisan fenomenal yang digali dengan pendekatan kualitatif. Atas dasar ini, tujuan dan masalah penelitian dirumuskan pada dua fokus pembahasan: Bagaimana fenomena kewarisan masyarakat Banjar Kalimantan Selatan dan makna di balik itu.? Melalui metode wawancara mendalam, dan observasi partisipan terhadap lebih dari 50 orang informan, ditemukan data mengenai: Harta bawaan yang tidak diwariskan, wasiat wajibah yang masih belum menjadi hukum terapan, hibah yang membawa hikmah keberuntungan bagi semua anak perempuan pewaris, dan penundaan pembagian harta warisan. Hasil penelitian di sini, secara jelas telah membedakan dengan tulisan terdahulu, karena jawaban atas pertanyaan penelitian juga dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Dua varian diantaranya masih belum sesuai dengan ketentuan farâidh, dan makna di balik fenomena kewarisan masyarakat tersebut menjadi wujud atau manifestasi dari motto “Jangan Bacakut Papadaan.”.     ","PeriodicalId":33033,"journal":{"name":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/khazanah.v20i1.6205","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

The Banjar people are scattered throughout various districts/cities within the South Kalimantan region. In solving inheritance problems, the community seems to use the compromise method by engineering/modifying the farâidh provisions with consideration of a sense of justice, propriety, and benefit. In fact, in many cases, the excesses are not quite reasonable when they are associated with the four phenomenal inheritance variants explored with a qualitative approach. On this basis, the objectives and research problems are formulated in two focus areas: what is the inheritance phenomenon of the Banjar people of South Kalimantan and the meaning behind it? Through in-depth interviews and participant observation of more than 50 informants, data about inherited assets that are not inherited, mandatory wills that have not yet become applied law, grants that bring good fortune to all daughters of the heirs, and delays in the distribution of inheritance. The results of the research here clearly differ from the previous writings because the answers to the research questions are also analyzed using a sociological approach. Two variants of which are still not following farâidh provisions, and the meaning behind the phenomenon of community inheritance is a manifestation or manifestation of the motto "Jangan Bacakut Papadaan."Masyarakat Banjar tersebar di berbagai daerah kabupaten/kota dalam wilayah Kalimantan Selatan. Dalam proses penyelesaian masalah harta warisan, masyarakat tampak mempunyai kecenderungan untuk melakukan metode kompromi dengan upaya rekayasa/modifikasi antara ketentuan farâidh dengan pertimbangan rasa keadilan, kepatutan, dan kemaslahatan. Padahal dalam banyak hal yang menjadi eksesnya, tidak cukup beralasan ketika dihubungkan dengan empat varian kewarisan fenomenal yang digali dengan pendekatan kualitatif. Atas dasar ini, tujuan dan masalah penelitian dirumuskan pada dua fokus pembahasan: Bagaimana fenomena kewarisan masyarakat Banjar Kalimantan Selatan dan makna di balik itu.? Melalui metode wawancara mendalam, dan observasi partisipan terhadap lebih dari 50 orang informan, ditemukan data mengenai: Harta bawaan yang tidak diwariskan, wasiat wajibah yang masih belum menjadi hukum terapan, hibah yang membawa hikmah keberuntungan bagi semua anak perempuan pewaris, dan penundaan pembagian harta warisan. Hasil penelitian di sini, secara jelas telah membedakan dengan tulisan terdahulu, karena jawaban atas pertanyaan penelitian juga dianalisis dengan menggunakan pendekatan sosiologis. Dua varian diantaranya masih belum sesuai dengan ketentuan farâidh, dan makna di balik fenomena kewarisan masyarakat tersebut menjadi wujud atau manifestasi dari motto “Jangan Bacakut Papadaan.”.     
世界银行继续经营时的世界末日
班珠尔人分布在南加里曼丹地区的各个地区/城市。在解决继承问题时,社区似乎使用了折衷的方法,在考虑到正义、适当和利益的情况下,通过设计/修改farâidh条款。事实上,在许多情况下,当过度与用定性方法探索的四种现象性遗传变体相关时,它们并不完全合理。在此基础上,将研究目标和研究问题分为两个重点领域:南加里曼丹班珠尔人的传承现象是什么及其背后的意义?通过对50多名举报人的深入访谈和参与者观察,了解了未继承的继承资产数据、尚未成为适用法律的强制性遗嘱、为继承人的所有女儿带来好运的赠款以及遗产分配的延迟。这里的研究结果与之前的文章明显不同,因为研究问题的答案也使用了社会学方法进行分析。其中的两个变体仍然没有遵循farâidh的规定,社区继承现象背后的含义是“不要读Papadaan”这句格言的表现或体现在解决继承问题的过程中,社会似乎倾向于在正义、美德和繁荣方面对farâidh的定义进行工程/修改,以折衷方法。尽管在许多方面它确实存在,但当涉及到用定性方法挖掘的四种非凡遗产变体时,它就没有意义了。在此基础上,从两个焦点揭示了研究的目的和问题:南加里曼丹洪水遗留现象是如何产生的及其背后的意义?通过深入访谈的方法,以及对50多名线人的参与观察,发现了以下方面的数据:继承财产、尚未成为适当法律的强制性遗嘱、为所有继承女儿带来智慧的娱乐,以及遗产分割的延迟。这里的研究结果显然与以前不同,因为研究问题的答案也是用社会学方法分析的。有两种变体仍然不符合法老的法令,人民继承现象背后的含义是存在或体现在座右铭“不要读帕帕达安”中
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
8 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信