POLA PERUBAHAN KAWASAN DAN FUNGSI BANGUNAN EKS PABRIK GULA COLOMADU KARTASURA

Nalars Pub Date : 2023-01-09 DOI:10.24853/nalars.22.1.17-26
D. Natalia
{"title":"POLA PERUBAHAN KAWASAN DAN FUNGSI BANGUNAN EKS PABRIK GULA COLOMADU KARTASURA","authors":"D. Natalia","doi":"10.24853/nalars.22.1.17-26","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRAK. Pabrik gula di pulau Jawa mengalami perkembangan yang pesat pada awal abad ke-18 ketika Belanda menerapkan kebijakan tanam paksa perkebunan tebu. Perubahan dinamika politik dan perubahan dalam pengelolaan berdampak juga berdampak pada penutupan pabrik gula. Pemerintah melalui kementerian BUMN kemudian melakukan revitalisasi pada beberapa pabrik gula yang sudah tidak beroperasi. Hal ini dilakukan untuk melestarikan bangunan bersejarah dan juga memberikan nilai tambah bagi bangunan. Revitalisasi dilakukan dengan cara merubah fungsi bangunan menjadi obyek wisata dengan melakukan beberapa perubahan pada kawasan pabrik gula untuk mendukung kegiatan tersebut salah satunya adalah Pabrik Gula Colomadu. Perubahan fungsi pabrik gula tersebut menyebabkan adanya perubahan spasial pada bangunan dan lingkungan termasuk pada kawasan emplasement. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dalam upaya untuk mengkaji secara mendalam mengenai perubahan pola spasial pabrik gula yang telah mengalami revitalisasi sebagai upaya meningkatkan nilai dan visual bangunan. Hasil penelitian ini untuk mengetahui dinamika perubahan kawasan dan fungsi bangunan pabrik gula yang mengalami revitalisasi dengan adaptive reuse. Kata kunci:pola perubahan kawasan, perubahan fungsi bangunan, Eks Pabrik Gula Colomadu ABSTRACT. Sugar factories in Java Island experienced rapid development in the early 18th century when the Dutch implemented a forced labor policy at the sugarcane plantation. Dynamics in political and managerial changes caused the closure of sugar factories. Through the Ministry of State-Owned Enterprises, the government revitalized several sugar factories that were no longer operating. The revitalization was carried out to preserve historic buildings and provide added value to them. This plan was carried out by changing the function of the building into a tourist attraction and making several changes to the sugar factories. One of the revitalized sugar factories is the Colomadu Sugar Factory. The difference in the function of the sugar factory causes spatial differences in the building and the environment, including the emplacement area. The method used is qualitative to examine in depth the changes in the sugar factory's spatial pattern, which has undergone revitalization as an effort to increase the value and visuals of the building. The results of this study are to examine the dynamics of changes in the area and function of the sugar factory, which was revitalized through adaptive reuse. Keywords: area change pattern, change of building function, former Colomadu Sugar Factory","PeriodicalId":31959,"journal":{"name":"Nalars","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-01-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Nalars","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24853/nalars.22.1.17-26","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

ABSTRAK. Pabrik gula di pulau Jawa mengalami perkembangan yang pesat pada awal abad ke-18 ketika Belanda menerapkan kebijakan tanam paksa perkebunan tebu. Perubahan dinamika politik dan perubahan dalam pengelolaan berdampak juga berdampak pada penutupan pabrik gula. Pemerintah melalui kementerian BUMN kemudian melakukan revitalisasi pada beberapa pabrik gula yang sudah tidak beroperasi. Hal ini dilakukan untuk melestarikan bangunan bersejarah dan juga memberikan nilai tambah bagi bangunan. Revitalisasi dilakukan dengan cara merubah fungsi bangunan menjadi obyek wisata dengan melakukan beberapa perubahan pada kawasan pabrik gula untuk mendukung kegiatan tersebut salah satunya adalah Pabrik Gula Colomadu. Perubahan fungsi pabrik gula tersebut menyebabkan adanya perubahan spasial pada bangunan dan lingkungan termasuk pada kawasan emplasement. Metode yang digunakan bersifat kualitatif dalam upaya untuk mengkaji secara mendalam mengenai perubahan pola spasial pabrik gula yang telah mengalami revitalisasi sebagai upaya meningkatkan nilai dan visual bangunan. Hasil penelitian ini untuk mengetahui dinamika perubahan kawasan dan fungsi bangunan pabrik gula yang mengalami revitalisasi dengan adaptive reuse. Kata kunci:pola perubahan kawasan, perubahan fungsi bangunan, Eks Pabrik Gula Colomadu ABSTRACT. Sugar factories in Java Island experienced rapid development in the early 18th century when the Dutch implemented a forced labor policy at the sugarcane plantation. Dynamics in political and managerial changes caused the closure of sugar factories. Through the Ministry of State-Owned Enterprises, the government revitalized several sugar factories that were no longer operating. The revitalization was carried out to preserve historic buildings and provide added value to them. This plan was carried out by changing the function of the building into a tourist attraction and making several changes to the sugar factories. One of the revitalized sugar factories is the Colomadu Sugar Factory. The difference in the function of the sugar factory causes spatial differences in the building and the environment, including the emplacement area. The method used is qualitative to examine in depth the changes in the sugar factory's spatial pattern, which has undergone revitalization as an effort to increase the value and visuals of the building. The results of this study are to examine the dynamics of changes in the area and function of the sugar factory, which was revitalized through adaptive reuse. Keywords: area change pattern, change of building function, former Colomadu Sugar Factory
COLOMAD COLOMAD工作考核功能
摘要18世纪初,当荷兰实行牧场政策时,爪哇岛上的糖厂经历了快速发展。政治动态的变化和管理层的变化也影响着糖厂的关闭。政府通过BUMN部振兴了一些不再运营的糖厂。这样做是为了保护历史建筑,也为建筑增加价值。通过对糖厂区域进行一些改造来支持这一活动,将建筑的功能转变为旅游对象,其中之一就是Colomadu Gula工厂。糖厂功能的变化导致建筑和环境的空间变化,包括位置区域。一种定性的方法,试图深入研究糖厂空间格局的变化,这些变化经过了振兴,试图增加价值和视觉建筑。本研究的结果是找出区域变化的动态以及经过适应性再利用改造的糖厂建筑的功能。关键词:区域变化格局,建筑功能变化,Colomadu Gula Factory ex爪哇岛的糖厂在18世纪初经历了快速发展,当时荷兰在甘蔗种植园实施了强迫劳动政策。政治和管理变革的动态导致糖厂关闭。政府通过国有企业部振兴了几家不再运营的糖厂。振兴是为了保护历史建筑并为其提供附加值。这项计划是通过将建筑的功能改为旅游景点并对糖厂进行几次改造来实现的。其中一个振兴的糖厂是Colomadu糖厂。糖厂功能的差异导致了建筑和环境的空间差异,包括安置区。所使用的方法是定性的,以深入研究糖厂空间格局的变化,为了提高建筑的价值和视觉效果,糖厂进行了振兴。这项研究的结果是检验糖厂面积和功能的变化动态,糖厂通过适应性再利用得以振兴。(关键词:区域变化格局、建筑功能变化、原科罗马都糖厂
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
12
审稿时长
18 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信