Sri Fahmiati, E. Triwulandari, Eko Fahrul Umam, M. Ghozali, Yulianti Sampora, Yenni Apriliani Devi, D. Sondari
{"title":"Pembuatan Kitosan Termodifikasi Melalui Reaksi Maillard","authors":"Sri Fahmiati, E. Triwulandari, Eko Fahrul Umam, M. Ghozali, Yulianti Sampora, Yenni Apriliani Devi, D. Sondari","doi":"10.24817/jkk.v41i2.4382","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Modifikasi kitosan dengan glukosa telah dilakukan untuk memperoleh kitosan larut air. Pada penelitian ini modifikasi kitosan dilakukan melalui reaksi pencoklatan non enzimatik yaitu reaksi maillard dengan variasi metode refluks dan metode autoklaf. Kitosan dan glukosa direaksikan bersamaan dengan pemanasan hingga terjadi pencoklatan yang menandakan berjalannya reaksi maillard. Karakterisasi terhadap produk kitosan termodifikasi glukosa dilakukan dengan analisa Fourier Transform Infra Red ( FTIR ) , derajat deasetilasi, dan tingkat kelarutan. Berdasar hasil analisa FTIR diperoleh pada kitosan termodifikasi dengan metode autoklaf didapat puncak serapan di daerah bilangan gelombang 1560 cm-1 yang menunjukan adanya amida sekunder. Pada kitosan termodifikasi melalui metode refluks ditemukan puncak baru pada 1595 cm-1 yang menunjukan terbentuknya basa Schiff (C=N) yang menunjukkan bahwa kitosan telah mengalami modifikasi pada gugus amina dan berikatan dengan glukosa. Berdasar hasil pengukuran derajat deasetilasi diketahui bahwa pada produk kitosan termodifikasi dengan metode refluk dan autoklaf terjadi penurunan derajat deasetilasi. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan terjadinya reaksi hidrolisis dari reaksi Maillard. Pada hasil uji kelarutan terhadap air diketahui bahwa kitosan yang telah termodifikasi meningkatkan kelarutan dalam air, kitosan termodifikasi dengan metode autoklaf meningkat menjadi 0,014 g/L dan kitosan termodifikasi dengan metode refluk menjadi 0,343 g/L.","PeriodicalId":17728,"journal":{"name":"Jurnal Kimia dan Kemasan","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-08-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kimia dan Kemasan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24817/jkk.v41i2.4382","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
Abstract
Modifikasi kitosan dengan glukosa telah dilakukan untuk memperoleh kitosan larut air. Pada penelitian ini modifikasi kitosan dilakukan melalui reaksi pencoklatan non enzimatik yaitu reaksi maillard dengan variasi metode refluks dan metode autoklaf. Kitosan dan glukosa direaksikan bersamaan dengan pemanasan hingga terjadi pencoklatan yang menandakan berjalannya reaksi maillard. Karakterisasi terhadap produk kitosan termodifikasi glukosa dilakukan dengan analisa Fourier Transform Infra Red ( FTIR ) , derajat deasetilasi, dan tingkat kelarutan. Berdasar hasil analisa FTIR diperoleh pada kitosan termodifikasi dengan metode autoklaf didapat puncak serapan di daerah bilangan gelombang 1560 cm-1 yang menunjukan adanya amida sekunder. Pada kitosan termodifikasi melalui metode refluks ditemukan puncak baru pada 1595 cm-1 yang menunjukan terbentuknya basa Schiff (C=N) yang menunjukkan bahwa kitosan telah mengalami modifikasi pada gugus amina dan berikatan dengan glukosa. Berdasar hasil pengukuran derajat deasetilasi diketahui bahwa pada produk kitosan termodifikasi dengan metode refluk dan autoklaf terjadi penurunan derajat deasetilasi. Hal ini disebabkan oleh adanya kecenderungan terjadinya reaksi hidrolisis dari reaksi Maillard. Pada hasil uji kelarutan terhadap air diketahui bahwa kitosan yang telah termodifikasi meningkatkan kelarutan dalam air, kitosan termodifikasi dengan metode autoklaf meningkat menjadi 0,014 g/L dan kitosan termodifikasi dengan metode refluk menjadi 0,343 g/L.