PENGARUH JUMLAH CROSSLINKER TERHADAP PERSEN EKSTRAKSI PADA SINTESIS MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER SEBAGAI ADSORBEN UNTUK KLORAMFENIKOL THE EFFECT OF CROSSLINKER AMOUNT TO THE PERCENT EXTRACTION IN MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER SYNTHESIS AS AN ADSORBEN

Neli Kartika Asni, Maria Monica Sianita
{"title":"PENGARUH JUMLAH CROSSLINKER TERHADAP PERSEN EKSTRAKSI PADA SINTESIS MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER SEBAGAI ADSORBEN UNTUK KLORAMFENIKOL THE EFFECT OF CROSSLINKER AMOUNT TO THE PERCENT EXTRACTION IN MOLECULARLY IMPRINTED POLYMER SYNTHESIS AS AN ADSORBEN","authors":"Neli Kartika Asni, Maria Monica Sianita","doi":"10.26740/ujc.v9n3.p179-188","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kloramfenikol (CAP) adalah salah satu antibiotik yang sering digunakan karena berspektrum luas dan ketersediaannya yang mudah, tetapi dalam penggunaan jangka panjang dapat meninggalkan residu pada jaringan atau organ bahkan suatu produk makanan. Residu yang tertinggal dalam konsentrasi rendah memerlukan teknik pemekatan yang sesuai sebelum dianalisis menggunakan instrument High-Performance Liquid Chromatography. Salah satu teknik pemekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis sampel berkonsentrasi rendah adalah menggunakan MIP (Molecularly Imprinted Polymer). MIP disintesis melalui polimerisasi template, monomer, dan crosslinker dengan suatu porogen. Dalam penelitian ini digunakan variasi jumlah mol ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) sebagai crosslinker dengan CAP sebagai template, asam metakrilat (MAA) sebagai monomer, dan asetonitril sebagai porogen menggunakan metode presipitasi serta dilakukan karakterisasi menggunakan instrumen FT-IR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan komposisi terbaik dari jumlah EGDMA terhadap persen ekstraksi serta menganalisis keberadaan gugus NO2 dari polimer terbaik yang dikarakterisasi menggunakan instrumen FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mol crosslinker mempengaruhi persen ekstraksi dan komposisi terbaik antara CAP:MAA:EGDMA yaitu 1:3:18 yang menghasilkan persen ekstraksi paling tinggi yaitu 67,14%. Dari hasil karakterisasi FT-IR menunjukkan bahwa MIP masih mengandung CAP ditandai dengan munculnya serapan gugus –NO2 yang tidak tajam pada bilangan gelombang 1357,07 cm-1. Serapan gugus –NO2 pada NIP (Non Imprinted Polymer)terlihat tajam pada bilangan gelombang 1520,30 cm-1 dan 1377,76 cm-1serta spektra PB (Polimer Blanko) tidak terdapat serapan gugus –NO2 karena tidak mengandung kloramfenikol. \n  \nKata kunci : Kloramfenikol, Molecularly Imprinted Polymer, metode presipitasi \n  \nChloramphenicol (CAP) is one of antibiotics that’s often be used because of its broad spectrum and easy availability, but in long-term use it can leave residue in tissues or organs and even on a food product. Residues left in low concentrations require an appropriate preconcentration technique before being analyzed using the High Performance Liquid Chromatography  instrument. One of preconcentration technique that can be used is using MIP (Molecularly Imprinted Polymer). MIP is synthesized through polymerization of templates, monomers, and crosslinkers with a porogen. This research used variations in the number of moles of ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) as a crosslinker with CAP as a template, methacrylic acid (MAA) as a monomer, and acetonitrile as porogen using the precipitation method and characterization using FT-IR instruments. The purpose of this research was to determine the effect and the best composition of the amount of EGDMA to the percent extraction and analyze the presence of –NO2 groups of the best polymers that were characterized using FT-IR instruments. The results showed that the moles number of crosslinkers affected the percent extraction and the best composition between CAP: MAA: EGDMA is 1: 3: 18 which produces the highest percent extraction at 67,14%. The FT-IR characterization results show that MIP still contains a CAP marked by the weakened uptake of the –NO2 group at wave number 1357.07 cm-1. The uptake of the –NO2 group at NIP (Non Imprinted Polymer) was strong at wave numbers 1520.30 cm-1 and 1377.76 cm-1, and PB (Blank Polymer) spectra there’s no uptake of the -NO2 group because it doesn’t contain chloramphenicol. \n  \nKey words: Chloramphenicol, Molecularly Imprinted Polymer, precipitation method","PeriodicalId":53369,"journal":{"name":"UNESA Journal of Chemistry","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"UNESA Journal of Chemistry","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26740/ujc.v9n3.p179-188","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kloramfenikol (CAP) adalah salah satu antibiotik yang sering digunakan karena berspektrum luas dan ketersediaannya yang mudah, tetapi dalam penggunaan jangka panjang dapat meninggalkan residu pada jaringan atau organ bahkan suatu produk makanan. Residu yang tertinggal dalam konsentrasi rendah memerlukan teknik pemekatan yang sesuai sebelum dianalisis menggunakan instrument High-Performance Liquid Chromatography. Salah satu teknik pemekatan yang dapat digunakan untuk menganalisis sampel berkonsentrasi rendah adalah menggunakan MIP (Molecularly Imprinted Polymer). MIP disintesis melalui polimerisasi template, monomer, dan crosslinker dengan suatu porogen. Dalam penelitian ini digunakan variasi jumlah mol ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) sebagai crosslinker dengan CAP sebagai template, asam metakrilat (MAA) sebagai monomer, dan asetonitril sebagai porogen menggunakan metode presipitasi serta dilakukan karakterisasi menggunakan instrumen FT-IR. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan komposisi terbaik dari jumlah EGDMA terhadap persen ekstraksi serta menganalisis keberadaan gugus NO2 dari polimer terbaik yang dikarakterisasi menggunakan instrumen FT-IR. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah mol crosslinker mempengaruhi persen ekstraksi dan komposisi terbaik antara CAP:MAA:EGDMA yaitu 1:3:18 yang menghasilkan persen ekstraksi paling tinggi yaitu 67,14%. Dari hasil karakterisasi FT-IR menunjukkan bahwa MIP masih mengandung CAP ditandai dengan munculnya serapan gugus –NO2 yang tidak tajam pada bilangan gelombang 1357,07 cm-1. Serapan gugus –NO2 pada NIP (Non Imprinted Polymer)terlihat tajam pada bilangan gelombang 1520,30 cm-1 dan 1377,76 cm-1serta spektra PB (Polimer Blanko) tidak terdapat serapan gugus –NO2 karena tidak mengandung kloramfenikol.   Kata kunci : Kloramfenikol, Molecularly Imprinted Polymer, metode presipitasi   Chloramphenicol (CAP) is one of antibiotics that’s often be used because of its broad spectrum and easy availability, but in long-term use it can leave residue in tissues or organs and even on a food product. Residues left in low concentrations require an appropriate preconcentration technique before being analyzed using the High Performance Liquid Chromatography  instrument. One of preconcentration technique that can be used is using MIP (Molecularly Imprinted Polymer). MIP is synthesized through polymerization of templates, monomers, and crosslinkers with a porogen. This research used variations in the number of moles of ethylene glycol dimethacrylate (EGDMA) as a crosslinker with CAP as a template, methacrylic acid (MAA) as a monomer, and acetonitrile as porogen using the precipitation method and characterization using FT-IR instruments. The purpose of this research was to determine the effect and the best composition of the amount of EGDMA to the percent extraction and analyze the presence of –NO2 groups of the best polymers that were characterized using FT-IR instruments. The results showed that the moles number of crosslinkers affected the percent extraction and the best composition between CAP: MAA: EGDMA is 1: 3: 18 which produces the highest percent extraction at 67,14%. The FT-IR characterization results show that MIP still contains a CAP marked by the weakened uptake of the –NO2 group at wave number 1357.07 cm-1. The uptake of the –NO2 group at NIP (Non Imprinted Polymer) was strong at wave numbers 1520.30 cm-1 and 1377.76 cm-1, and PB (Blank Polymer) spectra there’s no uptake of the -NO2 group because it doesn’t contain chloramphenicol.   Key words: Chloramphenicol, Molecularly Imprinted Polymer, precipitation method
交联剂用量对分子印迹聚合物合成中萃取率的影响
氯霉素(CAP)是常用的抗生素之一,因为它的广谱性和易得性,但在长期使用中,它会在组织或器官上留下残留物,甚至是食品。低浓度残留的残留物需要使用高效液相色谱仪进行适当的预分析强化技术。可用于分析低浓度样品的冷却技术之一是使用分子印迹聚合物。MIP通过模板聚合、单体和含成孔剂的交联剂分解。在本研究中,使用沉淀法,以二甲基丙烯酸乙二醇(EGDMA)摩尔数的变化作为交联剂,以CAP为模板,甲基丙烯酸(MAA)为单体,乙腈为致孔剂,并使用FT-IR仪器进行表征。本研究的目的是确定EGDMA对提取百分比的最佳影响和组成,并通过FT-IR仪器分析最佳聚合物中NO2沉积物的存在。研究表明,交联剂摩尔数影响最佳提取率,CAP:MAA:EGDMA之间的组成为1:3:18,产生最高的提取率,为67.14%。FT-IR表征的结果表明,MIP仍然含有CAP,其标记为流体均匀性的出现——NO2,其波数为1357.07 cm-1,并不尖锐。非印迹聚合物-NO2序列在波数1520,30 cm-1和1377,76 cm-1中显得尖锐,并且PB光谱(Blanko聚合物)不包含非印迹聚合物-NO2,因为它不包含氯霉素。【UNK】关键词:氯霉素,分子印迹聚合物,预沉淀法【UNK)氯霉素(CAP)是一种常用的抗生素,因为它的广谱性和易得性,但在长期使用中,它会在组织或器官甚至食品中留下残留物。在使用高效液相色谱仪进行分析之前,低浓度残留的残留物需要适当的预浓缩技术。可以使用的预浓缩技术之一是使用MIP(分子印迹聚合物)。MIP是通过模板、单体和交联剂与成孔剂的聚合而合成的。本研究使用沉淀法和FT-IR仪器表征了乙二醇二甲基丙烯酸酯(EGDMA)作为交联剂,CAP作为模板,甲基丙烯酸(MAA)作为单体,乙腈作为成孔剂的摩尔数变化。本研究的目的是确定EGDMA用量对提取百分比的影响和最佳组成,并分析使用FT-IR仪器表征的最佳聚合物中-NO2基团的存在。结果表明,交联剂的摩尔数影响萃取率,CAP:MAA:EGDMA的最佳组成为1:3:18,萃取率最高,为67,14%。FT-IR表征结果表明,MIP仍然含有CAP,其特征在于波数1357.07 cm-1处–NO2基团的吸收减弱。NIP(非印迹聚合物)对-NO2基团的吸收在波数1520.30 cm-1和1377.76 cm-1时很强,PB(空白聚合物)光谱中没有对-NO2基的吸收,因为它不含氯霉素。〔UNK〕关键词:氯霉素,分子印迹聚合物,沉淀法
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
5
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信