D. Nugraha, Dewi Yulianti Bisri, Radian Ahmad Halimi
{"title":"Perbandingan Penggunaan Masker Anestesi Berpewangi dengan Masker Anestesi Tidak Berpewangi terhadap Tingkat Kecemasan Anak pada Induksi Inhalasi","authors":"D. Nugraha, Dewi Yulianti Bisri, Radian Ahmad Halimi","doi":"10.15851/jap.v9n1.2387","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Induksi inhalasi dapat memberikan pengalaman emosi yang traumatis terhadap anak seperti perasaan terkekang atau tercekik selama bernapas melalui masker dan bau yang tajam dari gas anestesi. Salah satu pendekatan nonfarmakologis yang dapat dilakukan adalah menggunakan masker beraroma buah-buahan sebelum induksi. Modifikasi sederhana dengan mengoleskan lip balm dengan wangi buah pada permukaan dalam masker anestesi merupakan salah satu pendekatan yang efektif dan murah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan pengaruh penggunaan masker anestesi berpewangi dibanding dengan masker anestesi tidak berpewangi terhadap tingkat kecemasan anak pada induksi inhalasi. Penelitian dilakukan menggunakan metode uji klinis acak terkontrol buta tunggal secara prospektif terhadap 38 anak berusia 4–12 tahun yang menjalani anestesi umum dengan status fisik american society of anesthesiologist (ASA) I–II di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat masker berpewangi dan kelompok yang mendapat masker tidak berpewangi. Tingkat kecemasan anak di ruang persiapan dan kamar operasi dinilai menggunakan skala modified yale preoperative anxiety scale (MYPAS). Skala MYPAS adalah baku emas untuk evaluasi kecemasan anak yang terdiri atas 22 penilaian dalam 5 kategori dengan realibilitas dan validitas tinggi. Analisis statistik dengan Uji Mann-Whitney. Tingkat kecemasan anak pada kelompok masker berpewangi secara bermakna lebih rendah dibanding dengan kelompok masker tidak berpewangi (p=0,000), namun penilaian di ruang persiapan tidak menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,07). Kesimpulan penelitian adalah penggunaan masker anestesi berpewangi pada induksi inhalasi menghasilkan tingkat kecemasan anak yang lebih rendah dibanding dengan penggunaan masker anestesi tidak berpewangi.","PeriodicalId":30635,"journal":{"name":"Jurnal Anestesi Perioperatif","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-04-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Anestesi Perioperatif","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15851/jap.v9n1.2387","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
Abstract
Induksi inhalasi dapat memberikan pengalaman emosi yang traumatis terhadap anak seperti perasaan terkekang atau tercekik selama bernapas melalui masker dan bau yang tajam dari gas anestesi. Salah satu pendekatan nonfarmakologis yang dapat dilakukan adalah menggunakan masker beraroma buah-buahan sebelum induksi. Modifikasi sederhana dengan mengoleskan lip balm dengan wangi buah pada permukaan dalam masker anestesi merupakan salah satu pendekatan yang efektif dan murah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbandingan pengaruh penggunaan masker anestesi berpewangi dibanding dengan masker anestesi tidak berpewangi terhadap tingkat kecemasan anak pada induksi inhalasi. Penelitian dilakukan menggunakan metode uji klinis acak terkontrol buta tunggal secara prospektif terhadap 38 anak berusia 4–12 tahun yang menjalani anestesi umum dengan status fisik american society of anesthesiologist (ASA) I–II di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Subjek dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok yang mendapat masker berpewangi dan kelompok yang mendapat masker tidak berpewangi. Tingkat kecemasan anak di ruang persiapan dan kamar operasi dinilai menggunakan skala modified yale preoperative anxiety scale (MYPAS). Skala MYPAS adalah baku emas untuk evaluasi kecemasan anak yang terdiri atas 22 penilaian dalam 5 kategori dengan realibilitas dan validitas tinggi. Analisis statistik dengan Uji Mann-Whitney. Tingkat kecemasan anak pada kelompok masker berpewangi secara bermakna lebih rendah dibanding dengan kelompok masker tidak berpewangi (p=0,000), namun penilaian di ruang persiapan tidak menunjukkan hasil yang bermakna (p=0,07). Kesimpulan penelitian adalah penggunaan masker anestesi berpewangi pada induksi inhalasi menghasilkan tingkat kecemasan anak yang lebih rendah dibanding dengan penggunaan masker anestesi tidak berpewangi.