Optimalisasi Data Gayaberat untuk Pemodelan Struktur Geologi Bawah Permukaan Daerah Kepulauan Sabu-Raijua, Nusa Tenggara Timur, Indonesia

Accep Handyarso
{"title":"Optimalisasi Data Gayaberat untuk Pemodelan Struktur Geologi Bawah Permukaan Daerah Kepulauan Sabu-Raijua, Nusa Tenggara Timur, Indonesia","authors":"Accep Handyarso","doi":"10.26418/positron.v12i1.54321","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang merupakan daerah frontier meliputi sepertiga luas cekungan sedimen di Indonesia. Namun sampai dengan saat ini hanya beberapa cekungan sedimen yang berproduksi. Kendala yang dihadapi di daerah frontier adalah ketersediaan dan kualitas data yang kurang memadai. Data gayaberat dapat dijadikan solusi alternatif dalam memberikan gambaran awal kondisi bawah permukaan di daerah frontier. Analisis lanjut dilakukan dengan mengkompilasi land gravity data (onshore) dengan topex free air gravity data yang dikoreksi menjadi anomali bouguer untuk mengungkap daerah offshore, penerapan metode Second Vertical Derivative (SVD) untuk mendelineasi struktur geologi dan metode Euler 3D Deconvolution dalam memperkirakan kedalaman sumber anomali gayaberat yang umumnya dilakukan dengan analisis spektral. Hasil penelitian menunjukkan adanya anomali gayaberat tinggi yang diinterpretasikan sebagai prismatic body di bawah Pulau Sabu – Raijua. Prismatic body diduga terbentuk karena terdapat dua arah tegasan yang hampir saling tegak lurus, yaitu arah baratdaya – timurlaut dan arah tenggara – baratlaut di sekitar Scott Plateau. Tegasan baratdaya – timurlaut mensesarkan Savu Thrust di sebelah timurlaut daerah penelitian. Metode Euler 3D Deconvolution memberikan informasi kedalaman yang mendekati hasil estimasi kedalaman analisis spektral dengan disertai informasi posisi lateralnya. Kedalaman sumber berdasarkan Euler bervariasi dari 2.4 Km – 7 Km, sedangkan kedalaman berdasarkan analisis spektral pada kisaran 2 Km – 6 Km. Pemodelan 2.5D dilakukan berdasarkan data gayaberat dengan 3 unit lapisan yaitu air laut (seabed), lapisan sedimen, dan lapisan batuan alas yang diduga berupa Thrust Fold Australian Continental Margin. Pemodelan struktur geologi bawah permukaan memperlihatkan pola struktur naik yang mendorong lapisan di atasnya (uplifted) hingga memunculkan daratan Pulau Sabu – Raijua.Kata kunci: Gayaberat, prisma akresi, sabu – raijua, struktur, uplift.","PeriodicalId":31789,"journal":{"name":"Positron","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Positron","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26418/positron.v12i1.54321","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kawasan Timur Indonesia (KTI) yang merupakan daerah frontier meliputi sepertiga luas cekungan sedimen di Indonesia. Namun sampai dengan saat ini hanya beberapa cekungan sedimen yang berproduksi. Kendala yang dihadapi di daerah frontier adalah ketersediaan dan kualitas data yang kurang memadai. Data gayaberat dapat dijadikan solusi alternatif dalam memberikan gambaran awal kondisi bawah permukaan di daerah frontier. Analisis lanjut dilakukan dengan mengkompilasi land gravity data (onshore) dengan topex free air gravity data yang dikoreksi menjadi anomali bouguer untuk mengungkap daerah offshore, penerapan metode Second Vertical Derivative (SVD) untuk mendelineasi struktur geologi dan metode Euler 3D Deconvolution dalam memperkirakan kedalaman sumber anomali gayaberat yang umumnya dilakukan dengan analisis spektral. Hasil penelitian menunjukkan adanya anomali gayaberat tinggi yang diinterpretasikan sebagai prismatic body di bawah Pulau Sabu – Raijua. Prismatic body diduga terbentuk karena terdapat dua arah tegasan yang hampir saling tegak lurus, yaitu arah baratdaya – timurlaut dan arah tenggara – baratlaut di sekitar Scott Plateau. Tegasan baratdaya – timurlaut mensesarkan Savu Thrust di sebelah timurlaut daerah penelitian. Metode Euler 3D Deconvolution memberikan informasi kedalaman yang mendekati hasil estimasi kedalaman analisis spektral dengan disertai informasi posisi lateralnya. Kedalaman sumber berdasarkan Euler bervariasi dari 2.4 Km – 7 Km, sedangkan kedalaman berdasarkan analisis spektral pada kisaran 2 Km – 6 Km. Pemodelan 2.5D dilakukan berdasarkan data gayaberat dengan 3 unit lapisan yaitu air laut (seabed), lapisan sedimen, dan lapisan batuan alas yang diduga berupa Thrust Fold Australian Continental Margin. Pemodelan struktur geologi bawah permukaan memperlihatkan pola struktur naik yang mendorong lapisan di atasnya (uplifted) hingga memunculkan daratan Pulau Sabu – Raijua.Kata kunci: Gayaberat, prisma akresi, sabu – raijua, struktur, uplift.
印度尼西亚东部是边疆,覆盖着印尼三分之一的沉积盆地。但到目前为止,只生产了几个沉积盆地。边疆面临的挑战是数据的可用性和质量较差。重量数据可以作为一种替代方案,为边疆的地下条件提供一个早期的概述。编制土地进行进一步分析将重力(onshore)和topex自由水重力数据更正为bouguer异常来揭开阿尔诺的地区,第二个垂直的赎回能力(SVD)方法应用mendelineasi Deconvolution三维地质结构和欧拉方法在估计深度gayaberat异常通常通过光谱分析来源。研究表明,高重力异常被解释为Sabu岛下的主体——Raijua。原体的形成被认为是由于两个方向几乎是垂直的,即西南方向——东北方向和东南方向——斯科特高原附近的西北方向。西北方向——东北偏航建立在研究区域的东北角。欧拉3D脱肠法提供了接近光谱分析深度估计结果的深度信息,以及它的最新位置信息。欧拉的自然资源深度从2.4公里到7公里不等,而以2公里到6公里不等的光谱分析为基础的深度。2。5D模型是根据三种不同类型的重力数据进行的,即海水、沉淀物和基岩层,这些单位被认为是澳大利亚大陆的顶边。地表地质结构的建模展示了推动其上部的上升结构模式,从而使萨布岛的陆地——Raijua。关键词:重量,akresi棱镜,sabu——raijua,结构,上电梯。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
24 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信