The Paradox of Informal Economy in Urban Area Indonesia: A Case Study Street Vendors in Jalan Salemba Raya, Jakarta, and Jalan Raya Sawangan, Depok

Rusydan Fathy, Dicky Rachmawan
{"title":"The Paradox of Informal Economy in Urban Area Indonesia: A Case Study Street Vendors in Jalan Salemba Raya, Jakarta, and Jalan Raya Sawangan, Depok","authors":"Rusydan Fathy, Dicky Rachmawan","doi":"10.7454/mjs.v25i1.10871","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ekonomi informal memiliki proporsi besar yang menyerap 58% tenaga kerja Indonesia. Pada daerah perkotaan, kemiskinan mudah terlihat dari banyaknya masyarakat yang bekerja dan terlibat pada ekonomi sektor informal seperti pedagang kaki lima (PKL). Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan ekonomi informal khususnya PKL dan potensinya di perkotaan. Artikel ini menggunakan metode studi literature dan observasi di Jalan Salemba Raya (Kota Jakarta) dan Jalan Raya Sawangan (Kota Depok). Hasil dari studi ini menunjukan bahwa kecenderungan komoditas yang dijual PKL adalah makanan yang bersumber dari bahan baku sektor pertanian (tipe bisnis) dan sektor industri (tipe perdagangan). Sehingga terjaminnya ketersediaan pangan adalah hal yang esensial tidak hanya untuk masyarakat umum, tetapi lebih spesifik untuk melestarikan usaha PKL di masyarakat Indonesia. Pemerintah harus mulai merubah pandangan lama mereka tentang pedagang kaki lima dan lebih baik menerima keberadaan mereka serta mengelolanya untuk mendapatkan lebih banyak manfaat pada pendapatan daerah. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengelola PKL yaitu menjalin hubungan baik dan mengumpulkan data yang komprehensif, menarik retribusi ringan dari pada penggusuran, dan mempromosikan jajanan terekomendasi dari PKL untuk menarik turis. Informal economic has big proportion which absorb 58% of workforce in Indonesia. In urban area poverty easily can be seen through many people who involve and work in informal economic like street vendors (PKL). This article purpose to describe informal economic activities especially street vendors (PKL) and its potency in urban area. Literature review and observation methods are used in this article particularly at Jalan Salemba Raya (Jakarta City) and Jalan Raya Sawangan (Depok City). The result show selling food as main commodity of street vendors from agriculture (business type) and industry (trading type). So guarantee availability of food is an essential aspect not only for people in general, but specifically to sustain food street vendors in our society. The government should start to change their old mindset about street vendors and better start to accept then managing street vendors to gain more revenue for government income. There are few step the government can do to manage street vendors, that are establish good relation with street vendors and gathering data, gathering light retribution than eviction street vendors, and promotion of recommended street food street vendors/food festival for pulling tourist.","PeriodicalId":31129,"journal":{"name":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","volume":"25 1","pages":"83-106"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-10-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Masyarakat Jurnal Sosiologi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.7454/mjs.v25i1.10871","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2

Abstract

Ekonomi informal memiliki proporsi besar yang menyerap 58% tenaga kerja Indonesia. Pada daerah perkotaan, kemiskinan mudah terlihat dari banyaknya masyarakat yang bekerja dan terlibat pada ekonomi sektor informal seperti pedagang kaki lima (PKL). Artikel ini bertujuan untuk mendeskripsikan kegiatan ekonomi informal khususnya PKL dan potensinya di perkotaan. Artikel ini menggunakan metode studi literature dan observasi di Jalan Salemba Raya (Kota Jakarta) dan Jalan Raya Sawangan (Kota Depok). Hasil dari studi ini menunjukan bahwa kecenderungan komoditas yang dijual PKL adalah makanan yang bersumber dari bahan baku sektor pertanian (tipe bisnis) dan sektor industri (tipe perdagangan). Sehingga terjaminnya ketersediaan pangan adalah hal yang esensial tidak hanya untuk masyarakat umum, tetapi lebih spesifik untuk melestarikan usaha PKL di masyarakat Indonesia. Pemerintah harus mulai merubah pandangan lama mereka tentang pedagang kaki lima dan lebih baik menerima keberadaan mereka serta mengelolanya untuk mendapatkan lebih banyak manfaat pada pendapatan daerah. Terdapat beberapa langkah yang dapat dilakukan pemerintah untuk mengelola PKL yaitu menjalin hubungan baik dan mengumpulkan data yang komprehensif, menarik retribusi ringan dari pada penggusuran, dan mempromosikan jajanan terekomendasi dari PKL untuk menarik turis. Informal economic has big proportion which absorb 58% of workforce in Indonesia. In urban area poverty easily can be seen through many people who involve and work in informal economic like street vendors (PKL). This article purpose to describe informal economic activities especially street vendors (PKL) and its potency in urban area. Literature review and observation methods are used in this article particularly at Jalan Salemba Raya (Jakarta City) and Jalan Raya Sawangan (Depok City). The result show selling food as main commodity of street vendors from agriculture (business type) and industry (trading type). So guarantee availability of food is an essential aspect not only for people in general, but specifically to sustain food street vendors in our society. The government should start to change their old mindset about street vendors and better start to accept then managing street vendors to gain more revenue for government income. There are few step the government can do to manage street vendors, that are establish good relation with street vendors and gathering data, gathering light retribution than eviction street vendors, and promotion of recommended street food street vendors/food festival for pulling tourist.
印尼城市地区非正规经济的悖论:以雅加达加兰萨勒巴拉亚和德波加兰拉亚萨万根街头小贩为例
非正规经济将占印尼劳动力58%的比例。在城市地区,贫困很容易从雇佣和参与私营部门经济(街头小贩)等就业和参与民间经济中得到体现。本文旨在描述非正规经济活动,特别是PKL和它在城市的潜力。本文采用了在雅加达萨勒姆巴路(雅加达)和萨兰甘路(德波克市)进行的文献研究和观察的方法。这项研究的结果表明,PKL销售的商品倾向于以农业和商业模式为基础的食品。因此,食品安全不仅对公众来说是必不可少的,而且更具体地说,是为了保护印尼人民的街头小贩努力。政府应该开始改变他们以前对街头小贩的看法,更好地接受他们的存在,并设法在当地收入中获得更多好处。政府可以采取一些措施来管理PKL,即建立良好的关系和收集全面数据,从强制驱逐中撤回轻惩罚,并促进PKL吸引游客的推荐措施。非正式经济有很大比例,它吸收了印尼58%的劳动力。在城市地区,很容易就能通过许多人参与到像街头小贩这样的非正式经济活动中。这篇文章的目的是描述非正式经济活动,特别是街头小贩和他们在城市地区的潜力。《雅加达港大萨勒姆巴路》和《德波克城大街》的字样评论和观察方法在这里的一部分使用。销售食品因此,保证食品的有效性不仅对一般人有效,而且对我们社会的食品街供应商有效。政府应该开始改变他们对街头vendors的旧心态,并更好地开始接受它,然后管理街头vendors,以获得更多的政府更新。政府几乎没有步骤来管理街道的vendors,这建立了与街头vendors和gathering数据的良好关系,积累了对eviction street vendors的惩罚,并促进了撤销街头食品供应商的推荐街食品供应商/食品节日的促进。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
5
审稿时长
12 weeks
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信