Faktor-faktor Determinan Perilaku Mencuci Tangan Setelah Masa ‘Adaptasi Kebiasaan Baru’

IF 0.1
Mutiara Widawati, Firda Yanuar Pradani, M. Fuadiyah, Hubullah Fuadzy, Rohmansyah Wahyu Nurindra
{"title":"Faktor-faktor Determinan Perilaku Mencuci Tangan Setelah Masa ‘Adaptasi Kebiasaan Baru’","authors":"Mutiara Widawati, Firda Yanuar Pradani, M. Fuadiyah, Hubullah Fuadzy, Rohmansyah Wahyu Nurindra","doi":"10.22435/hsr.v25i1.4786","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Changes in policies implemented in Indonesia before and after the New Normal policy affect the prevention habits that have been implemented by the community. Therefore, a study to determine factors affecting washing hands behavior after the implementation of the new normal policy during the COVID-19 period has been conducted in order to address this issue. This study uses two analyzes, the paired T-test which aims to determine whether there are differences in handwashing behavior among respondents before and after the new normal period, and a multivariate test using logistic regression analysis which aims to determine the factors that influence the lack of hand washing behavior. The results of this study's data analysis showed that there was a decrease in the number of respondents who had washed their hands well before and after new normal policy (73.75% to 67.75%). The results of the analysis also show that the lack of hand washing habits is related to factors such as education, intensity of seeking information related to COVID-19, have had positive for COVID-19, and anxiety due to information received. Meanwhile, age, gender, and income have no effect on this behavior. Hopefully, these results can be used as a foundation for the making of policies to improve health promotion and education on proper handwashing to targeted communities, such as people with low education level, rarely seek information, or are not anxious about COVID-19 disease. Image media can also be used to increase the interest of these targeted people towards information related to COVID-19. \nAbstrak \nPerubahan kebijakan yang diterapkan di Indonesia sebelum dan setelah kebijakan “New normal”/Adaptasi kebiasaan baru (AKB) dapat mempengaruhi upaya pencegahan penyakit di masyarakat. Informasi terkait perubahan perilaku masyarakat setelah diberlakukannya suatu kebijakan pemerintah sangat penting diketahui. Oleh karena itu, studi tentang faktor-faktor penentu kebiasaan mencuci tangan setelah diterapkannya kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (“New normal”) AKB pada masa COVID-19 telah dilakukan untuk menjawab persoalan tersebut. Studi ini melakukan dua analisis yaitu uji beda dengan menggunakan uji T berpasangan yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan perilaku mencuci tangan pada responden sebelum dan setelah masa adaptasi kebiasaan baru dan uji multivariat menggunakan analisis regresi logistik yang bertujuan untuk menentukan faktor yang berpengaruh pada kurangnya perilaku mencuci tangan pada responden. Hasil analisis data studi ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah responden yang tadinya mencuci tangan dengan baik pada masa sebelum adaptasi kebiasaan baru (73,75%) menjadi kurang baik di masa setelah adaptasi kebiasaan baru (67,75%). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kurangnya kebiasaan mencuci tangan berhubungan dengan faktor-faktor seperti pendidikan, intensitas pencarian informasi terkait COVID-19, pernah positif COVID-19, dan kecemasan akibat informasi yang diterima. Sedangkan umur, gender, dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap perilaku ini. Diharapkan hasil studi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kebijakan promosi dan edukasi kesehatan terkait kebiasaan cuci tangan yang benar terhadap orang-orang yang ditargetkan, seperti orang-orang dengan tingkat pendidikan rendah, jarang mencari informasi, atau orang-orang yang tidak khawatir terhadap penyakit COVID-19. Media gambar juga dapat digunakkan untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat yang ditargetkan ini terhadap informasi terkait COVID-19.","PeriodicalId":42108,"journal":{"name":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.1000,"publicationDate":"2022-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Buletin Penelitian Sistem Kesehatan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22435/hsr.v25i1.4786","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Changes in policies implemented in Indonesia before and after the New Normal policy affect the prevention habits that have been implemented by the community. Therefore, a study to determine factors affecting washing hands behavior after the implementation of the new normal policy during the COVID-19 period has been conducted in order to address this issue. This study uses two analyzes, the paired T-test which aims to determine whether there are differences in handwashing behavior among respondents before and after the new normal period, and a multivariate test using logistic regression analysis which aims to determine the factors that influence the lack of hand washing behavior. The results of this study's data analysis showed that there was a decrease in the number of respondents who had washed their hands well before and after new normal policy (73.75% to 67.75%). The results of the analysis also show that the lack of hand washing habits is related to factors such as education, intensity of seeking information related to COVID-19, have had positive for COVID-19, and anxiety due to information received. Meanwhile, age, gender, and income have no effect on this behavior. Hopefully, these results can be used as a foundation for the making of policies to improve health promotion and education on proper handwashing to targeted communities, such as people with low education level, rarely seek information, or are not anxious about COVID-19 disease. Image media can also be used to increase the interest of these targeted people towards information related to COVID-19. Abstrak Perubahan kebijakan yang diterapkan di Indonesia sebelum dan setelah kebijakan “New normal”/Adaptasi kebiasaan baru (AKB) dapat mempengaruhi upaya pencegahan penyakit di masyarakat. Informasi terkait perubahan perilaku masyarakat setelah diberlakukannya suatu kebijakan pemerintah sangat penting diketahui. Oleh karena itu, studi tentang faktor-faktor penentu kebiasaan mencuci tangan setelah diterapkannya kebijakan Adaptasi Kebiasaan Baru (“New normal”) AKB pada masa COVID-19 telah dilakukan untuk menjawab persoalan tersebut. Studi ini melakukan dua analisis yaitu uji beda dengan menggunakan uji T berpasangan yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat perbedaan perilaku mencuci tangan pada responden sebelum dan setelah masa adaptasi kebiasaan baru dan uji multivariat menggunakan analisis regresi logistik yang bertujuan untuk menentukan faktor yang berpengaruh pada kurangnya perilaku mencuci tangan pada responden. Hasil analisis data studi ini menunjukkan bahwa terjadi penurunan jumlah responden yang tadinya mencuci tangan dengan baik pada masa sebelum adaptasi kebiasaan baru (73,75%) menjadi kurang baik di masa setelah adaptasi kebiasaan baru (67,75%). Hasil analisis juga menunjukkan bahwa kurangnya kebiasaan mencuci tangan berhubungan dengan faktor-faktor seperti pendidikan, intensitas pencarian informasi terkait COVID-19, pernah positif COVID-19, dan kecemasan akibat informasi yang diterima. Sedangkan umur, gender, dan pendapatan tidak berpengaruh terhadap perilaku ini. Diharapkan hasil studi ini dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kebijakan promosi dan edukasi kesehatan terkait kebiasaan cuci tangan yang benar terhadap orang-orang yang ditargetkan, seperti orang-orang dengan tingkat pendidikan rendah, jarang mencari informasi, atau orang-orang yang tidak khawatir terhadap penyakit COVID-19. Media gambar juga dapat digunakkan untuk meningkatkan ketertarikan masyarakat yang ditargetkan ini terhadap informasi terkait COVID-19.
在“适应新习惯”之后,洗手行为决定因素
印尼在新常态政策前后实施的政策变化影响了社区实施的预防习惯。因此,为了解决这一问题,对新冠肺炎期间实施新常态政策后影响洗手行为的因素进行了研究。本研究使用了两种分析,一种是配对T检验,旨在确定新常态前后受访者的洗手行为是否存在差异,另一种是使用逻辑回归分析的多元检验,旨在决定影响缺乏洗手行为的因素。该研究的数据分析结果显示,在新常态政策前后洗手良好的受访者数量有所减少(73.75%至67.75%)。分析结果还表明,洗手习惯的缺乏与教育、寻求新冠肺炎相关信息的强度、新冠肺炎阳性、,-以及由于收到信息而产生的焦虑。同时,年龄、性别和收入对这种行为没有影响。希望这些结果可以作为制定政策的基础,以改善对目标社区的健康促进和正确洗手教育,例如教育水平低、很少寻求信息或对新冠肺炎疾病不焦虑的人。图像媒体也可用于提高这些目标人群对新冠肺炎相关信息的兴趣。摘要印尼在“新常态”政策/新习惯适应(ACB)前后实施的政策变化会影响社会的疾病预防工作。在获得一项非常重要的政府政策后,有关公众行为变化的信息是已知的。因此,在新冠肺炎应用新常态调整(新常态)AKB政策后,对决定洗手习惯的因素进行了研究,以回答这个问题。这项研究进行了两项分析:使用配对T检验的不同测试旨在确定在适应新习惯前后,应答者的洗手行为是否存在差异;使用逻辑回归分析的多变量测试旨在确定影响应答者缺乏洗手行为的因素回应该研究的数据分析显示,在新的习惯适应之前及时洗手的应答者数量有所下降(73.75%),在新习惯适应之后及时洗手的反应者数量下降(67.75%)。分析还表明,缺乏人工清洗与教育、新冠肺炎信息搜索强度、新冠肺炎阳性以及所收到信息的担忧等因素有关。年龄、性别和收入不会影响这种行为。希望这项研究的结果可以作为制定促进和健康教育政策的基础,这些政策与针对目标人群正确洗手的做法有关,例如教育水平低、很少寻求信息或不关心新冠肺炎疾病的人。图像媒体也可用于增加公众对新冠肺炎相关信息的兴趣。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan
Buletin Penelitian Sistem Kesehatan PUBLIC, ENVIRONMENTAL & OCCUPATIONAL HEALTH-
自引率
0.00%
发文量
1
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信