{"title":"PENGARUH TERAPI DZIKIR TERHADAP PENURUNAN STRES PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2","authors":"Umar Hasan Martadinata","doi":"10.36341/jka.v8i1.4675","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Diabetes Mellitus Tipe II (DMT2) merupakan penyakit kronis dengan prevalensi yang meningkat secara global, mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis pasien. Stres adalah masalah psikologis umum yang memperburuk kontrol glikemik dan meningkatkan risiko komplikasi pada pasien DMT2. Terapi dzikir sebagai intervensi spiritual telah terbukti membantu mencapai ketenangan batin dan mengurangi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap penurunan stres pada pasien DMT2. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest tanpa kelompok kontrol. Sebanyak 30 pasien DMT2 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Batang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis DMT2, berusia 40-60 tahun, memiliki tingkat stres ringan hingga sedang, dan bersedia mengikuti terapi dzikir. Kriteria eksklusi meliputi pasien dengan komplikasi akut, gangguan psikiatri, terapi stres lainnya, dan yang tidak bersedia mengikuti prosedur penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengukur stres adalah Perceived Stress Scale (PSS). Analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Sebelum terapi dzikir, 74.1% pasien mengalami stres ringan dan 25.9% mengalami stres sedang. Setelah terapi, 88.9% pasien tidak lagi mengalami stres, sementara 11.1% masih mengalami stres ringan. Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p sebesar 0.001 mengindikasikan penurunan stres yang signifikan secara statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi dzikir efektif dalam menurunkan tingkat stres pada pasien DMT2. Terapi dzikir secara signifikan menurunkan stres pada pasien DMT2, mendukung integrasi praktik spiritual dalam manajemen diabetes yang holistik. Perawat dapat mengimplementasikan terapi dzikir sebagai bagian dari intervensi perawatan holistik untuk pasien diabetes, dengan memberikan edukasi dan dukungan yang diperlukan untuk praktik dzikir yang efektif.","PeriodicalId":250775,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Abdurrab","volume":"1 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keperawatan Abdurrab","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36341/jka.v8i1.4675","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Diabetes Mellitus Tipe II (DMT2) merupakan penyakit kronis dengan prevalensi yang meningkat secara global, mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis pasien. Stres adalah masalah psikologis umum yang memperburuk kontrol glikemik dan meningkatkan risiko komplikasi pada pasien DMT2. Terapi dzikir sebagai intervensi spiritual telah terbukti membantu mencapai ketenangan batin dan mengurangi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap penurunan stres pada pasien DMT2. Penelitian ini menggunakan desain pra-eksperimen dengan pendekatan pretest-posttest tanpa kelompok kontrol. Sebanyak 30 pasien DMT2 di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Batang dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Kriteria inklusi meliputi pasien dengan diagnosis DMT2, berusia 40-60 tahun, memiliki tingkat stres ringan hingga sedang, dan bersedia mengikuti terapi dzikir. Kriteria eksklusi meliputi pasien dengan komplikasi akut, gangguan psikiatri, terapi stres lainnya, dan yang tidak bersedia mengikuti prosedur penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengukur stres adalah Perceived Stress Scale (PSS). Analisis data menggunakan uji statistik Wilcoxon. Sebelum terapi dzikir, 74.1% pasien mengalami stres ringan dan 25.9% mengalami stres sedang. Setelah terapi, 88.9% pasien tidak lagi mengalami stres, sementara 11.1% masih mengalami stres ringan. Uji Wilcoxon menunjukkan nilai p sebesar 0.001 mengindikasikan penurunan stres yang signifikan secara statistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terapi dzikir efektif dalam menurunkan tingkat stres pada pasien DMT2. Terapi dzikir secara signifikan menurunkan stres pada pasien DMT2, mendukung integrasi praktik spiritual dalam manajemen diabetes yang holistik. Perawat dapat mengimplementasikan terapi dzikir sebagai bagian dari intervensi perawatan holistik untuk pasien diabetes, dengan memberikan edukasi dan dukungan yang diperlukan untuk praktik dzikir yang efektif.