A. Afandi, N. Nofrizal, Silta Yulan Nifen, A. Agus
{"title":"EVALUASI KEBUTUHAN JARINGAN IRIGASI (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI BATANG ANAI) SUB-DI LUBUK ALUNG MENGGUNAKAN PROGRAM CROPWAT 8.0 DAN HEC-RAS 5.0.1","authors":"A. Afandi, N. Nofrizal, Silta Yulan Nifen, A. Agus","doi":"10.21063/jtv.2024.2.2.1","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Daerah Irigasi Lubuk Alung termasuk pengelompokan dari Daerah Irigasi Batang Anai yang luas, umumnya sebahagian penduduknya adalah petani, maka kebutuhan air untuk lahan pertanian sangat diperlukan, apabila kurangnya pasokan air untuk irigasi dapat menghambat laju musim tanam. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghitung kebutuhan air irigasi pada persawahan dan perkebunan daerah irigasi Lubuk Alung dan mengetahui hasil dimensi exitingnya. Perhitungan kebutuhan air irigasi menggunakan metode KP-01 dan software Cropwat 8.0, untuk mencari dimensi exitingnya menggunakan software HEC-RAS 5.0.1. Dari hasil perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode KP-01 didapatkan nilai 1,42 l/dt/ha pada bulan April dan hasil perhitungan kebutuhan air irigasi yang dengan menggunakan program Cropwat 8.0 didapatkan nilai sebesar 0,36 l/dt/ha pada bulan Maret. Pada perhitungan cross section dengan software HEC-RAS 5.0.1 debit yang dipakai yaitu pada saluran primer BLS.1-BLS.2 yaitu 21,566 m3//dt dengan data dimensi saluran di hulu (P0) dengan lebar saluran (b) = 11 m, tinggi saluran H = 2,87 m dan tinggi saluran di hilir (P16) (H) = 3,14 m, dari hasil running dengan software HEC-RAS 5.0.1 didapatkan tinggi muka air di hulu (P0) (h) = 1,2 m dan tinggi muka air di hilir (P16) (h) = 1,13 m, sedangkan dari data tinjauan lapangan didapatkan tinggi air di hulu (P0) (h) = 1,23 m dan pada di hilir (P16) (h) = 1,15 m. Dari hasil yang lihat pada gambar cross section disimpulkan tinggi dimensi saluran yang tidak sama tinggi. Dalam mengatasi masalah tersebut, maka dicoba membuat ulang desain penampang saluran yang efesien. didapatkan hasil dimensi saluran exiting dengan lebar dasar saluran (b) = 8 m, lebar atas saluran (B) = 17,76 m, tinggi muka air (h) = 1,56 m, tinggi saluran (H) = 2,44 m, dan tinggi jagaan (w) = 0,88 m.","PeriodicalId":506856,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi dan Vokasi","volume":" 24","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-06","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknologi dan Vokasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21063/jtv.2024.2.2.1","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Daerah Irigasi Lubuk Alung termasuk pengelompokan dari Daerah Irigasi Batang Anai yang luas, umumnya sebahagian penduduknya adalah petani, maka kebutuhan air untuk lahan pertanian sangat diperlukan, apabila kurangnya pasokan air untuk irigasi dapat menghambat laju musim tanam. Tujuan dari penelitian ini yaitu menghitung kebutuhan air irigasi pada persawahan dan perkebunan daerah irigasi Lubuk Alung dan mengetahui hasil dimensi exitingnya. Perhitungan kebutuhan air irigasi menggunakan metode KP-01 dan software Cropwat 8.0, untuk mencari dimensi exitingnya menggunakan software HEC-RAS 5.0.1. Dari hasil perhitungan kebutuhan air irigasi dengan metode KP-01 didapatkan nilai 1,42 l/dt/ha pada bulan April dan hasil perhitungan kebutuhan air irigasi yang dengan menggunakan program Cropwat 8.0 didapatkan nilai sebesar 0,36 l/dt/ha pada bulan Maret. Pada perhitungan cross section dengan software HEC-RAS 5.0.1 debit yang dipakai yaitu pada saluran primer BLS.1-BLS.2 yaitu 21,566 m3//dt dengan data dimensi saluran di hulu (P0) dengan lebar saluran (b) = 11 m, tinggi saluran H = 2,87 m dan tinggi saluran di hilir (P16) (H) = 3,14 m, dari hasil running dengan software HEC-RAS 5.0.1 didapatkan tinggi muka air di hulu (P0) (h) = 1,2 m dan tinggi muka air di hilir (P16) (h) = 1,13 m, sedangkan dari data tinjauan lapangan didapatkan tinggi air di hulu (P0) (h) = 1,23 m dan pada di hilir (P16) (h) = 1,15 m. Dari hasil yang lihat pada gambar cross section disimpulkan tinggi dimensi saluran yang tidak sama tinggi. Dalam mengatasi masalah tersebut, maka dicoba membuat ulang desain penampang saluran yang efesien. didapatkan hasil dimensi saluran exiting dengan lebar dasar saluran (b) = 8 m, lebar atas saluran (B) = 17,76 m, tinggi muka air (h) = 1,56 m, tinggi saluran (H) = 2,44 m, dan tinggi jagaan (w) = 0,88 m.