Peran Strategi Regulasi Emosi Kognitif terhadap Gejala PTSD Korban Kekerasan dalam Pacaran

Estherina Yaneta Tantomo, Zamralita
{"title":"Peran Strategi Regulasi Emosi Kognitif terhadap Gejala PTSD Korban Kekerasan dalam Pacaran","authors":"Estherina Yaneta Tantomo, Zamralita","doi":"10.35134/jpsy165.v17i2.358","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kekerasan dalam pacaran merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi di sekitar kita. Korban kekerasan dalam pacaran dapat mengalami trauma yang mendalam yang kemudian akan berkembang menjadi gangguan psikologis yang parah dan berkepanjangan salah satunya posttraumatic stress disorder (PTSD). Salah satu kontributor dalam berkembangnya gejala PTSD adalah strategi regulasi emosi kognitif. Strategi regulasi emosi kognitif merupakan proses kognitif dalam mengelola informasi yang dapat membangkitkan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi regulasi emosi kognitif terhadap gejala PTSD dan peran tiap dimensi strategi regulasi emosi kognitif terhadap tiap gejala PTSD sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder V (DSM V) yakni intrusi, penghindaran, perubahan negatif terkait kognisi dan suasana hati, dan perubahan gairah dan reaktivitas pada korban kekerasan dalam pacaran. Partisipan penelitian ini berjumlah 116 mahasiswa di Indonesia berusia 18 hingga 24 tahun yang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan berpacaran. The Posttraumatic Cognitions Inventory (PTCI) dan Cognitive Emotion Regulation Questionnaire (CERQ-Short) digunakan untuk mengukur strategi regulasi emosi kognitif dan The PTSD Checklist for DSM 5 (PCL-5) untuk mengukur gejala PTSD. Hasil yang diperoleh adalah adanya peran strategi regulasi emosi kognitif yang signifikan terhadap gejala PTSD sebesar 39.5% (R = 0.628, p < 0.005). Dimensi kognisi negatif mengenai diri memiliki peran paling besar terhadap gejala PTSD sebesar 35% (β = 0.490, t = 4.309, p = 0.000 < 0.05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam penyusunan intervensi psikologis untuk menangani trauma pada korban kekerasan dalam hubungan berpacaran.","PeriodicalId":500586,"journal":{"name":"Psyche 165 journal","volume":" 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-06-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Psyche 165 journal","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35134/jpsy165.v17i2.358","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Kekerasan dalam pacaran merupakan salah satu fenomena yang sering terjadi di sekitar kita. Korban kekerasan dalam pacaran dapat mengalami trauma yang mendalam yang kemudian akan berkembang menjadi gangguan psikologis yang parah dan berkepanjangan salah satunya posttraumatic stress disorder (PTSD). Salah satu kontributor dalam berkembangnya gejala PTSD adalah strategi regulasi emosi kognitif. Strategi regulasi emosi kognitif merupakan proses kognitif dalam mengelola informasi yang dapat membangkitkan emosi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi regulasi emosi kognitif terhadap gejala PTSD dan peran tiap dimensi strategi regulasi emosi kognitif terhadap tiap gejala PTSD sesuai dengan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder V (DSM V) yakni intrusi, penghindaran, perubahan negatif terkait kognisi dan suasana hati, dan perubahan gairah dan reaktivitas pada korban kekerasan dalam pacaran. Partisipan penelitian ini berjumlah 116 mahasiswa di Indonesia berusia 18 hingga 24 tahun yang pernah mengalami kekerasan dalam hubungan berpacaran. The Posttraumatic Cognitions Inventory (PTCI) dan Cognitive Emotion Regulation Questionnaire (CERQ-Short) digunakan untuk mengukur strategi regulasi emosi kognitif dan The PTSD Checklist for DSM 5 (PCL-5) untuk mengukur gejala PTSD. Hasil yang diperoleh adalah adanya peran strategi regulasi emosi kognitif yang signifikan terhadap gejala PTSD sebesar 39.5% (R = 0.628, p < 0.005). Dimensi kognisi negatif mengenai diri memiliki peran paling besar terhadap gejala PTSD sebesar 35% (β = 0.490, t = 4.309, p = 0.000 < 0.05). Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu acuan dalam penyusunan intervensi psikologis untuk menangani trauma pada korban kekerasan dalam hubungan berpacaran.
认知情绪调节策略对约会暴力受害者创伤后应激障碍症状的作用
约会暴力是一种经常发生在我们身边的现象。约会暴力的受害者可能会经历深刻的创伤,进而发展成严重而持久的心理障碍,创伤后应激障碍(PTSD)就是其中之一。导致创伤后应激障碍症状发展的一个因素是认知情绪调节策略。认知情绪调节策略是一种管理可引起情绪的信息的认知过程。本研究旨在确定认知情绪调节策略对创伤后应激障碍症状的作用,以及根据《精神障碍诊断与统计手册第五版》(DSM V),认知情绪调节策略的每个维度对创伤后应激障碍症状的作用,即约会暴力受害者的侵入、回避、与认知和情绪相关的负面变化,以及唤醒和反应性的变化。受试者为 116 名印尼大学生,年龄在 18-24 岁之间,都曾经历过约会暴力。研究使用创伤后认知量表(PTCI)和认知情绪调节问卷(CERQ-Short)来测量认知情绪调节策略,并使用创伤后应激障碍核对表(PCL-5)来测量创伤后应激障碍症状。结果表明,认知情绪调节策略对创伤后应激障碍症状的影响明显,达 39.5%(R = 0.628,P < 0.005)。对自我的负面认知维度对创伤后应激障碍症状的影响最大,达 35%(β = 0.490,t = 4.309,p = 0.000 < 0.05)。本研究的结果可作为制定心理干预措施治疗约会关系暴力受害者创伤的参考之一。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:604180095
Book学术官方微信