PERAN DAN DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA LOKAL TERHADAP PELESTARIAN BUDAYA LOKAL MAKAM DATU BENUE DESA SELEBUNG KECAMATAN BATULIANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH
{"title":"PERAN DAN DAMPAK PENGEMBANGAN WISATA LOKAL TERHADAP PELESTARIAN BUDAYA LOKAL MAKAM DATU BENUE DESA SELEBUNG KECAMATAN BATULIANG KABUPATEN LOMBOK TENGAH","authors":"Syudirman","doi":"10.61798/alaina.v1i1.55","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini menggambarkan peran penting pelestarian budaya lokal dalam konteks pengembangan pariwisata lokal di Makam Datu Benue, Desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini merupakan bagian dari program KKP (Kuliah Kerja Partisipatif) dari UIN Mataram. Makam Datu Benue adalah situs bersejarah yang memiliki nilai historis signifikan dalam sejarah dan budaya kuno di Lombok. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development) dan community mapping sebagai metodologi utama. Melalui penggalian sejarah, penataan lingkungan, dan pemahaman mendalam terhadap budaya lokal, penelitian ini mengidentifikasi peran pelestarian budaya dalam mengembangkan pariwisata lokal. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang asal usul, nilai-nilai historis, dan peristiwa yang terkait dengan Makam Datu Benue. Selain itu, penelitian ini juga membahas dampak dari upaya pelestarian budaya ini terhadap pengembangan wisata lokal. Ini mencakup peningkatan daya tarik wisatawan, kontribusi terhadap ekonomi lokal, serta pelestarian tradisi dan pengetahuan lokal. Langkah-langkah konkrit seperti penataan lingkungan, pemasangan plang penunjuk arah, dan pemulihan tradisi-tradisi lokal juga dibahas dalam penelitian ini. Kesimpulannya, penelitian ini menyoroti betapa pentingnya pelestarian budaya lokal dalam pengembangan wisata lokal dan bagaimana pendekatan ABCD dan community mapping dapat menjadi alat yang efektif dalam upaya ini. Hasil dari penelitian ini berpotensi memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal, memperkuat identitas budaya suku Sasak, dan mengenalkan sejarah yang kaya kepada masyarakat luas","PeriodicalId":516719,"journal":{"name":"ALAINA: Jurnal Pengabdian Masyarakat","volume":"48 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"ALAINA: Jurnal Pengabdian Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61798/alaina.v1i1.55","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini menggambarkan peran penting pelestarian budaya lokal dalam konteks pengembangan pariwisata lokal di Makam Datu Benue, Desa Selebung, Kecamatan Batukliang, Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini merupakan bagian dari program KKP (Kuliah Kerja Partisipatif) dari UIN Mataram. Makam Datu Benue adalah situs bersejarah yang memiliki nilai historis signifikan dalam sejarah dan budaya kuno di Lombok. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan ABCD (Asset-Based Community Development) dan community mapping sebagai metodologi utama. Melalui penggalian sejarah, penataan lingkungan, dan pemahaman mendalam terhadap budaya lokal, penelitian ini mengidentifikasi peran pelestarian budaya dalam mengembangkan pariwisata lokal. Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman yang lebih mendalam tentang asal usul, nilai-nilai historis, dan peristiwa yang terkait dengan Makam Datu Benue. Selain itu, penelitian ini juga membahas dampak dari upaya pelestarian budaya ini terhadap pengembangan wisata lokal. Ini mencakup peningkatan daya tarik wisatawan, kontribusi terhadap ekonomi lokal, serta pelestarian tradisi dan pengetahuan lokal. Langkah-langkah konkrit seperti penataan lingkungan, pemasangan plang penunjuk arah, dan pemulihan tradisi-tradisi lokal juga dibahas dalam penelitian ini. Kesimpulannya, penelitian ini menyoroti betapa pentingnya pelestarian budaya lokal dalam pengembangan wisata lokal dan bagaimana pendekatan ABCD dan community mapping dapat menjadi alat yang efektif dalam upaya ini. Hasil dari penelitian ini berpotensi memberikan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat lokal, memperkuat identitas budaya suku Sasak, dan mengenalkan sejarah yang kaya kepada masyarakat luas