Tradisi Saweran Terhadap Qori’ Al-Qur’an: Studi Analisis Tafsir Maqashidi Pada QS. Al-A’raaf [7]: 204

Hanif Jamaluddin
{"title":"Tradisi Saweran Terhadap Qori’ Al-Qur’an: Studi Analisis Tafsir Maqashidi Pada QS. Al-A’raaf [7]: 204","authors":"Hanif Jamaluddin","doi":"10.61941/iklila.v6i2.181","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Artikel ini mengkaji tentang tradisi saweran uang terhadap qori al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan Tafsir Maqashidi yang digagas oleh Abdul Mustaqim. Tradisi saweran terhadap qori al-Qur’an biasanya dilakukan dengan cara disawer, dilempari, bahkan diselipkan dengan uang kepada pakaian seorang qori yang sedang melantunkan ayat suci al-Qur’an oleh penonton atau jama’ah. Hal ini banyak ditemukan dalam suatu acara peringatan hari besar islam. Dalam QS. Al-a’raf: 204 telah dijelaskan bahwa apabila al-Qur'an dibacakan, simaklah dan dengarkanlah agar kamu memahami ayat-ayat yang dikandungnya dan mengambil pelajaran yang disampaikannya. Berlandaskan ayat ini, Para ahli tafsir sepakat untuk melarang tradsisi saweran uang terhadap pembaca al-Qur’an dengan alasan yang beragam, namum jika dilihat dari segi keseluruhan pendapat para ahli tafsir mengarah bahwa tradisi saweran terhadap qori al-Qur’an tidak sesuai dengan adab dalam mendengarkan al-Qur’an. Akan tetapi, dengan menggunakan pendekatan Tafsir Maqashidi hasil penafsiran tidak hanya sebatas pelarangan saweran qori al-Qur’an saja, melainkan menghasilkan maksud atau pesan utama di balik QS. Al-a’raf: 204. jika ditinjau dari maqashid-nya yakni hifz al-din, hifz al-mal, hifz nafs, dan hifz al-daulah tradisi saweran terhadap qori al-Qur’an berpotensi menodai kesucian agama Islam serta kemuliaan al-Qura’an dan pembacanya, menyebabkan seseorang gemar pamer kekayaan (flexing), merendahkan martabat seorang qori al-Qur’an, dan termasuk pelecehan seksual. \nKata kunci: Saweran, Penafsiran, Tafsir Maqashidi","PeriodicalId":516573,"journal":{"name":"Jurnal Studi Islam dan Sosial","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Studi Islam dan Sosial","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61941/iklila.v6i2.181","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Artikel ini mengkaji tentang tradisi saweran uang terhadap qori al-Qur’an dengan menggunakan pendekatan Tafsir Maqashidi yang digagas oleh Abdul Mustaqim. Tradisi saweran terhadap qori al-Qur’an biasanya dilakukan dengan cara disawer, dilempari, bahkan diselipkan dengan uang kepada pakaian seorang qori yang sedang melantunkan ayat suci al-Qur’an oleh penonton atau jama’ah. Hal ini banyak ditemukan dalam suatu acara peringatan hari besar islam. Dalam QS. Al-a’raf: 204 telah dijelaskan bahwa apabila al-Qur'an dibacakan, simaklah dan dengarkanlah agar kamu memahami ayat-ayat yang dikandungnya dan mengambil pelajaran yang disampaikannya. Berlandaskan ayat ini, Para ahli tafsir sepakat untuk melarang tradsisi saweran uang terhadap pembaca al-Qur’an dengan alasan yang beragam, namum jika dilihat dari segi keseluruhan pendapat para ahli tafsir mengarah bahwa tradisi saweran terhadap qori al-Qur’an tidak sesuai dengan adab dalam mendengarkan al-Qur’an. Akan tetapi, dengan menggunakan pendekatan Tafsir Maqashidi hasil penafsiran tidak hanya sebatas pelarangan saweran qori al-Qur’an saja, melainkan menghasilkan maksud atau pesan utama di balik QS. Al-a’raf: 204. jika ditinjau dari maqashid-nya yakni hifz al-din, hifz al-mal, hifz nafs, dan hifz al-daulah tradisi saweran terhadap qori al-Qur’an berpotensi menodai kesucian agama Islam serta kemuliaan al-Qura’an dan pembacanya, menyebabkan seseorang gemar pamer kekayaan (flexing), merendahkan martabat seorang qori al-Qur’an, dan termasuk pelecehan seksual. Kata kunci: Saweran, Penafsiran, Tafsir Maqashidi
关于古兰经 Qori' 的泽兰传统:马卡什迪对《古兰经》的解释分析研究。Al-A'raaf [7]:204
本文采用阿卜杜勒-穆斯塔基姆(Abdul Mustaqim)提出的 Tafsir Maqashidi 方法研究了针对古兰经诵读者的锯钱传统。针对《古兰经》诵读者的 "撒钱 "传统通常是指观众或会众向正在诵读《古兰经》神圣经文的诵读者的衣服撒钱、掷钱,甚至塞钱。这通常出现在纪念伊斯兰节日的活动中。在 QS.Al-a'raf:204 中解释说,诵读《古兰经》时,你们要认真聆听,以便理解其中的经文,接受其中的教诲。根据这节经文,注释家们出于各种原因,一致同意禁止针对《古兰经》读者的锯木钱传统,但从注释家们的整体观点来看,针对《古兰经》朗诵者的锯木钱传统并不符合聆听《古兰经》时的 "阿达布"(adab)。然而,通过使用 Tafsir Maqashidi 方法,解释的结果不仅限于禁止诵读《古兰经》,还产生了 QS 背后的主要目的或信息。Al-a'raf:204. 如果从其maqashid(即hifz al-din、hifz al-mal、hifz nafs和hifz al-daulah)来看,针对《古兰经》诵读者的saweran传统有可能玷污伊斯兰教的神圣性以及《古兰经》及其读者的荣耀,导致有人炫耀财富(屈曲),贬低《古兰经》诵读者的尊严,包括性骚扰。关键词泽兰》、释义、塔夫西尔-马卡西迪
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信