{"title":"Evaluasi Kegiatan Stimulasi Acidizing Menggunakan Metode Bullhead Pada Sumur X Lapangan Y","authors":"Siska Pratiwi Putri Wulandari, A. Candra","doi":"10.53026/jepm.v2i1.1120","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Seiring berjalannya waktu, produksi uap pada sumur X mengalami penurunan laju produksi yang cukup besar bila dibandingkan dengan produksi awalnya. Penurunan laju produksi sendiri dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya dapat disebabkan karena adanya endapan scale pada lubang sumur. Acidizing merupakan suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk menanggulangi atau mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju produksi dengan melarutkan sebagian batuan. Dalam pelaksaan acidizing terdapat 3 tahapan utama yaitu pre-flush, main flush, dan overflush. Pre-flush merupakan tahapan utama pada acidizing yang digunakan untuk menghilangkan material formasi dan mineral yang dapat bereaksi langsung dengan HCL. Chemical yang digunakan adalah HCL dengan konsentrasi 10 %. Setelah pre-flush, selanjutnya dilanjutkan dengan main flush dengan menggunakan chemical campuran HCL ( 10%) : HF (5%) yang bertujuan untuk melarutkan partikel-partikel (sileceous) yang membatasi permeabilitas disekitar lubang sumur. Setelah acid bereaksi dengan scale, selanjutnya dilakukan overflush untuk menghilangkan sisa-sisa pengasaman menggunakan brine dan 5% NH4CL. Indikator keberhasilan pelaksanaan acidizing dapat dilihat dari peningkatan rata-rata steam flow ( 6,9 Ton/hr ) sebelum dilakukannya acidizing menjadi (53.45 Ton/hr) sesudah acidizing, selain itu juga dari kurva inflow perfomance relationship ( IPR) juga dapat dilihat peningkatan pada laju alir massa maksimum uap yang dihasilkan sebesar 141,5 kg/s sebelum dilakukannya acidizing, menjadi 350,13 kg/s setelah dilakukannya acidizing, serta diikuti dengan peningkatan nilai productivity index dari 0,56 kg/s.bar sebelum acidizing menjadi 1,4 kg/s.bar sesudah acidizing. Evaluasi hasil acidizing pada sumur produksi sangat penting untuk dilakukan karena membantu memastikan efektivitas proses perbaikan produktivitas sumur serta mengidentifikasi potensi masalah yang dapat mempengaruhi kinerja jangka panjang suatu sumur. Dengan memantau evaluasi ini, perusahaan dapat mengoptimalkan produksi mereka dan mengurangi biaya perawatan yang tidak perlu.","PeriodicalId":511993,"journal":{"name":"Jurnal Eksplorasi dan Produksi Migas","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Eksplorasi dan Produksi Migas","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.53026/jepm.v2i1.1120","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Seiring berjalannya waktu, produksi uap pada sumur X mengalami penurunan laju produksi yang cukup besar bila dibandingkan dengan produksi awalnya. Penurunan laju produksi sendiri dapat terjadi karena beberapa hal, salah satunya dapat disebabkan karena adanya endapan scale pada lubang sumur. Acidizing merupakan suatu proses perbaikan terhadap sumur untuk menanggulangi atau mengurangi kerusakan formasi dalam upaya peningkatan laju produksi dengan melarutkan sebagian batuan. Dalam pelaksaan acidizing terdapat 3 tahapan utama yaitu pre-flush, main flush, dan overflush. Pre-flush merupakan tahapan utama pada acidizing yang digunakan untuk menghilangkan material formasi dan mineral yang dapat bereaksi langsung dengan HCL. Chemical yang digunakan adalah HCL dengan konsentrasi 10 %. Setelah pre-flush, selanjutnya dilanjutkan dengan main flush dengan menggunakan chemical campuran HCL ( 10%) : HF (5%) yang bertujuan untuk melarutkan partikel-partikel (sileceous) yang membatasi permeabilitas disekitar lubang sumur. Setelah acid bereaksi dengan scale, selanjutnya dilakukan overflush untuk menghilangkan sisa-sisa pengasaman menggunakan brine dan 5% NH4CL. Indikator keberhasilan pelaksanaan acidizing dapat dilihat dari peningkatan rata-rata steam flow ( 6,9 Ton/hr ) sebelum dilakukannya acidizing menjadi (53.45 Ton/hr) sesudah acidizing, selain itu juga dari kurva inflow perfomance relationship ( IPR) juga dapat dilihat peningkatan pada laju alir massa maksimum uap yang dihasilkan sebesar 141,5 kg/s sebelum dilakukannya acidizing, menjadi 350,13 kg/s setelah dilakukannya acidizing, serta diikuti dengan peningkatan nilai productivity index dari 0,56 kg/s.bar sebelum acidizing menjadi 1,4 kg/s.bar sesudah acidizing. Evaluasi hasil acidizing pada sumur produksi sangat penting untuk dilakukan karena membantu memastikan efektivitas proses perbaikan produktivitas sumur serta mengidentifikasi potensi masalah yang dapat mempengaruhi kinerja jangka panjang suatu sumur. Dengan memantau evaluasi ini, perusahaan dapat mengoptimalkan produksi mereka dan mengurangi biaya perawatan yang tidak perlu.