{"title":"Berkumpul selama masa pandemi","authors":"Islamey Trisha Vasthi","doi":"10.61511/jpstd.v1i2.2024.178","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Covid-19 telah berada di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, selama kurang lebih 1 tahun lamanya. Kebijakan PSBB diambil untuk mengurangi lonjakan kasus yang semakin bertambah setiap harinya yang didukung dengan kebijakan lain. Pada 5 Juni 2020, pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan PSBB transisi yang menandai dimulainya era new normal. Tempat hiburan mulai dibuka oleh pemerintah dengan tujuan untuk memulihkan perekonomian.Masyrakat banyak yang pergi berlibur dan berkumpul di ruang-ruang pribadi dan tempat umum di sekitar tempat tinggal mereka walaupun anjuran dan bahaya panmedi masih ada. Metode penelitian yang dipergunakan adalah: observasi partisipan, in depth interview dan studi pustaka yang dilakukan dalam kurun waktu Oktober – Mei 2021, dengan dinamika kebijakan yang terjadi adalah PSBB transisi hingga PPKM Mikro. Lokasi pengambilan data ada Jalan Pelangi, Pejaten, Jakarta, indonesia dengan informan yang dipilih adalah ibu-ibu yang tinggal di Jalan Pelangi. Para ibu di Jalan Pelangi tetap melakukan aktivitas berkumpul bersama didasari oleh rasa trust terhadap sesama peserta perkumpulan. Beberapa kegiatan yang mereka lakukan bersama diantaranya senam, arisan dan berkumpul bersama. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan imunitas terhadap penyakit Covid-19. Untuk melindungi diri mereka dan menaati peraturan dari pemerintah, mereka tetap mempergunakan masker sebagai upaya untuk melindungi diri dari penyakit Covid-19, walaupun melanggar dari protokol dan himbauan pemerintah untuk tetap tinggal dirumah saja. Kenyataannya berkumpul di masa pandemi tidak hanya bicara mengenai minimnya informasi atau pengetahuan atau bahkan ketidakpedulian dari masyarakat saja, namun sangat kompleks hingga menyangkut kehidupan bertetangga dan skema kognitif yang dimiliki.","PeriodicalId":477176,"journal":{"name":"Journal of Placemaking and Streetscape Design","volume":"476 ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-01-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Placemaking and Streetscape Design","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.61511/jpstd.v1i2.2024.178","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Covid-19 telah berada di Indonesia, termasuk DKI Jakarta, selama kurang lebih 1 tahun lamanya. Kebijakan PSBB diambil untuk mengurangi lonjakan kasus yang semakin bertambah setiap harinya yang didukung dengan kebijakan lain. Pada 5 Juni 2020, pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan PSBB transisi yang menandai dimulainya era new normal. Tempat hiburan mulai dibuka oleh pemerintah dengan tujuan untuk memulihkan perekonomian.Masyrakat banyak yang pergi berlibur dan berkumpul di ruang-ruang pribadi dan tempat umum di sekitar tempat tinggal mereka walaupun anjuran dan bahaya panmedi masih ada. Metode penelitian yang dipergunakan adalah: observasi partisipan, in depth interview dan studi pustaka yang dilakukan dalam kurun waktu Oktober – Mei 2021, dengan dinamika kebijakan yang terjadi adalah PSBB transisi hingga PPKM Mikro. Lokasi pengambilan data ada Jalan Pelangi, Pejaten, Jakarta, indonesia dengan informan yang dipilih adalah ibu-ibu yang tinggal di Jalan Pelangi. Para ibu di Jalan Pelangi tetap melakukan aktivitas berkumpul bersama didasari oleh rasa trust terhadap sesama peserta perkumpulan. Beberapa kegiatan yang mereka lakukan bersama diantaranya senam, arisan dan berkumpul bersama. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan imunitas terhadap penyakit Covid-19. Untuk melindungi diri mereka dan menaati peraturan dari pemerintah, mereka tetap mempergunakan masker sebagai upaya untuk melindungi diri dari penyakit Covid-19, walaupun melanggar dari protokol dan himbauan pemerintah untuk tetap tinggal dirumah saja. Kenyataannya berkumpul di masa pandemi tidak hanya bicara mengenai minimnya informasi atau pengetahuan atau bahkan ketidakpedulian dari masyarakat saja, namun sangat kompleks hingga menyangkut kehidupan bertetangga dan skema kognitif yang dimiliki.