{"title":"Panggilan Dalam Kehidupan Membiara","authors":"Missiliana Riasnugrahani","doi":"10.55681/swarna.v3i2.1216","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Calon imam adalah seseorang yang mengikuti pendidikan untuk tujuan menjadi seorang imam. Mereka adalah pribadi yang menerima rahmat Tuhan dan bersedia menjawab panggilan Tuhan. Menjadi imam Katolik memiliki tantangan yang besar, oleh karena itu Gereja harus 'ketat' dalam memilih calon imam. Gereja bertanggung jawab dalam membina calon imam harus memastikan bahwa para calon imam itu telah 'dewasa dan matang secara emosional' sebelum mereka ditahbiskan. Salah satu pembinaan yang dilakukan adalah pembinaan kepribadian yang bertujuan agar para calon imam dapat mengenal dirinya, bakat dan minatnya, serta kelebihan dan kekurangannya. Kegiatan menggunakan metode psikoedukasi, yang meliputi kegiatan ceramah, studi kasus, diskusi kelompok, analisis film, dan refleksi. Melalui berbagai kegiatan ini diharapkan para calon imam dapat lebih mengenal diri dan minatnya, serta semakin memperkuat panggilannya. Dalam akhir kegiatan ini, calon imam semakin menyadari bahwa panggilan tidak mudah ditemukan, membutuhkan refleksi diri, mencoba suatu kegiatan, ketekunan dan berdialog dengan orang lain.","PeriodicalId":287922,"journal":{"name":"SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","volume":"62 15","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-17","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"SWARNA: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.55681/swarna.v3i2.1216","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Calon imam adalah seseorang yang mengikuti pendidikan untuk tujuan menjadi seorang imam. Mereka adalah pribadi yang menerima rahmat Tuhan dan bersedia menjawab panggilan Tuhan. Menjadi imam Katolik memiliki tantangan yang besar, oleh karena itu Gereja harus 'ketat' dalam memilih calon imam. Gereja bertanggung jawab dalam membina calon imam harus memastikan bahwa para calon imam itu telah 'dewasa dan matang secara emosional' sebelum mereka ditahbiskan. Salah satu pembinaan yang dilakukan adalah pembinaan kepribadian yang bertujuan agar para calon imam dapat mengenal dirinya, bakat dan minatnya, serta kelebihan dan kekurangannya. Kegiatan menggunakan metode psikoedukasi, yang meliputi kegiatan ceramah, studi kasus, diskusi kelompok, analisis film, dan refleksi. Melalui berbagai kegiatan ini diharapkan para calon imam dapat lebih mengenal diri dan minatnya, serta semakin memperkuat panggilannya. Dalam akhir kegiatan ini, calon imam semakin menyadari bahwa panggilan tidak mudah ditemukan, membutuhkan refleksi diri, mencoba suatu kegiatan, ketekunan dan berdialog dengan orang lain.