D. W. Kurniawidi, Teguh Ardianto, Siti Alaa, Kasnawi Alhadi, D. L. Dewi, RR. Delima S., S. Rahayu
{"title":"PEMANFAATAN DAUN JATI DAN DAUN MANGGA SEBAGAI SUMBER PEWARNA ALAMI UNTUK KAIN PADA PENGRAJIN TENUN LOMBOK BERBASIS GREEN TEKNOLOGI","authors":"D. W. Kurniawidi, Teguh Ardianto, Siti Alaa, Kasnawi Alhadi, D. L. Dewi, RR. Delima S., S. Rahayu","doi":"10.29303/abdiinsani.v11i1.1372","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Tengah merupakan salah satu destinasi wisata prioritas nasional berkelas dunia. Namun hingga saat ini belum ada branding produk tenun unggulan desa yang mampu berkontribusi signifikan untuk KEK Mandalika. Sehingga penting dilakukan kegiatan pengabdian ini, untuk melahirkan pioner wirausaha pengrajin tenun menuju \"TENUN LOMBOK, LOKAL MENGGLOBAL\". Untuk mencapai tujuan tersebut, kelompok pengrajin mengalami beberapa permasalahan (1) terbatasnya wawasan akan pentingnya pengembangan tenun untuk sektor wisata menuju pariwisata internasional dan (2) proses pewarnaan masih dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu yang lama dan tidak praktis.Permasalahan ini muncul akibat kurangnya SDM yang dimiliki oleh desa, padahal potensi SDA yang dimiliki sangat mendukung sentra industri tenun songket. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan peran akademisi untuk berinovasi memberikan solusi permasalahan berbasis green technology. Adapun solusi permasalahan yang akan ditawarkan yaitu (1) kegiatan membuka wawasan masyarakat akan pentingnya sektor pariwisata (2) diseminasi teknologi green sintesis menggunakan metode ekstraksi uap termodifikasi untuk menghasilkan serbuk pewarna alami yang didampingi oleh mahasiswa mata kuliah metode karakterisasi material (3 SKS). Agar kedua solusi dapat tersampaikan secara tepat, maka perlu dilakukan alur kegiatan yang sistematik terdiri dari (a) sosialisasi, pelatihan, (c) pendampingan, serta (d) monitoring dan evaluasi. Telah dilakukan serangkaian kegiatan, diharapkan keterampilan pengrajin akan meningkat sehingga mampu mandiri memproduksi serbuk pewarna dari berbagai SDA lokal yang ada dan mampu bersaing secara internasional. Sebagai tambahan jenis daun berbeda akan menghasilkan pigmen warna berbeda. Perbedaan proses dan teknik pewarnaan akan menghasilkan benang katun dengan kualitas yang berbeda. Secara umum, pewarna alami selalu menghasilkan warna-warna lembut (soft).","PeriodicalId":506115,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Insani","volume":"6 5","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Abdi Insani","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v11i1.1372","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Lombok Tengah merupakan salah satu destinasi wisata prioritas nasional berkelas dunia. Namun hingga saat ini belum ada branding produk tenun unggulan desa yang mampu berkontribusi signifikan untuk KEK Mandalika. Sehingga penting dilakukan kegiatan pengabdian ini, untuk melahirkan pioner wirausaha pengrajin tenun menuju "TENUN LOMBOK, LOKAL MENGGLOBAL". Untuk mencapai tujuan tersebut, kelompok pengrajin mengalami beberapa permasalahan (1) terbatasnya wawasan akan pentingnya pengembangan tenun untuk sektor wisata menuju pariwisata internasional dan (2) proses pewarnaan masih dengan metode konvensional yang membutuhkan waktu yang lama dan tidak praktis.Permasalahan ini muncul akibat kurangnya SDM yang dimiliki oleh desa, padahal potensi SDA yang dimiliki sangat mendukung sentra industri tenun songket. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan peran akademisi untuk berinovasi memberikan solusi permasalahan berbasis green technology. Adapun solusi permasalahan yang akan ditawarkan yaitu (1) kegiatan membuka wawasan masyarakat akan pentingnya sektor pariwisata (2) diseminasi teknologi green sintesis menggunakan metode ekstraksi uap termodifikasi untuk menghasilkan serbuk pewarna alami yang didampingi oleh mahasiswa mata kuliah metode karakterisasi material (3 SKS). Agar kedua solusi dapat tersampaikan secara tepat, maka perlu dilakukan alur kegiatan yang sistematik terdiri dari (a) sosialisasi, pelatihan, (c) pendampingan, serta (d) monitoring dan evaluasi. Telah dilakukan serangkaian kegiatan, diharapkan keterampilan pengrajin akan meningkat sehingga mampu mandiri memproduksi serbuk pewarna dari berbagai SDA lokal yang ada dan mampu bersaing secara internasional. Sebagai tambahan jenis daun berbeda akan menghasilkan pigmen warna berbeda. Perbedaan proses dan teknik pewarnaan akan menghasilkan benang katun dengan kualitas yang berbeda. Secara umum, pewarna alami selalu menghasilkan warna-warna lembut (soft).