Ananda Wahidah, H. Zm, Syafruddin, Muhammad Ilyas, Imam Malik, Syifa Miftahul Amalia
{"title":"PENERAPAN NILAI-NILAI MULTIKULTURAL GUNA MENCEGAH PRAKTEK BULLYING PADA SISWA DI SMA MATARAM","authors":"Ananda Wahidah, H. Zm, Syafruddin, Muhammad Ilyas, Imam Malik, Syifa Miftahul Amalia","doi":"10.29303/abdiinsani.v11i1.1367","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Bullying merupakan kasus problematik di lingkungan sekolah, dan biasanya tindakan perundungan ini dilakukan oleh teman sebaya, yang melibatkan tindak kekerasan fisik maupun psikis. Tindakan ini terjadi karena adanya dorongan untuk meraih dan mempertahankan status sosial yang tinggi di lingkungan teman sebaya. Dampak bullying bisa berupa gangguan fisik hingga psikis. Ada beberapa kebijakan terkait anti bullying, namun hal tersebut tidak bisa meminimalisir kasus yang telah terjadi. Selain kebijakan, upaya preventif juga perlu dilakukan dan diimplementasikan untuk mencegah perilaku bullying, salah satunya melalui penanaman nilai multikultural pada siswa SMA di Kota Mataram. Oleh karena itu kegiatan pemberdayaan melalui sosialisasi nilai-nilai multikultural ini kami inisiasi sebagai salah satu bentuk upaya preventif untuk meminimalisir tindak perundungan di kalangan siswa pada sekolah menengah atas. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui sosialisasi dengan berdiskusi secara langsung dimulai dari presentasi materi, tanya-jawab, diskusi, dan evaluasi. Hasil kuesioner sebelum dilakukan pengabdian menunjukkan bahwa pengetahuan siswa di sekolah menengah atas Kota Mataram mengenai bullying hanya 31,8% siswa yang mengetahui bentuk-bentuk bullying, sementara 68,2% siswa tidak mengetahui bentuk-bentuk bullying. Terkait pemahaman multikulturalisme, persentase siswa sekolah menengah atas di Kota Mataram yang mengetahui hanya 50.1%, sementara sisanya 49.9.% tidak mengetahui pemahaman mengenai multikulturalisme. Selain itu bahwa 100% dari siswa di SMA Kota Mataram belum pernah mengikuti sosialisasi nilai-nilai multikultural, dan sebanyak 59.1% siswa belum pernah mengikuti sosialisasi terkait bullying, sementara 40,9% siswa sudah pernah mengikuti sosialisasi mengenai pencegahan bullying. Setelah dilakukan pengabdian dan sosialisasi, pemahaman siswa bertambah terutama dalam bullying dan multikultural, selain itu sebanyak 83,3% siswa sudah tahu dan paham dampak yang ditimbulkan dari bullying dan sangat siap untuk mengimpementasikan sikap dan nilai multikultural untuk mencegah bullying di lingkungan sekolah.","PeriodicalId":506115,"journal":{"name":"Jurnal Abdi Insani","volume":"219 S708","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Abdi Insani","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29303/abdiinsani.v11i1.1367","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Bullying merupakan kasus problematik di lingkungan sekolah, dan biasanya tindakan perundungan ini dilakukan oleh teman sebaya, yang melibatkan tindak kekerasan fisik maupun psikis. Tindakan ini terjadi karena adanya dorongan untuk meraih dan mempertahankan status sosial yang tinggi di lingkungan teman sebaya. Dampak bullying bisa berupa gangguan fisik hingga psikis. Ada beberapa kebijakan terkait anti bullying, namun hal tersebut tidak bisa meminimalisir kasus yang telah terjadi. Selain kebijakan, upaya preventif juga perlu dilakukan dan diimplementasikan untuk mencegah perilaku bullying, salah satunya melalui penanaman nilai multikultural pada siswa SMA di Kota Mataram. Oleh karena itu kegiatan pemberdayaan melalui sosialisasi nilai-nilai multikultural ini kami inisiasi sebagai salah satu bentuk upaya preventif untuk meminimalisir tindak perundungan di kalangan siswa pada sekolah menengah atas. Kegiatan pengabdian ini dilaksanakan melalui sosialisasi dengan berdiskusi secara langsung dimulai dari presentasi materi, tanya-jawab, diskusi, dan evaluasi. Hasil kuesioner sebelum dilakukan pengabdian menunjukkan bahwa pengetahuan siswa di sekolah menengah atas Kota Mataram mengenai bullying hanya 31,8% siswa yang mengetahui bentuk-bentuk bullying, sementara 68,2% siswa tidak mengetahui bentuk-bentuk bullying. Terkait pemahaman multikulturalisme, persentase siswa sekolah menengah atas di Kota Mataram yang mengetahui hanya 50.1%, sementara sisanya 49.9.% tidak mengetahui pemahaman mengenai multikulturalisme. Selain itu bahwa 100% dari siswa di SMA Kota Mataram belum pernah mengikuti sosialisasi nilai-nilai multikultural, dan sebanyak 59.1% siswa belum pernah mengikuti sosialisasi terkait bullying, sementara 40,9% siswa sudah pernah mengikuti sosialisasi mengenai pencegahan bullying. Setelah dilakukan pengabdian dan sosialisasi, pemahaman siswa bertambah terutama dalam bullying dan multikultural, selain itu sebanyak 83,3% siswa sudah tahu dan paham dampak yang ditimbulkan dari bullying dan sangat siap untuk mengimpementasikan sikap dan nilai multikultural untuk mencegah bullying di lingkungan sekolah.