Kiswara Agung Santoso, Agustina Pradjaningsih, Erick Delenia
{"title":"Pengaman Teks dengan Kombinasi Metode Electronic Code Book (ECB) dan Kode Seven Segment Display","authors":"Kiswara Agung Santoso, Agustina Pradjaningsih, Erick Delenia","doi":"10.25126/jtiik.20241117448","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Layanan media sosial merupakan salah satu contoh perkembangan teknologi di bidang informasi. Salah satu cara meningkatkan sistem keamanan yaitu digunakannya ilmu kriptografi. Sudah banyak penelitian yang menghasilkan algoritma kriptografi, mulai dari algoritma yang baru, modifikasi algoritma bahkan kombinasi dari beberapa algoritma. Berdasarkan kebiasaan algoritma tersebut hacker tentu akan mencari celah untuk melakukan dekripsi dengan cara mencari algoritma dasar dari proses enkripsi untuk kemudian melakukan hack. Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti ingin melakukan modifikasi bukan pada algoritma pembentuknya melainkan modifikasi dari konversi system bilangan basis 2 berdasarkan Seven Segment Display. Salah satu metode yang sering digunakan untuk proses enkripsi yaitu metode Electronic Code Book (ECB). Seven Segment Display merupakan sebuah tampilan yang terbentuk dari tujuh kelompok segmen LED (Light Emitting Diode) yang dirangkai sedemikian sehingga membentuk angka–angka dari 0 hingga 9. Segmen LED dinotasikan dengan 1 jika menyala dan 0 jika mati, pola tersebut dapat digunakan untuk memanipulasi bit biner 7 bit khususnya karakter angka 0 hingga 9. Modifikasi terletak pada proses pembentukan bit kunci yang dibangkitkan berdasarkan aturan Seven Segment Display. Aturan ini digunakan untuk mengganti nilai bit, bila pada umumnya nilai bit didapat dari sistem bilangan basis 2 maka disini nilai bit didapat dari aturan seven segment display dan inilah yang merupakan state of the art dari penelitian ini karena belum pernah digunakan sebelumnya. Hasil penerapannya menunjukkan bahwa data yang dienkripsi menghasilkan chiperteks acak berupa karakter printable pada ASCII dan chiperteks dapat dikembalikan secara utuh tanpa ada informasi yang hilang. ","PeriodicalId":32501,"journal":{"name":"Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer","volume":"6 17","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25126/jtiik.20241117448","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Layanan media sosial merupakan salah satu contoh perkembangan teknologi di bidang informasi. Salah satu cara meningkatkan sistem keamanan yaitu digunakannya ilmu kriptografi. Sudah banyak penelitian yang menghasilkan algoritma kriptografi, mulai dari algoritma yang baru, modifikasi algoritma bahkan kombinasi dari beberapa algoritma. Berdasarkan kebiasaan algoritma tersebut hacker tentu akan mencari celah untuk melakukan dekripsi dengan cara mencari algoritma dasar dari proses enkripsi untuk kemudian melakukan hack. Untuk mengantisipasi hal tersebut peneliti ingin melakukan modifikasi bukan pada algoritma pembentuknya melainkan modifikasi dari konversi system bilangan basis 2 berdasarkan Seven Segment Display. Salah satu metode yang sering digunakan untuk proses enkripsi yaitu metode Electronic Code Book (ECB). Seven Segment Display merupakan sebuah tampilan yang terbentuk dari tujuh kelompok segmen LED (Light Emitting Diode) yang dirangkai sedemikian sehingga membentuk angka–angka dari 0 hingga 9. Segmen LED dinotasikan dengan 1 jika menyala dan 0 jika mati, pola tersebut dapat digunakan untuk memanipulasi bit biner 7 bit khususnya karakter angka 0 hingga 9. Modifikasi terletak pada proses pembentukan bit kunci yang dibangkitkan berdasarkan aturan Seven Segment Display. Aturan ini digunakan untuk mengganti nilai bit, bila pada umumnya nilai bit didapat dari sistem bilangan basis 2 maka disini nilai bit didapat dari aturan seven segment display dan inilah yang merupakan state of the art dari penelitian ini karena belum pernah digunakan sebelumnya. Hasil penerapannya menunjukkan bahwa data yang dienkripsi menghasilkan chiperteks acak berupa karakter printable pada ASCII dan chiperteks dapat dikembalikan secara utuh tanpa ada informasi yang hilang.