Wignyo Tanto, Erastus Sabdono, Albertus Daniel, William Takain, Stephanie Erastus
{"title":"Persahabatan dalam Perspektif Platonis: Sebuah Refleksi bagi Pemuda Kristiani","authors":"Wignyo Tanto, Erastus Sabdono, Albertus Daniel, William Takain, Stephanie Erastus","doi":"10.47131/jtb.v6i2.202","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pemuda yang bereksistensi dan memaknai relasinya secara horizontal, sangat perlu memahami makna dari relasinya, tentu dalam persahabatannya. Permasalahan mendasarnya adalah pemuda lebih memprioritaskan resiprositas di dalam relasi persahabatannya, ketimbang nilai “Kebaikan”. Persahabatan dalam pandangan Platon dapat diibaratkan sebagai suatu segitiga, di mana tingkat resiprositas antar pelaku memiliki sifat yang relatif, bukan yang utama. Untuk mengetahui permasalah yang samar-samar, peneliti menggunakan Metode Gap dan pendekatan studi kepustakaan. Hasil dari pembahasan ini, pemuda Kristen yang memaknai eksistensinya dalam berelasi, ia tidak terbelenggu dalam relasi horizontal semata, melainkan mereka bersama-sama mengejar relasi vertikal “Tuhan”. Pemuda Kristen yang melibatkan Tuhan di dalam relasi persahabatannya akan melampaui relasi epithumia dan thumos, relasi mereka akan berada pada level logistikon.","PeriodicalId":168861,"journal":{"name":"JURNAL TERUNA BHAKTI","volume":"39 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-02","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL TERUNA BHAKTI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47131/jtb.v6i2.202","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Pemuda yang bereksistensi dan memaknai relasinya secara horizontal, sangat perlu memahami makna dari relasinya, tentu dalam persahabatannya. Permasalahan mendasarnya adalah pemuda lebih memprioritaskan resiprositas di dalam relasi persahabatannya, ketimbang nilai “Kebaikan”. Persahabatan dalam pandangan Platon dapat diibaratkan sebagai suatu segitiga, di mana tingkat resiprositas antar pelaku memiliki sifat yang relatif, bukan yang utama. Untuk mengetahui permasalah yang samar-samar, peneliti menggunakan Metode Gap dan pendekatan studi kepustakaan. Hasil dari pembahasan ini, pemuda Kristen yang memaknai eksistensinya dalam berelasi, ia tidak terbelenggu dalam relasi horizontal semata, melainkan mereka bersama-sama mengejar relasi vertikal “Tuhan”. Pemuda Kristen yang melibatkan Tuhan di dalam relasi persahabatannya akan melampaui relasi epithumia dan thumos, relasi mereka akan berada pada level logistikon.