Tunjuk ajar Melayu terhadap pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dan legenda Ketobong Keramat sebagai kearifan budaya Melayu

Tika Afrilla, Yeti Mulyati
{"title":"Tunjuk ajar Melayu terhadap pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dan legenda Ketobong Keramat sebagai kearifan budaya Melayu","authors":"Tika Afrilla, Yeti Mulyati","doi":"10.26555/jg.v6i1.8160","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini mengkaji cerita Mambang Linau dari Bengkalis dan Legenda Ketobong Keramat yang berasal dari Pelalawan. Kedua cerita ini muncul dan hidup dalam lingkungan masyarakat Melayu. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan 1) perbandingan sinopsis cerita rakyat Mambang Linau dan Legenda Ketobong Keramat, 2) perbandingan penggambaran ketaatan kepada pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dan Legenda Ketobong Keramat, dan 3) tunjuk ajar Melayu terhadap pemimpin sebagai kearifan budaya Melayu. Jenis penelitian ini deskriptif komparatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, sedangkan teknik analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif komparatif. Adapun hasil yang diperoleh kedua cerita ini memiliki kesamaan terutama dalam menaati perintah pemimpin atau raja. Perbedaannya yaitu: 1) taat kepada pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dilakukan dengan sukarela demi menjunjung titah raja dan tuah atau kemakmuran negeri sehingga patuh kepada pemimpin merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt., sedangkan dalam Legenda Ketobong Keramat taat kepada pemimpin memiliki motif karena terpaksa dan takut akan ancaman yang diberikan raja jika tidak taat. 2) Cerita Mambang Linau tentang kisah perjalanan hidup Bujang Enok dan Mambang Linau yang akhirnya berpisah karena melanggar amanah demi menaati perintah pemimpin untuk menari, sedangkan dalam Legenda Ketobong Keramat mengisahkan kehidupan Bomo Sakti yang melanggar syarat dan amanah dari gurunya karena ancaman raja. Kedua cerita ini merupakan khazanah dari kearifan lokal Melayu, berisi tentang tunjuk ajar yang dapat diwariskan kepada generasi bangsa untuk memupuk nilai karakter yang sudah ada. Tunjuk ajar Melayu juga perlu digali manfaatnya untuk menyampaikan nasihat, petuah, dalam syair, pantun, ungkapan, dan pepatah sehingga diharapkan dapat mewujudkan manusia bertuah.","PeriodicalId":298861,"journal":{"name":"Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)","volume":"1975 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Genre (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26555/jg.v6i1.8160","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

Abstract

Penelitian ini mengkaji cerita Mambang Linau dari Bengkalis dan Legenda Ketobong Keramat yang berasal dari Pelalawan. Kedua cerita ini muncul dan hidup dalam lingkungan masyarakat Melayu. Tujuan penelitian ini mendeskripsikan 1) perbandingan sinopsis cerita rakyat Mambang Linau dan Legenda Ketobong Keramat, 2) perbandingan penggambaran ketaatan kepada pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dan Legenda Ketobong Keramat, dan 3) tunjuk ajar Melayu terhadap pemimpin sebagai kearifan budaya Melayu. Jenis penelitian ini deskriptif komparatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi pustaka, sedangkan teknik analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif komparatif. Adapun hasil yang diperoleh kedua cerita ini memiliki kesamaan terutama dalam menaati perintah pemimpin atau raja. Perbedaannya yaitu: 1) taat kepada pemimpin dalam cerita rakyat Mambang Linau dilakukan dengan sukarela demi menjunjung titah raja dan tuah atau kemakmuran negeri sehingga patuh kepada pemimpin merupakan ungkapan rasa syukur kepada Allah Swt., sedangkan dalam Legenda Ketobong Keramat taat kepada pemimpin memiliki motif karena terpaksa dan takut akan ancaman yang diberikan raja jika tidak taat. 2) Cerita Mambang Linau tentang kisah perjalanan hidup Bujang Enok dan Mambang Linau yang akhirnya berpisah karena melanggar amanah demi menaati perintah pemimpin untuk menari, sedangkan dalam Legenda Ketobong Keramat mengisahkan kehidupan Bomo Sakti yang melanggar syarat dan amanah dari gurunya karena ancaman raja. Kedua cerita ini merupakan khazanah dari kearifan lokal Melayu, berisi tentang tunjuk ajar yang dapat diwariskan kepada generasi bangsa untuk memupuk nilai karakter yang sudah ada. Tunjuk ajar Melayu juga perlu digali manfaatnya untuk menyampaikan nasihat, petuah, dalam syair, pantun, ungkapan, dan pepatah sehingga diharapkan dapat mewujudkan manusia bertuah.
作为马来文化智慧的 Mambang Linau 民间传说和 Ketobong Keramat 传说中马来人对领导人的态度
本研究探讨了 Bengkalis 的 Mambang Linau 故事和 Pelalawan 的 Ketobong Keramat 传说。这两个故事都在马来社区中出现和流传。本研究的目的是描述:1)《Mambang Linau》和《Ketobong Keramat 传说》民间故事梗概的比较;2)《Mambang Linau》和《Ketobong Keramat 传说》民间故事中对服从领袖的描写的比较;3)作为马来文化智慧的马来人对领袖的教导。这类研究属于比较描述性研究。采用的数据收集技术是文献研究法,而数据分析技术是比较描述法。这两个故事得出的结果有相似之处,尤其是在服从领导或国王的命令方面。不同之处在于1)在 Mambang Linau 民间故事中,服从领袖是自愿的,是为了维护国王的命令和国家的繁荣,因此服从领袖是对真主的感激,而在《Ketobong Keramat 传说》中,服从领袖是有动机的,因为它是被迫的,害怕如果不服从就会受到国王的威胁。2)Mambang Linau 的故事讲述的是 Bujang Enok 和 Mambang Linau 的人生历程,他们最终因为违反服从领袖的舞蹈命令而分离;而 Ketobong Keramat 传说讲述的是 Bomo Sakti 因为国王的威胁而违反老师的条件和命令。这两个故事是马来地方智慧的瑰宝,其中包含的教诲可以传给国家的下一代,以培养现有的人格价值观。马来语中的 "箴言"(tunjuk ajar)在诗歌、韵文、表达方式和谚语中传达了忠告和建议,人们期待它能实现人类的幸运。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
求助全文
约1分钟内获得全文 求助全文
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
确定
请完成安全验证×
copy
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
右上角分享
点击右上角分享
0
联系我们:info@booksci.cn Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。 Copyright © 2023 布克学术 All rights reserved.
京ICP备2023020795号-1
ghs 京公网安备 11010802042870号
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术官方微信