Penerapan Teknik Kompensatori Postural Chin-Tuck Pada Latihan Menelan Terhadap Peningkatan Kemampuan Menelan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Menelan
{"title":"Penerapan Teknik Kompensatori Postural Chin-Tuck Pada Latihan Menelan Terhadap Peningkatan Kemampuan Menelan Pada Pasien Stroke Non Hemoragik Dengan Gangguan Menelan","authors":"Ridzka Ayyanun Zabitha","doi":"10.36418/syntax-literate.v9i3.15361","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"\n \n \nPenelitian ini mengungkapkan bahwa 27% pasien stroke mengalami gangguan menelan akut, yang dapat meningkatkan risiko pneumonia akibat silent aspiration. Teknik chin-tuck dapat diterapkan sebagai intervensi kompensatori untuk meningkatkan kemampuan menelan dan mencegah perburukan kondisi klinis. Studi kasus dengan 3 pasien stroke non-hemoragik menunjukkan bahwa intervensi chin-tuck berhasil meningkatkan kemampuan menelan dari <60 menjadi >70. Penelitian juga mengidentifikasi perbedaan fisiologi menelan antara pasien stroke hemisfer kiri dan kanan, yang dapat menyebabkan disfagia. Korelasi antara elevasi laring, gangguan kapsul eksternal, dan internal juga ditemukan. Stroke diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk gangguan menelan, serta manifestasi klinis berupa gangguan komunikasi dan kelumpuhan wajah. Kesimpulannya, penelitian ini menyoroti pentingnya memahami hubungan antara tingkat keparahan stroke dan fisiologi gangguan menelan, serta menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor kontribusi pada disfagia. Intervensi chin-tuck dapat diimplementasikan secara mandiri dengan latihan dua kali sehari, memberikan dampak positif pada peningkatan kemampuan menelan pada pasien stroke non-hemoragik dengan gangguan menelan. \n \n \n","PeriodicalId":510711,"journal":{"name":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","volume":"25 6","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-03-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Syntax Literate ; Jurnal Ilmiah Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36418/syntax-literate.v9i3.15361","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
Abstract
Penelitian ini mengungkapkan bahwa 27% pasien stroke mengalami gangguan menelan akut, yang dapat meningkatkan risiko pneumonia akibat silent aspiration. Teknik chin-tuck dapat diterapkan sebagai intervensi kompensatori untuk meningkatkan kemampuan menelan dan mencegah perburukan kondisi klinis. Studi kasus dengan 3 pasien stroke non-hemoragik menunjukkan bahwa intervensi chin-tuck berhasil meningkatkan kemampuan menelan dari <60 menjadi >70. Penelitian juga mengidentifikasi perbedaan fisiologi menelan antara pasien stroke hemisfer kiri dan kanan, yang dapat menyebabkan disfagia. Korelasi antara elevasi laring, gangguan kapsul eksternal, dan internal juga ditemukan. Stroke diidentifikasi sebagai faktor risiko untuk gangguan menelan, serta manifestasi klinis berupa gangguan komunikasi dan kelumpuhan wajah. Kesimpulannya, penelitian ini menyoroti pentingnya memahami hubungan antara tingkat keparahan stroke dan fisiologi gangguan menelan, serta menekankan perlunya penelitian lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor kontribusi pada disfagia. Intervensi chin-tuck dapat diimplementasikan secara mandiri dengan latihan dua kali sehari, memberikan dampak positif pada peningkatan kemampuan menelan pada pasien stroke non-hemoragik dengan gangguan menelan.